Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Hanya ada dua orang Indonesia yang pernah mendapat nama julukan terhormat dari luar negeri. Yang pertama adalah Parada Harahap tahun 1933 dijuluki oleh pers Jepang sebagai The King of Java Press (De Indische courant, 29-12-1933). Yang kedua adalah Soekarno dijuluki oleh pers Amerika Serikat tahun 1956 sebagai George Washington van Indonesia (De nieuwsgier, 16-05-1956). Julukan ini sangat beralasan. Parada Harahap menyatukan Boedi Oetomo (Jawa) dalam Indonesia melawan imperialis kolonial Belanda. Selanjutnya, Soekarno memimpin Indonesia untuk menyatukan dunia melawan paham imperialis. Parada Harahap memimpin orang Indonesia pertama ke Jepang, 1933 dan kemudian Soekarno memimpin pemerintah Indonesia pertama ke Amerika Serikat, 1956. Parada Harahap adalah mentor politik praktis Ir. Soekarno.
Hanya ada dua orang Indonesia yang pernah mendapat nama julukan terhormat dari luar negeri. Yang pertama adalah Parada Harahap tahun 1933 dijuluki oleh pers Jepang sebagai The King of Java Press (De Indische courant, 29-12-1933). Yang kedua adalah Soekarno dijuluki oleh pers Amerika Serikat tahun 1956 sebagai George Washington van Indonesia (De nieuwsgier, 16-05-1956). Julukan ini sangat beralasan. Parada Harahap menyatukan Boedi Oetomo (Jawa) dalam Indonesia melawan imperialis kolonial Belanda. Selanjutnya, Soekarno memimpin Indonesia untuk menyatukan dunia melawan paham imperialis. Parada Harahap memimpin orang Indonesia pertama ke Jepang, 1933 dan kemudian Soekarno memimpin pemerintah Indonesia pertama ke Amerika Serikat, 1956. Parada Harahap adalah mentor politik praktis Ir. Soekarno.
Tiga orang revolusioner pertama Indonesia |
Bagaimana
kisah persahabatan dua tokoh utama revolusioner Indonesia ini sejak muda hingga
tua? Parada Harahap adalah mentor politik praktis Soekarno. Parada Harahap sejak
1927 telah menggadang-gadang Soekarno dan Hatta untuk menjadi pemimpin
Indonesia. Dan, itu terbukti. Pada tahun 1954, ketika Indonesia belum memiliki
Rencana Pembangunan (baca: Repelita), Presiden Soekarno dan Wakil Presiden
Mohammad Hatta mengangkat Parada Harahap untuk memimpin delegasi Indonesia untuk
studi banding ke 14 negara di Eropa (minus Belanda). Hasil laporan studi
banding ini menjadi buku Repelita pertama Indonesia. Pada tahun 1956 giliran Soekarno yang memimpin
Indonesia ke Amerika Serikat.