*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini
Danau Matano dapat
dikatakan sebagai salah satu danau purba. Danau pedalaman di dataran tinggi
Sulawesi bagian tengah ini terbilang danau dalam (kedalamannya berada di bawah
permukaan laut). Di kawasan danau Matano inilah sejak tempo doeloe berada suku
Padoe, suku yang dapat dikatakan termasuk penduduk asli Sulawesi. Pada masa
kini di sekitar danau terdapat perusahaan tambang nikel terkenal PT
International Nickel Indonesia (PT Inco) yang pernah dipimpin oleh Dr. Ir. Arif
Siregar.
Danau
Matano adalah sebuah danau tektonik dengan ukuran panjang 28 Km dan lebar 8 Km.
Danau Matano berada sekitar 50 km dari kota Malili (ibu kota kabupaten Luwu
Timur). Danau Matano memiliki kedalaman 590 M yangh mana permukaan air danau
berada pada ketinggian 382 M di atas permukaan laut (208 M cryptodepression). Menurut
WWF, danau ini adalah danau terdalam di Asia Tenggara serta terdalam kedelapan
di dunia. Danau Matano terbentuk
dari patahan (strike-slip fault) akibat aktivitas tektonik yang terjadi pada
masa Pleosen yang umurnya diperkirakan berkisar antara 1-4 juta tahun. Berdasarkan
analisis karakteristik endapan, danau Matano merupakan danau tertua di antara
empat danau lainnya yang membentuk sistem danau Malili (Towuti, Mahalona,
Masapi, Lontoa). Dengan umur mencapai jutaan tahun, danau Matano merupakan
salah satu danau purba di dunia. Sampai saat ini para ilmuwan telah
mengidentifikasi setidaknya 10 danau purba di dunia antara lain, danau Matano, danau
Poso, danau Biwa, danau Baikal, danau Kaspia, danau Tanganyika, danau Victoria,
danau Malawi, danau Ohrid dan danau Titicaca.
Lantas
bagaimana sejarah danau Matano di kecamatan Nuha dan suku Padoe di kabupaten Luwu
Timur? Pada masa ini suku Padoe (To Padoe) tersebar di berbagai kecamatan,
antara lain kecamatan Angkola, Wasuponda, Malili, Nuha,
Towuti, dan Mangkutana yang diperkirakan sekitar 22.000 jiwa. Lalu bagaimana suku
Padoe berawal? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.