Kamis, 27 Januari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (381): Pahlawan-Pahlawan Indonesia - Drs Dr Ong Eng Die; Menteri Keuangan Sejak Kabinet Amir 1947

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Ong Eng Die bukanlah orang biasa. Ong Eng Die adalah ekonomi bergelar doktor yang sejaman dengan Soemitro Djojohadikoesoemo. Ong Eng Die adalah seorang Republiken yang turut membidani pendirian Bank Indonesia RI.  Ong Eng Die menjadi Menteri Muda Keuangan pada Kabinet Mr Amir Sjarifoeddin Harahap (1947-1948) dan Menteri Keuangan pada Kabinet Mr Ali Sastroamidjojo (1953-1955).

Ong Eng Die (Wang Yongli) (Gorontalo, 1910 - ?) adalah seorang pemimpin partai politik dan seorang ekonom Tionghoa-Indonesia. Ia lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Amsterdam pada tahun 1940 dan memperoleh gelar Doktor pada tahun 1943 setelah berhasil mempertahankan disertasinya Chineezen in Nederlandsch-Indie, een Sociografie van een Indonesische Bevolkingsgroep (diterbitkan pada tahun 1943). Pada tahun 1945 ia kembali ke Indonesia dan bekerja di Bank Indonesia, Yogyakarta. Dari tahun 1947 hingga 1948 ia diangkat sebagai Deputi Menteri Keuangan di bawah administrasi kabinet Perdana Menteri Amir Sjarifuddin. Dalam perundingan Perjanjian Renville, ia menjadi penasehat Delegasi Indonesia. Ia kemudian membuka kantor akuntan sendiri pada tahun 1950. Ia bergabung dengan PNI (Partai Nasional Indonesia) dan pada tahun 1955 menjadi Menteri Keuangan dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Drs Ong Eng Die, Ph,D? Seperti disebut di atas, Dr Ong Eng Die adalah seorang Republiken yang kemudian menjadi Menteri Keuangan RI. Lalu bagaimana sejarah Drs Ong Eng Die, Ph,D? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (380): Pahlawan-Pahlawan Indonesia - Dr Mohamad Hoesin, Stovia; Sejarah Rumah Sakit di Palembang

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Di Palembang terdapat rumah sakit terkenal, Namanya rumah sakit tersebut adalah Dr Mohammad Hoesin. Lantas siapa Dr Mohamad Hoesni? Di lama Wikipedia belum ada entrinya. Jelas bahwa rumah sakit Palembang makin dikenal, tetapi siapa Dr Mohamad Hoesni tampaknya terabaikan, bahkan tidak dikenal lagi. Untuk mengingatkan sebelum lupa dan dilupakan perlu dinarasikan sejarahnya.

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Mohammad Hoesin adalah rumah sakit umum milik pemerintah di kota Palembang, RSUP dr. Mohammad Hoesin adalah rumah sakit pendidikan berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya. RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang didirikan pada tahun 1953 atas prakarsa Menteri Kesehatan RI dr. Mohammad Ali (Dr. Lee kiat Teng) dengan biaya pemerintah pusat. Pada tanggal 03 Januari 1957 rumah sakit ini dimulai operasional yang dapat melayani masyarakat se-Sumbagsel di mana saat itu meliputi provinsi se-Sumatra Selatan, Lampung, Jambi, Bengkulu dan Bangka Belitung. RSUP dr. Moh. Hoesin Palembang baru memiliki pelayanan rawat jalan dan rawat inap (fasilitas78 tempat tidur) beberapa waktu kemudian memiliki pelayanan Laboratorium, Apotek, Radiologi, Emergency dan peralatan penunjang lainnya, seiring dengan perkembangan waktu, rumah sakit ini semakin berkembang, baik fasilitas, sarana dan prasarana. Sumber daya manusianya tersedia para spesialis lengkap dan beberapa sub spesialis sehinga mengubah tipenya dari kelas C menjadi Rumah Sakit Umum Pusat tipe B dan menjadi rumah sakit terbesar dan sebagai pusat rujukan layanan kesehatan se-Sumatra Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, dan Bangka Belitung. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Dr Mohamad Hoesni? Seperti disebut di atas, nama Dr Mohamad Hoesni ditabalkan sebagai nama rumah sakit terkenal di Palembang, tetapi siapa Dr Mohamad Hoesni nyaris tidak dikenal. Okelah. Lalu bagaimana sejarah Dr Mohamad Hoesni? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 26 Januari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (379): Pahlawan Indonesia Raja Tiang Alam di Hulu S Musi; Penerus Sultan Machmoed Badaroeddin II

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Siapa Radja Tiang Alam, mungkin banyak yang tidak mengetahuinya. Sejarah Radja Tiang Alam tidak terinformasikan dengan baik. Semuanya karena keterbatasan data. Namun sejauh penggalian data terus dilakukan, narasi sejarah Radja Tiang Alam dapat lebih dilengkapi. Tanpa maksud membandingkan sejarah perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang dan Radin Inten II di Lampoeng, tokoh Radja Tiang Alam dapat dikatakan satu dari tiga tokoh penting di Sumatra bagian selatan yang melakukan perlawanan pada awal era Pemerintah Hindia Belanda. Dalam hal ini Radja Tiang Alam adalah penerus perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II di daerah aliran sungau Musi.

Sesungguhnya banyak tokoh sejarah Indonesia sejak era VOC namun hanya sebagian kecil yang terungkapkan. Diantara yang sedikit hanya sebagian kecil yang dinarasikan dengan baik. Radja Tiang Alam di wilayah hulu daerah aliran sungai Musi hanya dikenal samar-samar dan narasi sejarahnya hanya seadanya. Mengapa bisa begitu/ Seperti disebut di atas karena keterbatasan data. Dalam rangka mempelajari Sejarah Menjadi Indonesia, artikel ini mendeskripsikan sejarah perjuangan Radja Tiang Alam di daerah hulu sungai Musi. Dalam upaya itu diperlukan penggalian data sebanyak-banyak. Hanya dengan data kita dapat menarasikan sejarah dengan baik.

Lantas bagaimana sejarah Radja Tiang Alam di wilayah hulu daerah aliran sungai Musi?? Seperti disebut di atas, Radja Tiang Alam berjuang melawan otoritas Pemerintah Hindia Belanda setelah era Sultan Mahmud Badaruddin II. Perjuangannya juga perlu dicatat dalam sejarah Indonesia. Lalu bagaiman sejarah Radja Tiang Alam? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (378): Pahlawan-Pahlawan Indonesia dan Dr Lie Kiat Teng; Menteri Kesehatan Kabinet Ali (1953-1955)

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Siapa Lie Kiat Teng? Boleh jadi sejarahnya kurang terinformasikan. Lie Kiat Teng pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI (1953-1955). Ini mengindikasikan Lie Kiat Teng memiliki bagian sejarah bangsa Indonesia. Seharusnya setiap presiden, sakil presiden, perdana menteri, wakil perdana menteri dan para menteri Indonesia adalah pahlawan Indonesia..

Dr Lie Kiat Teng (17 Agustus 1912-21 Juli 1983) adalah Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam kabinet Ali Sastroamidjojo pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Setelah masuk Islam namanya berganti menjadi Mohammad Ali. Ia adalah anggota PSII (Partai Syarikat Islam Indonesia). Lie Kiat Teng lahir di Sukabumi yang kemudian namanya berubah menjadi Mohammad Ali setelah menjadi mualaf pada tahun 1946. Beliau menempuh pendidikan di sekolah kedokteran Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) Soerabaja. Setelah lulus, dia bekerja sebagai dokter pemerintah di Curup dan Bengkulu kemudian pindah ke perusahaan tambang di Rejang Lebong dan rumah sakit di Waringin Tiga. Pada masa pendudukan Jepang, dia menjabat sebagai kepala divisi kesehataan pemerintah. Setelah Indonesia merdeka, dia menjadi dokter di Palembang. Ali Sastroamidjojo kemudian menunjuk Lie Kiat Teng sebagai Menteri Kesehatan dalam Kabinet Ali I (1953-1955). Selama dua tahun berkiprah menjadi Menteri Kesehatan, dia mencetuskan ide pembangunan fakultas kedokteran pada Kongres IDI 1953. Salah satu hasil kerja beliau yang terkenal yaitu pembangunan RSUP Dr. Mohammad Hoesin dan sebagai tanda terima kasih, nama beliau diabadikan menjadi nama jalan di sekitar area rumah sakit. Lie meninggal di rumahnya di Jakarta. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Lie Kiat Teng? Seperti disebut di atas, Dr Lie Kiat Teng pernah menjadi Menteri Kesehatan RI. Tidak banyak Menteri Kesehaatan di awal era Republik Indonesia. Dari hanya beberapa, satunya adalah Dr Lie Kiat Teng. Lalu bagaimana sejarah Lie Kiat Teng? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 25 Januari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (377): Pahlawan Indonesia Mr RA Maria Ulfah Asal Banten; Wanita Indonesia Pertama Sarjana Hukum

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dua perempuan pertama studi ke perguruan tinggi di Belanda adalah Ida Loemongga Nasoetion dan Maria Ulfah. Mereka inilah srikandi pribumi pertama berjuang dalam pendidikan tinggi di Belanda. Apakah wanita Belanda kaget dengan hadirnya perempuan pribumi di universitas Belanda? Maria Ulfah berhasil meraih gelar sarjana hukum dengan gelar Mr di Leiden tahun 1933. Ida Loemongga Nasoetion, kelahiran Padang, anak seorang dokter asal Padang Sidempoean di Universiteit Amsterdam tahun 1932 berhasil meraih gelar doktor (Ph.D) dalam bidang kedokteran.

