Sabtu, 08 Februari 2020

Sejarah Menjadi Indonesia-38: Sejarah Bulu Tangkis Indonesia; Diperkenalkan Amerika (1908), Turnamen Pertama di Medan, 1932


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Indonesia pernah menjadi raja dunia dalam soal bulu tangkis (badminton). Namun bagaimana sejarah awal bulu tangkis di Indonesia tidak pernah ditulis. Padahal untuk menjadi seorang raja haruslah memiliki sejarah yang panjang. Namun ternyata sejarah bulu tungkis ini terbilang singkat jika dibandingkan kerajaan-kerajaan bulu tangkis dunia seperti Inggris dan Belanda. Anehnya, yang memperkenalkan bulu tangkis di Indonesia bukan orang-orang Inggris dan Belanda tetapi justru orang-orang Amerika. Raja badminton pertama di Batavia adalah The Giok Soei (Juara Badminton West Java,1934). Bagaimana bisa? Kenyataannya itulah sejarah awal bulu tangkis di Indonesia.

Introduksi oleh Amerika, 1908; Turnamen oleh Inggris, 1932
Sebelum ada kejuaraan dunia (seperti kejuaraan dunia bulu tangkis beregu campuran Sudirman Cup) sudah ada kejuaraan beregu putra Thomas Cup dan kejuaraan beregu putri Uber Cup. Kejuaraan bnlu tangkis terbuka (open) All England dapat dikatakan kejuaraan yang tertua (dimulai 1899 dengan awal The Open English Championships). Pada kejuaraan All England pada kategori bergengsi (tunggal putra) raja paling lama bertahta adalah Rudi Hartono dari Indonesia. Rekor Rudi Hartono juara tunggal putra sebanyak tujuh kali berturut-turut (1967-1974) dapat dikatakan abadi (sulit terpecahkan).
 
Lantas setelah orang-orang Amerika memperkenalkan bulu tangkis di Batavia, lalu seperti apa selanjutnya? Nah, itulah yang ingin kita teliti lebih lanjut. Yang jelas orang-orang Amerika mengawalinya baru kemudian orang-orang Belanda yang melestarikannya. Dalam perkembangan bulu tangkis di antara orang-orang Belanda itulah orang-orang Indonesia mulai belajar bulu tangkis dan aktif melakukan latihan, hingga pada gilirannya Rudi Hartono mampu merebut perhatian publik bulu tangkis dunia di Inggris.

Jumat, 07 Februari 2020

Sejarah Jakarta (84): Sejarah Rawasari dan Jembatan Serong Tempo Doeloe; Mengapa Jembatan Dibuat Serong di Rawasari?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Ketika saya masih tinggal di Rawasari tempo doeloe (awal tahun 1990an) terdapat sebuah jembatan yang disebut Jembatan Serong. Apakah jembatan tersebut sudah diluruskan, entahlah. Namun ternyata nama jembatan serong tidak hanya di Rawasari, juga terdapat di Cipayung Depok, di Tanah Abang dan (mungkin di tempat lain). Bukan karena tata letak jembatan yang memotong sungai serong (x) yang menjadi perhatian, tetapi mengapa penduduk menyebutnya Jembatan Serong, sementara jembatan-jembatan yang memotong tegak lurus sungai (+) tidak disebut Jembatan Lurus.

Peta 1890
Sejarah Jakarta boleh dikatakan memiliki sejarah yang panjang dan lengkap. Begitu kayanya sejarah Jakarta, bahkan setiap jengkal tanah di Jakarta dapat disusun sejarahnya (sesuatu yang sulit dilakukan di kota-kota lain). Sejarah Rawasari dalam hal ini adalah rangkaian sejarah nama-nama tempat di Jakarta. Sejauh ini (di dalam blog ini) yang sudah ditulis sejarahnya antara lain: Salemba, Matraman, Menteng, Kebayoran, Tanah Abang, Pasar Senen, Pacenongan, Sawah Besar, Kwitang, Ancol dan Tanjung Priok.  

Jembatan Serong adalah satu hal. Satu hal lain yang lebih penting dari itu adalah bagaimana dengan sejarah Rawasari sendiri. Tentu saja belum pernah ditulis. Siapa yang peduli sejarah Rawasari. Tapi, meski begitu, Rawasari nyatanya memiliki sejarahnya sendiri, sejarah yang belum terinformasikan, bahkan sejarah Rawasari terkait dengan sejarah Jembatan Serong. Untuk menambah pengetahuan kita, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 05 Februari 2020

Sejarah Menjadi Indonesia (37): Ahli Musik Dunia Mau Ajari, Justru Berbalik Belajar Musik Indonesia; Keroncong dan Dangdut


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
 

Kontribusi Indonesia dalam musik dunia (world music) adalah musik keroncong, musik rock’n roll dan musik dangdut. Musik keroncong adalah gabungan dari musik Eropa (Portugis) dengan musik tradisi (gamelan dan gondang); musik rock’n roll adalah gabungan musik keroncong dengan musik rock (Amerika); dan musik dangdut adalah gabungan musik tradisi India, musik tradisi Arab (gambus) dan musik tradisi Indonesia (khususnya gamelan Soenda: degung).

Gitaris Indonesia masa kini
Musik keroncong, musik rock’n roll dan musik dangdut bertumpu pada permainan gitar (rhythm) dari alat gitar yang digunakan. Meski alat musik gitar bukan asli Indonesia, namun para musisi Indonesia sejak tempo doeloe (sejak era Belanda) kemampuan bermain gitarnya tidak kalah. Para pemain gitar asal Indonesia inilah yang memberi musik inti (core music) pada musik keroncong, musik rock’n roll dan musik dangdut. Musisi musik keroncong terkenal antara lain WR Supratman dan Gesang; musik ronck’n roll tentu saja harus disebut paling tidak nama Eddy Chatelin kelahiran Bandung (di Belanda); para musisi musik dangdut tentu saja rajanya adalah Rhoma Irama. Dua nama yang terakhir sangat piawai dalam bermain gitar (yang menjadi dua genre musik tersebut). Pada masa ini jago-jago gitar Indonesia bermunculan di You Tube, antara lain: mulai dari yang senior seperti Ian Antono (God Bless), Pay Siburian (Slank) dan Dewa Budjana (Gigi). Untuk kategori fingerstyle melejit nama Alip Ba Ta dan Fay Ehsan. Pada kategori remaja dan anak-anak yang mendapat perhatian dari musisi dunia antara lain Meliani Siti Sumartini, Abim dan Ayu Gusfanz. Enam nama yang disebut terakhir menjadi perhatian di dunia You Tube. Bagi yang muda-muda ini tentu masih banyak waktu untuk meningkatkan keahlian yang pada waktunya dapat mendominasi dalam daftar musisi dunia.

Bagaimana lahirnya musik-musik ala Indonesia ini menarik untuk dipelajari kembali. Jauh sebelum sekarang satu abad yang lalu ahli musik Eropa (Paul Seelig dan Karl Halusa) telah mengagumi musik tradisi Indonesia. Mereka sangat apresiasi kepada musisi-musisi pribumi bagaimana memainkan alat-alat musik. Boleh jadi itulah mengapa musisi-musisi asal Indonesia telah mendominasi di Belanda pada tahun 50-60an. Di era internet (You Tube) sekarang penduduk dunia mulai menoleh pada musik Indonesia dan tanpa segan-segan untuk mempelajari dan belajar dari musisi-musisi Indonesia. Bagaimana itu semua bertransformasi? Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.  

Selasa, 04 Februari 2020

Sejarah Bandung (46): Eddy Chatelin 1957, Pionir Musik Rock’n Roll (Crazy Rockers); Kelahiran Bandung, Nenek Moyang Padang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bandung dalam blog ini Klik Disini

Menelusuri masa lampau adakalanya sangat mengejutkan. Musik rock;n roll yang selama ini dikenal berkembang di Amerika Serikat, sesungguhnya bermula di Belanda. Kelahiran musik rock’n roll haruslah dikaitkan dengan jari-jari tangan Eddie Chatelin dalam memainkan gitar yang menimbulkan sound roll. Eddie Chatelin tergabung dalam grup musik Indorock (rock’n roll) The Crazy Rockers. Eddie Chatelin adalah seorang musisi Indo kelahiran Bandung dan neneknya adalah orang Padang. Bagaimana bisa? Itulah kejutannya.

Eddie Chastelin dan The Crazy Rockers
Grup musik Crazy Rockers meniru grup musik Tielman Brothers. Sidney Rampersad kelahiran Paramaribo, Suriname di Belanda mendirikan grup musik The Crazy Rockers. Sidney berperan sebagai penyanyi, gitaris dan drummer. Lalu bergabung penyanyi dan gitaris Woody Brunings (melodi) dan gitaris tunggal Eddy Chatelin (rhythm). Woody Brunings kelahiran Karibia dan besar di Suriname terbiasa dengan musik rock yang berasal dari Amerika Serikat. Sedangkan Eddy Chatelin yang berasal dari Indonesia terbiasa dengan musik kroncong. Gabungan musik rock dan musik kroncong inilah oleh dua musisi di dalam grup musik The Crazy Rockers melahirkan irama musik rock’n roll. The Crazy Rockers adalah pionir dalam musik rock’n roll. Aliran musik rock’n roll dari The Crazy Rockers kurang diterima di Belanda. Para kritikus musik Belanda menyebut musiknya musik hutan dan pemainnya monyet. Namun musik ini diterima dan digandrungi di Jerman. Musik rock’n roll The Crazy Rockers yang diterima di Jerman ini kemudian berkembang pesat di Amerika Serikat (yang boleh dikatakan diadopsi musisi Amerika Serikat seperti Elvis Presley). Dalam hal ini Tielman Brothers adalah grup musik lima Indo yang memulai karir musik di Soerabaja. Catatan tambahan: Eddie van Halen, grup musik rock asal Pasadena Amerika Serikat, ibunya kelahiran Rangkasbitung dan neneknya orang Purworejo. Itulah kejuatan tambahannya.

