*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Manado dalam blog ini Klik Disini
Sejarah pendidikan di Residentie Manado,
sesungguhnya sudah berlangsung lama. Guru-gurunya adalah lulusan sekolah guru yang
diselenggarakan oleh zending di Ambon (dibuka pada tahun 1834). Lalu dalam
perkembangannya Pemerintah Hindia Belanda kurang memadai untuk kebutuhan
pemerintah. Oleh karena itu sekolah guru zending di Ambon ditutup pada tahun
1864. Namun pemerintah tidak segera membangun sekolah guru yang baru.
Dampaknya, pendidikan di Residentie Manado seakan mati suri.
Berdasarkan Keputusan Raja Belanda tanggal 30 September 1848
Pemerintah Hindia Belanda akan mulai menyelenggarakan pendidikan bagi pribumi
di sejumlah tempat. Sebelumnya sudah ada inisiatif mendatangkan guru-guru dari
Belanda termasuk kepala sekolah dan mahasiwa yang akan turut membantu. Untuk
lebih memperbanyak guru di Soerakarta pada tahun 1851 didirikan sekolah guru
(kweekschool) yang dipimpin oleh Dr. Palmer van den Broek. Pada tahun 1856 atas
saran Buddingh, Asisten Residen JAW van Ophuijsen di Fort de Kock mendirikan
sekolah guru (kweekschool). Pada tahun 1857 seorang lulusan sekolah dasar di
Panjaboengan, onderafdeeeling Mandailing en Angkola, Residentie Tapanoeli Si
Sati [Nasoetion] melanjutkan studi ke Belanda untuk mendapatkan akta guru dan
lulus tahun 1860, Pada tahun 1861 guru muda tersebut Si Sati alias Willem
Iskander pulang ke kampong halaman dan pada tahun 1862 mendirikan sekolah guru
di Tanobato, onderafdeeeling Mandailing. Pada tahun 1865 Kweekschool Tanobato
diakui pemerintah dan kemudian diakuisisi sebagai sekolah guru negeri ketiga di
Hindia Belanda.
Lantas bagaimana kelanjutan penyelenggaraan
pendidikan di Residentie Manado?
Yang jelas pendidikan
di Residentie Manado bukan terletak pada semangat belajar anak-anak dalam
bersekolah, melainkan sistem pendidikan yang diterima mereka kurang memadai.
Meski sekolah-sekolah zending sudah lama ada, tetapi kenyataannya, jika tidak
ingin dikatakan tidak ada artinya, tidak dapat diperbandingkan dengan
sekolah-sekolah yang belum lama diselenggarakan pemerintah di beberapa tempat.
Okelah itu, satu hal dan hal lain yang lebih penting adalah bagaimana
selanjutnya. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.