Senin, 30 September 2024

Sejarah Sepak Bola Indonesia (32): Marga Pemain Timnas Naturalisasi Indonesia; Paes Haye Verdonk Tjoa-A-On Pattynama Piroe


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Sepak Bola Indonesia di blog ini Klik Disini

Marga adalah family name yang kemudian menjadi nama belakang. Marga awalnya adalah suatu kelompok kekerabatan (hubungan darah) seperti di Tanah Batak, yang kemudia terminology ini menjadi bersifat generic untuk kata lain family name. Sebagai suatu family name, dan kemudian menjadi nama belakang setiap orang, pada dasarnya setiap orang/keluarga/sekerabat bisa membuat family name baik secara independent maupun yang disahkan di pengadilan. 


Nama Hindia Belanda dan nama Indonesia menunjukkan suatu rezim yang berkuasa di wilayah/tanah (land) yang sama. Yang berubah adalah rezimnya, tanahnya tetap tidak berubah. Harus pula diingat di tanah yang sama juga pernah berkuasa Inggris dan Jepang. Dalam konteks inilah Indonesia masa kini sebagai nama suatu tanah, suatu bangsa dan suatu bahasa. Di laman Wikipedia, Timnas Indonesia pada era Hindia Belanda pada tahun 1938 diberi tanda bendera Hindia/Belanda. Lalu bagaimana dengan naturalisasi? Pada era Hindia Belanda sudah ada naturalisasi dan pada era Republik Indonesia juga ada naturalisasi. Untuk aturan naturalisasi di Indonesia, dengan kriteria tertentu paling tidak sudah lima tahun tinggal. Namun untuk yang memiliki darah Indonesia (kakek/nenek dan ayah/ibu) bisa langsung dinaturalisasi. Yang disebut darah Indonesia juga termasuk yang moyangnya lahir di Hindia Belanda/Indonesia meski bukan terikat dengan darah penduduk local. 

Lantas bagaimana sejarah marga pemain Timnas naturalisasi di Indonesia? Seperti disebut di atas. marga adalah nama family name. Orang Eropa umumnya sangat peduli dengan marga/family name di belakang nama seperi Faes, Haye dan Verdonk. Penduduk Indonesia sejak Hindia Belanda (Cina, Arab dan pribumi) mulai mengadopsi nama family name di belakang nama, yang mana bagi orang Batak cukup dengan menambahkan nama marganya saja. Dalam konteks inilah kita juga membicarakan marga Tjoa-A-On dan Pattinama. Lalu bagaimana sejarah marga pemain Timnas naturalisasi di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.                                                                          

Marga Pemain Timnas Naturalisasi di Indonesia; Paes, Haye, Verdonk, Tjoa-A-On, Pattynama dan Piroe

Tunggu deskripsi lengkapnya

Paes, Haye, Verdonk, Tjoa-A-On, Pattinama, Piroe: Kediri, Semarang, Sigli, Ambon, Soerabaja, Jember, Solo, Poerworedjo dan Piroe

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar