Rabu, 09 November 2022

Sejarah Bengkulu (4): Geomorfologi Kota Bengkulu,Pantai Barat Sumatra;Pegunungan Bukit Barisan dan Pantai Timur Sumatra


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini 

Suatu wilayah sejarah tidak hanya sebatas wilayah administrasi, juga terkait dengan sejarah geografis. Akan tetapi itu tidak cukup, dalam batas-batas administrasi di wilayah geografi Bengkulu juga perlu memperhatikak geomorfologis wilayah. Sebab, perubahan geomorfologis wilayah dari masa ke masa akan terkaut dengan perubahan wilayah geografis yang dengan sendirinya perubahan wilayah aministrasi.


Wilayah administasi (provinsi) Bengkulu pada masa ini meliputi Sembilan kabupaten dan satu kota. Dengan memperhatikan bentuk geografis, dengan memisahkan tiga kabupaten (kabupaten Lebong, kabupaten Rejang Lebong dan kabupaten Kapahiang), terlihat wilayah geografis provinsi Bengkulu seperti garis sejajar dengan pantai barat Sumatra. Garis geografi pantai ini menjadi garis pantai yang lebih panjang di masa lalu. Pada era Pemerintah Hindia Belanda, wilayah administrasi residentie Bengkulu telah dikurangi wilayah district Indrapura (kini masuk wilayah administrasi kabupaten Pesisir Selatan, provinsi Sumatra Barat). Pada era Republik Indonesia wilayah administrasi provinsi Bengkulu dikurangi district Krui (kini masuk wilayah adsministrasi kabupaten Pesisir Barat). Jadi dalam hal ini provinsi Bengkulu diapit oleh wilayah administrasi Pesisir Srlatan di utara dan Pesisir Barat di selatan). Lalu mengapa tiga wilayah geografis kabupaten (kabupaten Lebong, kabupaten Rejang Lebong dan kabupaten Kapahiang) dimasukkan ke wilayah administrasi (residentie) Bengkulu? Mengapa tidak ke wilayah administrasi (provinsi) Sumatra Selatan? Itu adalah soal lain lagi.

Lantas bagaimana sejarah geomorfologi wilayah Bengkulu di Pantai Barat Sumatra? Seperti disebut di atas, wilayah geografis provinsi Bengkulu di Pantai Barat Sumatra berada diantara wilayah administrasi kabupaten Pesisir Selatan dan kabupaten Pesisir Barat. Dalam konteks inilah penting wilayah geografis provinsi Bengkulu diperhatikan secara geomorfologis. Lalu bagaimana sejarah geomorfologi wilayah Bengkulu di Pantai Barat Sumatra? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bengkulu (3): Benteng di Bengkulu, Benteng Inggris Fort Marlborough; Sejarah Benteng-Benteng Belanda di Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini 

Di Indonesia umumnya benteng-benteng masa lampau dibangun oleh orang-orang Belanda. Semua benteng dibanngun pada era berbeda-beda. Namun ada beberpa benteng yang dibangun oleh orang Inggris dan orang Portugis. Benteng Inggris terdapat di Bengkulu dan Natal. Benteng Inggris di Bengkulu yang disebut Fort Marlborough sangat strategis bagi Inggris dalam hubungannya dengan ekspansi ke Australia.


Benteng Marlborough (Inggris: Fort Marlborough) adalah benteng peninggalan Inggris di Kota Bengkulu. Benteng ini didirikan oleh East India Company (EIC) tahun 1714-1719 di bawah pimpinan gubernur Joseph Callet sebagai benteng pertahanan Inggris. Benteng ini didirikan di atas bukit buatan, menghadap ke arah Kota Bengkulu dan memunggungi Samudra Hindia. Benteng ini pernah dibakar oleh rakyat Bengkulu; sehingga penghuninya terpaksa mengungsi ke Madras. Mereka kemudian kembali tahun 1724 setelah diadakan perjanjian. Tahun 1793, serangan kembali dilancarkan. Pada insiden ini seorang opsir Inggris, Robert Hamilton, tewas. Dan kemudian pada tahun 1807, residen Thomas Parr juga tewas. Keduanya diperingati dengan pendirian monumen-monumen di Kota Bengkulu oleh pemerintah Inggris. Marlborough masih berfungsi sebagai benteng pertahanan hingga masa Hindia Belanda tahun 1825-1942, Jepang tahun 1942-1945, dan pada perang kemerdekaan Indonesia. Sejak Jepang kalah hingga tahun 1948, benteng itu manjadi markas Polri. Namun, pada tahun 1949-1950, benteng Marlborough diduduki kembali oleh Belanda. Setelah Belanda pergi tahun 1950, benteng Marlborough menjadi markas TNI-AD. Pada tahun 1977, benteng ini diserahkan kepada Depdikbud untuk dipugar dan dijadikan bangunan cagar budaya. Benteng ini berada di tanah seluas 44.000 meter2; Ukuran fisiknya sekitar 240 x 170 m. Ketinggian dinding bervariasi dari 8 sampai 8.50 meter, dengan ketebalan 1.85 sampai 3 meter. Pertahanan benteng terdiri dari 72 meriam. Di dalam benteng terdapat beberapa baris bangunan dengan atap berbentuk segitiga. Bangunan tersebut memiliki krepyak teras dengan barisan tiang besi. Catatan yang ada mengatakan bangunan ini difungsikan sebagai barak, penjara, dan kantor. Di bagian tengah benteng ini juga terdapat lapangan besar yang berfungsi sebagai halaman dalam (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah benteng di Bengkulu, benteng Inggris Fort Marlborough? Seperti disebut di atas di Bengkulu terdapat benteng yang dibangun orang Inggris dan didunakan oleh orang Inggris. Lalu bagaimana sejarah benteng di Bengkulu, benteng Inggris Fort Marlborough? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 08 November 2022

Sejarah Bengkulu (2): Asal Usul Awal Nama Bengkulu;Benkulen, Bengkulen, Bangkulon, Bangkaihulu, Bangkahulu dan Bencoolen


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini 

Apalah arti sebuah nama? Itu bahasa sastra ala William Shakespeare. Namun dalam bahasa sejarah nama (tempat) itu sangat berarti, tidak hanya sebagai penanda navigasi pelayaran perdagangan, juga koding yang penting dalam navigasi pencarian data sejarah. Nama Bencoolen haruslah memandu kita pada masa menavigasi untuk mencari data sejarah di Bengkulu. Dalam hal inilah nama Bengkulu dalam rentang sejarah memiliki arti.


Asal-usul Nama Bengkulu: dari Bangkai dan Hulu, Terkait Perang. KOMPAS.com - Kota Bengkulu adalah sebuah provinsi yang berada di pulau Sumatra. Kota ini terletak di bagian Barat Daya Pulau Sumatra, yang berbatasan dengan provinsi Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan, dan Lampung. Bengkulu dalam bahasa Belanda disebut Benkoelen atau Bengkulen; dalam bahasa Inggris disebut Bencoolen; sementara dalam bahasa Melayu disebut Bangkahulu. Terdapat banyak versi cerita tentang asal usul dan nama Bengkulu, ada yang menyebutkan bahwa nama Bengkulu berasal dari bahasa Melayu 'Bangkulon'. Kata 'bang' yang berarti “pesisir” dan 'kulon' yang berarti “barat”, kemudian mengalami pergeseran pengucapan. Kata "bang" berubah menjadi beng, dan "kulon" menjadi kulu. Sementara sumber lain menyatakan nama “Bencoolen” diambil dari sebuah nama bukit di Cullen, Skotlandia, Bm of Cullen. Dilansir laman resmi Pemeritah Kota Bengkulu, sumber tradisional menyebutkan bahwa Bengkulu atau Bangkahulu berasal dan kata Bangkai dan Hulu yang maksudnya bangkai di hulu. Konon menurut sejarah, dulu pernah terjadi perang antara kerajaan-kerajaan kecil yang ada di Bengkulu. Pertempuran itu banyak menimbulkan korban dari kedua belah pihak di hulu sungai Bengkulu. Korban perang inilah yang menjadi bangkai tak terkuburkan di hulu sungai tersebut. Maka tercetuslah sebutan Bangkaihulu yang lama-kelamaan berubah pengucapan menjadi Bangkahulu atau Bengkulu (Kompas.com).

Lantas bagaimana sejarah asal usul awal nama Bengkulu? Seperti disebut di atas ada banyak versi yang banyak ditulis Benkoelen (Belanda), Bencoolen (Inggris) dan Bengkulu (masa ini). Lalu bagaimana sejarah asal usul awal nama Bengkulu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Lampung (42): Pahlawan Indonesia di Lampung Masa ke Masa, Raden Intan II hingga Gele Harun; Jelang Hari Pahlawan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lampung di dalam blog ini Klik Disini 

Beberapa hari lalu diumumkan pemerintah lima gelar Pahlawan Nasional. Diantara pahlawan Indonesia yang ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional tersebut adalah Dr dr HR Soeharto (Jawa Tengah), KGPAA Paku Alam VIII (Yogyakarta), H Salahuddin bin Talibuddin (Maluku Utura), dr R Rubini Natawisastra (Kalimantan Barat; sudah pernah dideskripsikan dalam blog ini) dan KH Ahmad Sanusi (Jawa Barat). Hingga saat ini dari (provinsi) Lampung baru satu pahlawan Indonesia yang bergelar Pahlawan Nasional. Yang kini tengah diusulkan adalah Mr Gele Harun Nasution, berperan dalam perang kemerdekaan Indonesia di Lampung dan menjadi Residen Lampung pertama (1950-1955).


Pahlawan Indonesia lainnya yang telah mendapat gelar Pahlawan Nasional dan dengan tambahan lima lagi maka secara keseluruhan pahalwan Indonesia yang telah bergelar Pahlawan Nasional sebanyak. Pahlawan Indonesia yang telah bergelar Pahlawan Nasional yang berasal dari daerah (provinsi) Lampung adalah Raden Inten II. HR Mohammad Mangundiprojo yang telah mendapat gelar Pahlawan Nasional, meski pernah menjadi Residen Lampung tetapi diusulkan melalui daerah (provinsi) Jawa Timur. Mohammad Mangoendiprojo, pahlawan Indonesia yang berpartisipasi dalam perjuangan Perang Soerabaya 1945. meninggal di Bandarlampung pada 13 Desember 1988. Mohammad Mangundiprojo dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Tanjungkarang Bandarlampung. Dalam hal ini, Mohammad Mangundiprojo, sebagai pahlawan Indonesia dan meski diusulkan Jawa Timur sebagai Pahlawan Nasional, juga tetap sebagai pahlawan Lampung. Karir pemerintahan Mohammad Mangundiprojo dimulai sebagai bupati Ponorogo (1951-1955) yang kemudian pernah sebagai pejabat Residen di Lampung.

Lantas bagaimana sejarah pahlawan Indonesia di Lampung dari masa ke masa? Satu yang jelas pahlawan Indonesia yang telah bergelar Pahlawan Nasional di Lampung adalah Taden Intan II. Lalu yang kini tengah diusulkan pahlawan Indonesia dengan gelar Pahlawan Nasional dari Lampung adalah Mr Gele Harun Nasution. Lalu bagaimana sejarah pahlawan Indonesia di Lampung dari masa ke masa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 07 November 2022

Sejarah Lampung (41):Perang Kemerdekaan di Lampung,Sekali Merdeka Tetap Merdeka; Mengapa Belanda/NICA Ingin ke Lampung?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lampung di dalam blog ini Klik Disini 

Perang kemerdekaaan Indonesia adalah perang melawan kehadiran kembali (Pemerintah Hindia Belanda) dengan nama NICA. Terjadi perlawanan di seluruh Indonesia dengan intensitas yang berbeda. Situasi dan kondisi, selama perang kemerdekaan Indonesia terjadi di Jawa dan Sumatra (termasuk Lampung). Sekali merdeka tetap merdeka.

 

Menilik Peran Penting Lada Lampung sebagai 'Amunisi' di Era Perang Kemerdekaan (SuaraLampung.id). Salah satu komoditas rempah diunggulkan dari Indonesia adalah lada. Daerah penghasil lada terbaik salah satunya di Lampung. Banyak dibudidayakan di daerah Way Sekampung, Way Semaka, Way Seputih dan Way Tulang Bawang. Lada Lampung membuat perebutan antara Banten dengan Palembang, begitupun saat VOC memonopoli perdagangan rempah juga berusaha untuk menarik Lampung sebagai wilayah taklukannya. Lada tetap menjadi penting di kala perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Lada menjadi “amunisi” dalam menghadapi pasukan Belanda, biaya peperangan salah satunya adalah dari hasil penjualan lada. Pemerintah saat itu melakukan pinjaman kepada rakyat yang memiliki lada. Satu arsip mengenai pinjam meminjam lada dari rakyat Jabung, dengan jumlah 500 kg. Dalam arsip berbeda diterangkan terjadi peminjaman lada 2.500 Kg. Dalam buku Sejarah Revolusi Fisik di Provinsi Lampung disebutkan beberapa rakyat Jabung yang berjasa memberikan bantuan itu diantaranya Haji Abdul Majid. Peran penting rakyat sekaligus lada yang mereka miliki dalam menjaga kekuatan pasukan Indonesia. Komoditas lada Lampung bersama karet dan kopi, dijual hingga Singapura. Hasil penjualan lada, karet dan kopi itu kemudian dibelikan peralatan perang seperti pakaian perang, senjata, amunisi dan obat-obatan. Selepas Perundingan Renville, daerah Lampung bersama dengan Aceh dan Jambi merupakan daerah yang masih nihil pengaruh tentara Belanda dan dari tiga daerah ini, pemerintah berusaha mendapatkan dana guna menyokong perjuangan. Di Lampung dibentuk sebuah badan usaha yang bernama Usaha Lampung Trading Company dipimpin oleh Mayor Arief dibantu Letnan Muda Mukim. Melalui firma ini berhasil diselundupkan kopi, lada dan karet menggunakan kapal-kapal milik Tan Seng Beng ke Singapura. Keberadaan lada di Lampung saat itu bukan hanya sekedar komoditas perkebunan belaka.

Lantas bagaimana sejarah perang kemerdekaan di Lampung, sekali merdeka tetap merdeka? Seperti disebut di atas, situasi dan kondisi tersebut selama perang kemerdekaan Indonesia terjadi di Jawa dan Sumatra, termasuk di Lampung. Lalu bagaimana sejarah perang kemerdekaan di Lampung, sekali merdeka tetap merdeka? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Lampung (40):Detik-Detik Berakhir Belanda di Lampung;Bagai Lagu Kegagalan Cinta, 'Kau yang Memulai Kau Mengakhiri'


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lampung di dalam blog ini Klik Disini

Kehadiran Belanda di nusantara (1595-1597) terbilang heroic yang dengan kekuatannya terus berkembang hingga menguasai hampir seluruh Hindia Timur (VOC). Namun kemudan terjadi kelesuan saat mana musuh semakin kuat sehingga terjadi perampasan kekuasan (pendudukan Inggris 1811-1816). Kembali berulang pada awal tahun 1940an hingga kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang (8 Maret 1942). Sangat tragis.


Laksamana Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infanteri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Perang Pasifik ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hindia Belanda adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatra sebagai sumber minyak utama (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah detik-retik berakhir Belanda di Lampung? Seperti disebut di atas, berakhirnya Belanda di Lampung seiring dengan jatuhnya kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda ke tangan (pendudukan militer) Jepang. Apakah itu seperti lagu Kegagalan Cinta? Kau yang Memulai Kau yang Mengakhiri. Lalu bagaimana sejarah detik-retik berakhir Belanda di Lampung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.