Sabtu, 23 Oktober 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (188): Gunung Berapi dan Sungai Besar di Jalur Cincin Api Pasifik; Terbentuknya Daratan Pesisir Pantai

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Gunung berapi adalah satu hal dan sungai besar adalah hal lain lagi. Lantas dua hal yang berbeda terhubung? Memang sungai besar, airnya bersumber dari pegunungan bahkan dari gunung-gunung yang tinggi. Tapi yang dibicarakan adalah gunung api. Lalu apa hubungan gunung api dan sungai-sungai besar? Jawaban pertanyaan ini hanya dapat dimulai dari hilir sungai di sekitar muara-muara sungai, yakni yang pada akhirnya terbentuk daratan melalui proses sedimentasi jangka panjang. Bahan pembentuk sedimentasi ini adalah sampah-sampah tumbuhan dari pedalaman dan bahan lumpur yang larut dalam arus air sungai.

Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 Km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik. Sekitar 90 persen dari gempa bumi yang terjadi dan 81 persen dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5-6 persen dari seluruh gempa dan 17 persen dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah hubungan antara gunung berapi dan sungai besar di jalur cincin api di Indonesia? Seperti disebut di atas, sungai besar membawa sampah tumbuhan dan lumpur dari pedalaman. Lumpur-lumpur itu bisa akibat erosi atau letusan gunung berapi yang di hilir di wilayah pesisir terbentuk daratan. Bagaimana hal itu dapat dijelaskan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 22 Oktober 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (187): Sulawesi Barat, Blok Minyak; Pintu Masuk Jantung Sulawesi Zaman Kuno di Blok Pasangkayu

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Blok minyak di Sulawesi Barat mungkin tidak begitu dikenal luas. Lebih dikenal Blok Cepu di Jawa dan Blok Rokan di Sumatra serta Blok Mahakam di Kalimantan. Itu tidak terlalu penting. Yang jelas Blok minyak Sulawesi Barat adalah suatu kawasan sumber minyak yang berada di (provinsi) Sulawesi Barat). Seperti halnya di Blok Mahakam, kegiatan tambang minyak di Blok Sulawesi BaRAT berada di darat (onshore) dan di laut (offshore). Mengapa tidak terlalu dikenal sekarang, apakag cukup dikenal luas pada zaman kuno?

Pada masa ini, Sulawesi Barat adalah provinsi ke-33 di Indonesia yang dibentuk pada tahun 2004. Letak Sulawesi Barat di pulau Sulawesi dengan garis lintang 00045'59'' - 03034'00'' Lintang Selatan dan 118048'59'' - 119055'06'' Bujur Timur. Perbatasan wilayah Sulawesi Barat yaitu Sulawesi Tengah di bagian utara, Sulawesi Selatan di bagian Timur dan Selatan dan Selat Makassar di bagian barat. Pembentukan provinsi Sulawesi Barat merupakan hasil pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan. Ibukota provinsi Sulawesi Barat adalah Kota Mamuju. Wilayah provinsi Sulawesi terdiri dari tujuh kabupaten/kota: kabupaten Mamuju (ibn kota Mamuju); kabupaten Majene (Banggae); kabupaten Mamasa (Mamasa); kabupaten Mamuju Tengah (Tobadak); kabupaten Pasangkayu (Pasangkayu); kabupaten Polewali-Mandar (Polewali); dan Kota Mamuju.

Lantas bagaimana sejarah Blok Mamuju sebagai sumber minyak di Sulawesi Barat? Seperti disebut di atas, ada yang lautan dan ada yang di daratan. Pada masa kini blok minyak di daratan disebut Blok Pasangkayu. Selain Blok Pasangkayu juga ada Blok Budong-Budong, Blok Mandar, Blok Surumana dan lainya. Lalu bagaimana sejarahnya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.