Lantas bagaimanan riwayat keluarga Eddie Chastelin? Itulah pertanyaan utamanya. Lalu bagaimana Eddie Chastelin dan grup musiknya The Crazy Rockers muncul dan masuk sebagai satu-satunya grup musik dari Belanda dalam Top Ten? Itulah pertanyaan berikutnya. Untuk menjawab dua pertanyaan tersebut, serta untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.  

Minggu, 02 Februari 2020

Sejarah Jakarta (83): Cililitan, Penerbangan Jarak Jauh Pertama Amsterdam - Batavia; Sejarah Awal Penerbangan Sipil Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Pesawat pertama (dari Amsterdam) mendarat di Indonesia di lapangan terbang Polonia Medan. Itu terjadi pada tahun 1924. Dari Singapura pesawat yang sama kemudian mendarat di lapangan terbang Tjililitan, Batavia (kini Cililitan, Jakarta). Dua bandara ini (Polonia dan Cililitan) menandai awal sejarah aviasi (penerbangan) jarak jauh dan kebandaraan di Indonesia. Pada tahun 1943 lapangan terbang Cililitan digunakan oleh militer Jepang dan kembali dikuasai/digunakan Belanda (NICA) pada tahun 1945. Lapangan terbang Cililitan baru tahun 1950 benar-benar sepenuhnya dikuasai/digunakan oleh rakyat Indonesia.

Kedatangan pesawat pertama di Tjililitan, Senin, 24-11-1924
Kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun belum sempat digunakan oleh pemerintah Indonesia, lapangan terbang Cililitan direbut (kembali) oleh militer Belanda/NICA. Sejak kedaulatan Indonesia diakui oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, lapangan terbang Cililitan sepenuhnya dikuasai oleh (pemerintah) Indonesia dan digunakan oleh TNI Angkatan Udara. Sementara itu sejarah penerbangan sipil Indonesia baru dimulai tahun 1950 yakni dengan cara memperbaiki dan meningkatkan status lapangan terbang Cililitan untuk layak digunakan oleh pesawat-pesawat komersil (pernerbangan sipil). Lapangan terbang Cililitan (yang kini dikenal dengan nama bandara Halim Perdana Kusuma) masih eksis hingga ini hari.

Ada dua hal penting yang menarik perhatian yakni bagaimana gagasan penerbangan jarak jauh Amsterdam-Batavia ini terselenggara dan bagaimana persiapan dan kesiapan menyambut kedatangan pesawat terbang ini? Kisah ini kurang terinformasikan dengan baik. Padahal dua hal tersebut adalah awal penerbangan jarak jauh dan sistem navigasi internasional. Lantas bagaimana awal sejarah kebandaraan dan sejarah penerbangan sipil Indonesia? Semua itu tentu masih menarik untuk diperhatikan. Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Jakarta (82): Tahun Baru Cina Lebih Semarak dari Tahun Baru Masehi Tempo Doeloe; Bagaimana Awal 1 Muharram?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Tahun baru Islam sudah lama berlalu (Jumat, 30 Agustus 2019). Tahun baru Cina sudah berlalu pula seminggu lalu (25 Januari 2020). Tentu saja tahun baru Masehi selalu dimulai tanggal 1 Januari. Itu juga telah berlalu. Karena semuanya telah berlalu, kita dapat melihat perbedaannya. Tahun baru paling semarak adalah tahun baru Masehi (yang kini menjadi tahun baru internasional). Namun tempo doeloe, paling tidak di Indonesia (baca: Hindia Belanda). tahun baru paling semarak adalah tahun baru Cina.

Tahun Baru Cina di Batavia (Algemeen Hblad, 11-02-1938)
Tempo doeloe, penggunaan mercon (petasan) dalam suatu perayaan, semisal tahun baru umumnya dilakukan di kalangan orang-orang Cina. Untuk penggunaan kembang api ternyata bukan di kalangan orang Belanda, tetapi justru di kalangan orang-orang Inggris. Di Jawa, suatu perayaan besar, misalnya Lebaran ditandai dengan pemukulan bedug. Di kalangan orang-orang Belanda ditemukan dengan cara membunyikan lonceng (gereja). Di Medan lain lagi. Perayaan besar (seperti Idul Fitri dan Idul Adha) ditandai dengan menembakkan meriam ke udara dari halaman Istana Maimoon. Di Padang Sidempoean lain pula caranya yakni dengan memukul gong besar dari menara masjid raya (yang selama ini digunakan untuk menunjukkan tanda waktu sholat tiba).

Lantas bagaimana dengan tahun baru Islam? Sekali lagi, paling tidak di Hindia Belanda juga semarak dan lebih semarak dari tahun baru Masehi. Bagaimana bisa? Nah, itu dia. Tentu setiap hal pada masa ini dalam kehidupan sosial telah mengalami proses transformasi dari tempo doeloe. Oleh karena itu, untuk memahami masa kini (dalam menandai tahun baru) ada juga baiknya untuk sekali-sekali memutar jarum jam kembali ke masa lampau untuk memahami bagaimana tahun baru dimulai. Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.