Rabu, 26 Agustus 2020

Sejarah Manado (9): Marie Thomas, Dokter Perempuan Pertama Indonesia dan Doktor Perempuan Pertama Ida Loemongga (1930)

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Manado dalam blog ini Klik Disini 

Dalam dunia kesehatan dan kedokteran Indonesia, nama Marie Thomas sangat terkenal. Marie Thomas adalah perempuan pribumi pertama yang memasuki pendidikan kedokteran. Marie Thomas diterima di sekolah kedoktera STOVIA di Batavia pada tahun 1912. Dari puluhan mahasiswa STOVIA, hanya Marie Thomas seorang diri perempuan.

Pada tahun 1903 seorang gadis muda, siswa di sekolah guru (kweekschool) Fort de Kock harus meninggalkan pendidikannya karena seorang pemuda yang baru ditempatkan di Padang melamarnya. Gadis muda tersebut bernama Alimatoe Saadi’ah. Sedangkan pemuda tersebut bernama Haroen Al Rasjid, dokter baru lulusan sekolah kedokteran di Batavia (Docter Djawa School). Alimatoe Saadi’ah sebelum mengikuti sekolah guru adalah lulusan sekolah Eropa (ELS) di Padang, perempuan pribumi pertama yang mendapatkan pendidikan Eropa. Alimatoe Saadi’ah adalah putri seorang pengusaha persuratkabaran di kota Padang.

Lantas bagaimana kelanjutan studi Marie Thomas? Sebagai satu-satunya perempuan di sekolah kedokteran STOVIA di Batavia tentu sangat menarik untuk diketahui. Tidak hanya itu, untuk diterima di STOVIA tidaklah mudah—karena harus pintar dan bersedia ditempatkan dimana pun setelah lulus menjadi dokter. Okelah, seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Marie Thomas: Dokter Perempuan Pertama Indonesia

Marie E. Thomas diterima di sekolah kedokteran Batavia (STOVIA) pada tahun 1912. Marie E. Thomas sukses di tahun pertama persiapan termasuk salah satu yang naik ke tingkat dua, sementara yang Do sebanyak empat orang (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 28-07-1913). Marie E. Thomas lulus sekolah dasar Eropa (ELS) di Manado.

Satu tingkat di atas Marie E. Thomas (tahun kedua) antara lain Abdoel Moenir. Tahun ketiga antara lain Abdoel Hakim. Tahun keempat antara lain Sjoeib. Tahun kelima antara lain Saoedin. Tahun keenam antara lain Doerakin. Tahun ketujuh antaralain Sardjito. Tahun kedelapan antara lain Ismangil

Pada tahun 1914 Marie E. Thomas naik ke tingkat tiga persiapan (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie    13-07-1914). Yang satu tingkat dengan Marie E. Thomas antara lain Mohamad Joesoef. Yang naik ke tingkat lima medis antara lain Achmad Mochtar dan Doerakim. Yang naik ke tingkat enam medis antara lain Sarjito. Pada tahun 1915 Mohamad Joesoef dan Marie E. Thomas termasuk diantara yang mengalami her (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 05-07-1915). Siswa tahun pertama yang naik ke tingkat dua antara lain Anna Warrow. Pirngadi dan FL Loemban Tobing. Pada tingkat yang lebih tinggi naik tingkat Abdoel Hakim dan Ma’moer Al Rasjid. Sjoeib, Achmad Mochtar dan Sardjito tergolong tiga mahasiswa yang mulus dari tahun pertama. Pada tahun 1915 Sardjita salah satu yang dinyatakan lulus dan mendapat gelar dokter.

Sjoeib, Achmad Mochtar dan Sardjito setelah lulus melanjutkan pendidikan ke Belanda dan ketiganya juga berhasil meraih gelar doktor (Ph.D). Dr Sardjito, Ph.D kelak dikenal sebagai rektor UGM pertama. Dr Sjoeib Proehoeman, Ph.D kelak menjadi kepala laboratorium Soerabaja dan Dr Achmad Mochtar kelak menjadi kepala laboratoriun Semarang.

Pada tahun 1922 Marie E. Thomas dinyatakan lulus dengan gelar dokter (lihat De expres, 10-05-1922). Bersamaan dengan kelulusan Marie E. Thomas antara lain  Mohamad Joesoef dan Leimena. Disebutkan Marie E. Thomas berasal dari Manado, Leimena dari Ambon dan Mohamad Joesoef dari Loeboeksikaping. Berita kelulusan tahun ini menjadi heboh di berbagai surat kabar karena untuk kali pertama STOVIA meluluskan dokter seorang perempuan, De eerste vrouwelijke arts van Stovia (lihat antara lain De Sumatra post, 11-05-1922). Disebutkan diantara kandidat yang ujian yang tidak berhasil antara lain Soekiman, ketua Jong-Java.

Pada tahun 1922 menjadi tahun istimewa untuk perempuan. Selain berita Marie E. Thomas juga ada berita seorang perempuan yang lulus ujian masuk STOVIA, tetapi direkomendasikan pimpinan STOVIA untuk langsung melanjutkan studi ke Belanda. Perempuan tersebut adalah Ida Loemongga. Ida Loemongga lulusan afdeeling-B (IPA) di sekolah elit Prins Hendrik School Batavia. Lulusan sekolah ini tahun sebelumnya adalah Mohamad Hatta afdeeling-A (IPS) yang juga melanjutkan studi ke Belanda. Dalam tahun-tahun berikutnya di sekolah Prins Hendrik School Batavia lulus Abdul Hakim Harahap tahun 1927 (kelak menjadi Wakil Perdana Menteri di Djogjakarta dan Gubernur Sumatra Utara yang pertama). Berikutnya adalah Soemitro Djojohadikoesoemo lulus di Afdeeling-A tahun 1935 dan langsung melanjutkan studi ke Rotterdam. Setahun berikutnya Anwar Makarim lulus 1936 (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 10-06-1936). Anwar Makarim adalah kakek Nadiem Makarim (Menteri Pendidikan sekarang). Ida Loemongga adalah anak dari Alimatoe Saadi’ah (puti dari Saleh Harahap gelar Dja Endar Moeda) dan Haroen Al Rasjid (putra dari Abdoel Azis Nasoetion) yang disebutkan di atas. Ida Loemongga adalah perempuan Indonesia pertama studi ke Belanda sedangkan ibunya Alimatoe Sa'adiah adalah perempuan pertama mengikuti pendidikan Eropa (ELS) di Padang (jauh sebelum RA Kartini).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Ida Loemongga: Doktor Perempuan Pertama Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar