Sabtu, 19 Desember 2020

Sejarah Aceh (8): Sejarah Simeulue di Barat Pulau Sumatra, Pulau Puncak Palung Laut; Sabang Pulo Weh, Sinabang Pulo Simeulue

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Aceh dalam blog ini Klik Disini 

Apakah ada sejarah Simeuleu? Apakah ada sejarah Sinabang? Tentu saja ada. Hanya saja kurang terinformasikan. Lanats bagaimana sejarah Simeuleu dan sejarah Sinabang? Nah, itu dia! Oleh karena sejarah adalah sejarah, maka sejarah Simeuleu dan sejarah Sinabang haruslah dinarasikan dengan baik, dinarasikan berdasarkan fakta dan data. Lalu darimana dimulai? Dari keberadaan penduduk asli. Disebutkan penduduk asli (pulau) Simeulue tidak mirip di daratan Aceh, seperti halnya penduduk asli Batak berbeda dengan penduduk asli Nias. Penduduk asli Simeulue lebih mirip dengan penduduk asli di pulau Nias.

Penduduk asli pulau Simeulue berbeda dengan penduduk yang berada di kota (pelabuhan) Sinabang. Sebagaimana diketahui sekarang bahwa 1999 pulau Simeulue dijadikan sebagai satu kabupaten (pemekaran dari kabupaten Aceh Barat) dengan ibu kota di Sinabang. Kota Sinabang yang sudah terbentuk sejak lama menjadi salah satu tujuan perdagangan dari dan ke daratan (Sumatra). Hal itulah yang menyebabkan penduduk kota Sinabang lebih berwarna (melting pot). Penduduk asli Simeuleu yang juga mirip penduduk asli di pulau Nias lebih berkulit putih (seperti kulit orang Tionghoa). Jika pulau-pulau di barat pantai Sumatra ini disatukan dari pulau Simeulue (Aceh) hingga pulau Enggano (Bengkulu) sejatinya satu kesatuan yang dapat dikategorikan penduduk berkulit putih (yang berbeda dengan penduduk daratan yang berkulit lebih gelap).

Sejarah pulau Simeulue tentu saja tidak hanya dilihat dari daratan Sumatra, tetapi juga dari sisi lautan luas (lautan India). Konon, penduduk asli Simeulue lebih awal berinteraksi dengan pendatang dari barat lautan (India dan Timur Tengah) daripada penduduk asli dari daratan (yang bukan pelaut). Penduduk asli Simeulue sendiri piawai dalam navigasi dan perairan yang luas yang memudahkan mereka berkomunikasi antar pulau-pulau. Dari situasi dan kondisi alam inilah sejarah pulau Simeuleu terjalin dan kota Sinabang terbentuk. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Padang Sidempuan (10): Sejarah Musik Endeng-Endeng dan Onang-Onang, Musik Tradisi Era Hindoe dan Era Portugis

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini 

Hingga ini hari di Tapanuli Bagian Selatan masih eksis genre musik endeng-endeng dan genre musik onang-onang. Dua genre musik tradisi ini sudah eksis sejak zaman kuno (era Bodha-Hindoe). Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, seperti halnya bahasa, musik sebagai elemen budaya diturunkan (dari generasi ke genrasi) dengan bentuk aslinya yang tetap bertahan. Musik endeng-endeng dan musik onang-onang yang sejak era Portugis telah diperkaya dengan instrumen Eropa atau Timur Tengah, pada masa kini lebih diperkaya dengan berbagai instrumen baru dan dimasukkan unsur dari genre musik lain.

Dalam taksonomi musik, musik tradisi di Indonesia kurang dikenal. Boleh jadi itu karena musik tradisi Eropa yang dibahas seperti musik tradisi Skotlandia. Musik tradisi Indonesia yang paling umum dikenal adalah gondang, gamelan (Jawa dan Bali) dan angklung (Sunda). Dalam musik tradisi dari Tanah Batak terdapat berbagai genre (varian) musik. Genre musik modern pada masa kini diantarantya klassik, jazz, blues, country dan sebagainya termasuk genre musik khas Indonesia yakni dangdut. Dalam konteks genre musik modern inilah, dua genre musik tradisi khas Tapanuli Bagian Selatan dapat dilihat sebagai dua jenis genre musik tradisi yang sudah eksis zaman kuno (bahkan jauh sebelum muncul musik tradisi di Eropa).

Lantas bagaimana sejarah genre musik endeng-endeng dan genre musik onang-onang? Tentu saja dua jenis genre musik ini hanya ada di wilayah Tapanuli Bagian Selatan. Sebagai jenis musik tradisi yang telah bertransformasi sejak zaman kuno tentu saja menarik untuk mempelajari sejarahnya. Bagaimana terbentuknya dua genre musik khas Tapanuli Bagian Selatan ini sudaj sejak lama ingin diketahui. Salah satu judul lagu genre endeng-endeng adalah Kijom. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.