Kamis, 01 April 2021

Sejarah Australia (14): Aborigin, Penduduk Asli Australia dan Warga Pendatang Eropa; Etnik Aborigin, Bagaimana Riwayatmu Kini

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disin

Aborigin, demikian disebut untuk merujuk pada penduduk asli benua Australia. Nama ‘aborigin" sendiri merujuk pada bahasa Latin [ab-origine=dari awal] yang diartikan sebagai ‘penduduk asli’ penduduk yang sejak awal  tinggal di suatu pulau. Penduduk Aborigin  pada masa kini tersebar di seluruh wilayah Australia. Jumlah penduduk Abrigin tidak banyak memang, tetapi merekalah yang kali pertama mendiami daratan besar ini.

Pada masa kini, penduduk Aborigin, terdapat di berbagai wilayah di benua Australia dan pulau-pulau disekitar, termasuk pulau dan daratan Tasmania dan pulau-pulau di selat Torres (selat antara Papua-Nugini dan Australia). Disebutkan bentuk fisik orang Aborigin mirip orang Papua, tetapi rata-rata lebih kecil dan lebih pendek, sama-sama berambut keriting dan diantara orang Aborigin tampak kemerahan atau cokelat pucat. Seperti halnya suku Asmat (di Papua), orang Aborigin juga sangat artistik terutama dalam seni ukir (seni pahat). Populasi penduduk Aborigin masa kini sekitar 800 ribu jiwa (sekitar tiga persen penduduk Australia). Penyebaran penduduk Abrorigin mencakup negara bagian New South Wales (265.000 jiwa); Queensland (221.000 jiwa); West Australia (100.000 jiwa); Nord Teritiry (74.000 jiwa); Victoria (57.000 jiwa); South Australia (42.000 jiwa); Tasmania (28.000 jiwa) dan Wilayah Ibu Kota Australia (7.000 jiwa).      

Lantas bagaimana sejarah penduduk Aborigin di Australia? Lalu bagaiman dengan warga pendatang Eropa? Hanya satu pertanyaan: Etnik Aborigin, bagaimana riwayatmu kini. Sudah barang tentu sudah ada yang menulisnya. Namun jika ditelusuri di berbagai tulisan yang ada, sejarah penduduk Aborigin kurang terinformasikan. Mengapa?  Nah, itu dia. Negara Australia yang begitu maju, tetapi tampaknya abai terhadap sejarah penduduk asli Australia. Bagaimana bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Australia (13): Asal Usul Nama Kota Matua dan Suku Maori, Selandia Baru; Bagaimanakah Asal Usul Nama Australia?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disini 

Apalah arti sebuah nama? Demikian William Shakespeare (1564-1616) bertanya. Namun kini tentu pertanyaan itu tidak relevan lagi. Sebab nama ternyata penting. Bahkan pada masa ini kita perlu mempertanyakan asal usul nama Australia. Itu satu hal. Pertanyaan yang dapat ditambahkan dalam hal ini adalah bagaimana asal usul nama Matua dan Maori di Selandia Baru? Nama pulau di antara Australia dan Selandia Baru yang disebut Pulau Tasman asal usulnya berasal dari nama pelaut Beanda, Abel Tasman. Singkat kata, nama memang perlu, tidak perlu diremehkan seperti William Shakespeare.

Nama Australia yang mirip adalah nama Austria di Eropa, suatu kerajaan lama (kini di negara Australia). Sedangkan nama Matua dan Maori di Selandia Baru sama-sama memiliki awalan Ma. Nama-nama geografis sejak zaman kuno banyak yang berawalan Ma, seperti Madinah, Makkah, Malaya (Malaka), Macao, Manila, Mangindanao, Manado, Makassar, Maluku, Manawari (Manokwari), Marauke (Merauke), Maori dan Matua. Nama yang terakhir ini mirip nama saya. Nama Matua juga ditemukan di dekat danau Maninjau. Nama-nama berawal Ma juga ditemukan di Afrika seperti Mauritius, Marokko, Mali, Madagaskar. Tentu saja ada juga nama berawalan Ma di Eropa seperti Malaga, Madrid dan nama laut sendiri Maditerania (Mediterania). Apakah ada arti awalan Ma dalam nama-nama geografi?

Lantas bagaimana sejarah asal usul nama Matua dan Maori di Selandia Baru? Nama Selandia Baru sendiri berasal dari nama kapal Belanda pada era penemuan Selandia Baru (era Abel Tasman) yakni kapal Zeeland (nama suatu wilayah di Eropa, Belanda yang sekarang). Lalu kawasan baru di Laut Selatan ini pelaut-pelaut Belanda menyebut Nieuw Zeeland (tetapi orang Inggris menyesuaikan dengan bahasanya menjadi New Zealand, tetapi lalai tidak menulisnya secara sempurna New Zeeland). Lalu bagaimana sejarah asal usul nama Australia sendiri? Apakah merujuk pada nama Austria? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 31 Maret 2021

Sejarah Australia (12): P Natal (Christmas Island) dan P Kelapa (Cocos Island) Selatan Jawa; Kota Natal di Pantai Barat Sumatra

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disini

Tempo doeloe Pulau Natal, kini lebih dikenal sebagai Christmas Island. Pulau ini sudah dikenal sejak lama dan juga cukup dikenal di Indonesia, tidak hanya karena dekat (di selatan Pulau Jawa), tetapi juga kerap dijadikan sejumlah orang tertentu di Indonesia untuk berbisnis. Pulau yang terdekat dari Pulau Natal ini adalah Pulau Kelapa atau Cocos Island. Meski dua kepulauaan terpencil ini begitu dekat dengan Indonesia, tetapi keduanya masih teritorial Australia. Apakah ada masalah tentang itu?

Dua teritori pulau di Lautan Hindia ini, sesungguhnya adalah puncak gunung bawah laut. Pulau Natal adalah sebuah pulau yang beriklim tropis. Pulau yang kini lebih dikenal Pulau Christmas terletak terletak 2.600 Km dari arah barat laut kota Perth dan 500 dari arah selatan Jakarta, Indonesia Pulau ini kini memiliki populasi sebanyak 1.402 jiwa (termasuk Melayu dan Cina) tersebar di sejumlah pemukiman di ujung utara pulau di Flying Fish Cove (kampung Kota Perak, Poon Saan dan Drumsite. Pulau Kelapa yang kini lebih dikenal Cocos Island terdiri dari dua buah atol dan puluhan pulua koral sehingga disebut Kepulauan Cocos atau Keeling. Di Pulau Cocos juga termasuk orang Melayu, Cina dan India. Jarak antara Pulau Christmas dan Kepulauan Cococ sekitar 975 Km.

Lantas bagaimana sejarah Pulau Natal (Christmas Island) dan Kepulauan Cocos? Meski pulau-pulau di selatan Jawa ini sudah dikenal sejak era VOC (Belanda) yang berpusat di Batavia (kini Jakarta), tetapi dalam perkembangannya jatuh ke tangan Inggris (sehingga kini menjadi bagian dari teritori Australia). Bagaimana bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.