Mr. Hajjah Raden Ayu Maria Ulfah atau Maria Ulfah Santoso atau Maria Ulfah Soebadio Sastrosatomo (18 Agustus 1911-15 April 1988) atau dahulu dikenal sebagai Maria Ulfah Santoso adalah salah satu mantan Menteri Sosial pada Kabinet Sjahrir II. Nama Santoso diambil dari nama suami pertama dan nama Soebadio Sastrosatomo diambil dari nama suami kedua setelah suami pertama meninggal dunia. Ia adalah perempuan Indonesia pertama yang meraih gelar sarjana hukum, memangku jabatan menteri dan anggota Dewan Pertimbangan Agung. Ia memulai kariernya sebagai tenaga honorer bagian perundang-undangan Kabupaten Cirebon. Ia juga menjadi guru AMS Muhammadiyah Jakarta pada tahun 1943. Selama pendudukan Jepang ia bekerja di Departemen Kehakiman, kemudian pindah ke Departemen Luar Negeri. Pada tahun 1946, setahus setelah Deklarasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Subadio diangkat menjadi Menteri Sosial dalam Kabinet Sjahrir. Maria Ulfah lahir dari pasangan Raden Mochammad Achmad dan Raden Ayu Chadidjah Djajadiningrat yakni saudara dari Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat dan Achmad Djajadiningrat. Mochammad Achmad adalah seorang dari beberapa saja orang Indonesia yang pada awal abad ke 20 selesai menempuh pendidikan di HBS (setingkat SMA). Mochammad Achmad kemudian menjabat sebagai Bupati Kuningan. Tahun 1929 Maria Ulfah pergi ke Belanda bersama ayahnya, adik perempuannya, Iwanah dan adik laki-lakinya Hatnan. Ibunya pada waktu itu sudah meninggal. Di Belanda Maria Ulfah memilih studi hukum di Leiden. Pilihan itu jatuh, karena menurutnya, kedudukan wanita secara hukum masih sangat lemah sehingga perlu diperbaiki. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Maria Ulfah, perempuan Indonesia pertama meraih gelar sarjana hukum? Seperti disebut di atas, Mari Ulfah adalah keponakan dari Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat (pribumi pertama meraih gelar doktor pada bidang sastra di Belanda tahun 1913). Lalu bagaimana sejarah Maria Ulfah? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (376): Pahlawan Nasional Dr Adnan Kapau Gani; Negara Sumatera Selatan - Agresi Militer Belanda

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pahlawan Indonesia yang telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional berasal dari (provinsi) Sumatera Selatan adalah AK Gani yang meninggal tahun 1968 dan dimakamkan di TMP Ksatria Bukit Siguntang Palembang. Berdasarkan keputusan pemerintah tanggal 6 November 2007, AK Gami ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional. Ini menjadi pahlawan nasional kedua dari Sumatra Selatan setelah yang pertama Sultan Mahmud Badaruddin II yang telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 29 Oktober 1984.

Mayjen TNI (Purn) dr. Adnan Kapau Gani (16 September 1905-23 Desember 1968) adalah seorang dokter, politisi, dan tokoh militer Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan Kabinet Amir Sjarifuddin II. A.K. Gani lahir di Palembayan, Sumatra Barat, pada tanggal 16 September 1905. Ayahnya adalah seorang guru. Ia menyelesaikan pendidikan awalnya di Bukittinggi pada tahun 1923. Kemudian ia pergi ke Batavia untuk menempuh pendidikan menengah dan mengambil sekolah kedokteran. Adnan meneruskan ke sekolah tinggi kedokteran STOVIA di Jakarta. Sayangnya, sekolah ini pada 1927 ditutup, sehingga Adnan harus melanjutkan sekolah ke AMS (setingkat SMA zaman Belanda) hingga lulus pada 1928. Setahun kemudian, Adnan masuk Sekolah Tinggi Kedokteran (Geneeskundige Hoge School/GHS) Jakarta, dan baru lulus pada 1940. Pada era 1920-an, ia giat di berbagai organisasi kedaerahan seperti Jong Sumatranen Bond dan Jong Java. Pada tahun 1928 ia terlibat dalam Kongres Pemuda II di Jakarta. Pada tahun 1931 ia bergabung dengan Partindo. Setelah pendudukan Jepang di Indonesia pada tahun 1942, Gani menolak untuk berkolaborasi. Oleh karena itu ia ditangkap pada bulan September 1943 hingga bulan Oktober tahun berikutnya. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional AK Gani? Seperti disebut di atas, AK Gani adalah pahlawan nasional kedua dari (provinsi) Sumatra Selatan yang ikut berjuang sejak era pergerakan kemerdekaan hingga perang kemerdekaan Indonesia. Lalu bagaimana sejarah AK Gani? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.