Selasa, 15 Agustus 2023

Sejarah Mahasiswa (19): Lulus Rechtschool Studi ke Belanda Raih Gelar Doktor Hukum Koesoema Atmadja - Radja Enda Boemi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

Ada sejumlah sekolah kejuruan yang dibuka di era Pemerintah Hindia Belanda. Yang pertama sekolah kedokteran di Batavia tahun 1851 dan kemudian sekolah guru do Soerakarta tahun 1852. Sekolah kedokteran hanya satu yang disebut Docter Djawa School yang tahun 1902 berubah menjadi STOVIA. Sementara sekolah guru berikutnya didirikan di Fort de Kock tahun 1856 dan Tanobato 1862. Sekolah guru di Tondano menjadi Hoofdenschool yang lalu muncul sekolah pamong OSVIA di Bandoeng. Pada tahun 1904 sekolah pertanian di Buitenzorg yang kemudian diikuti sekolah kedokteran hewan tahun 1907. Lalu gilirannya sekolah hukum (rechtschool).


Sejarah Rechtsschool, Sekolah Hukum Pertama di Indonesia Didirikan 1909. Devi Setya – detikEdu. Selasa, 11 Okt 2022. Jakarta - Sejarah pendidikan hukum di Indonesia sudah dimulai bahkan sebelum Indonesia merdeka. Adalah Rechtsschool, sekolah hukum pertama yang dibangun Belanda 26 Juli 1909 dengan nama Opleidingsschool voor de Inlandsche Rechtskundigen, namanya berubah menjadi Rechtsschool. Sekolah tinggi ini beroperasi selama 18 tahun mulai 1909-1928. Dalam perjalanannya, Rechtsschool meluluskan 189 orang Indonesia yang ahli di bidang hukum. Pada 1928 Rechtsschool ditutup dengan cara tidak menerima siswa baru lagi. Soetandyo yang juga merupakan Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) menyebutkan pasca ditutupnya Rechtsschool kemudian menjadi awal berdirinya Rechtshogeschool atau Sekolah Tinggi Hukum pada 28 Oktober 1924 di Batavia. Ujian akhir pertama kali digelar pada tahun 1912. Dari jumlah 189 yang lulus Rechtsschool, 43 orang di antaranya meneruskan studi ke Leiden dan lulus dengan gelar Meester (Mr), dan 5 orang berhasil menulis disertasi dan meraih gelar doktor. Ada juga yang meneruskan studi ke Rechtshogeschool (https://detik.com/)

Lantas bagaimana sejarah lulusan Rechtschool studi ke Belanda meraih gelar doktor hukum? Seperti disebut di atas, banyak lulusan rechtschool di Batavia yang pada akhirnya melanjutkan studi ke Belanda. Mereka antara lain adalah Koesoema Atmadja dan Radja Enda Boemi. Lalu bagaimana sejarah lulusan Rechtschool studi ke Belanda meraih gelar doktor hukum? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 14 Agustus 2023

Sejarah Mahasiswa (18): Dr Goenawan Mangoenkoesoemo Studi ke Belanda; Boedi Oetomo, Dr Tjipto dan Indische Vereeniging


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

Siapa Dr Goenawan Mangoenkoesoemo? Yang lebih dikenal adalah Dr Tjipto Mangoenkoesoemo. Apa hubungannya dengan Dr Soetomo? Goenawan dan Soetomo, dua diantara pendiri Boedi Oetomo tahun 1908. Bagaimana Goenawan Mangoenkoesoemo di Belanda? Sorip Tagor Harahap, Dahlan Abdoellah dan Goenawan dalam Kongres Hindia di Belanda tahun 1917, mewakili anggota Indische Vereeniging mengusulkan nama Hindia Belanda menjadi Indonesia. Usul diadopsi, ketua sidang HJ van Mook mengetok palu. Tok!


Soetomo menguraikan panjang lebar berbagai kesan dan kenangannya, sebagai berikut: ‘Tuan ini adalah salah seorang dari sekretaris saya. Mas Goenawan Mangoenkoesoemo, seperti hampir semua dari keluarganya mempunyai pekerti dan rasa akan bahasa Belanda, ditambah dengan temperamennya (tangkasnya), maka tulisan- tulisannya dapat menggembirakan kawan, membuat panas hati dan merah telinga lawan-Iawannya. Sebagai keturunan Tjitrosoemo, sudah selayaknya Mas Goenawan ini adalah seorang pahlawan kita yang gemar pada keadilan dan kemerdekaan. Perasaan persamaan, semboyan dari kaum demokrasi, sungguh-sungguh hidup di dalam hati sanubarinya. Mengingati tabiatnya ini, tidak mengherankan kalau waktu berumur kira-kira 15 tahun dia sudah bertukar pikiran dengan orang-orang yang senang melihat perubahan keadaan adat-istiadat dan cara di dalam masyarakat kita. Polemik ini berturut-turut dilakukan di dalam suratkabar harian Java Bode. Mas Goenawan menyatakan sama sekali tidak setuju terhadap peraturan benuman bupati yang berdasarkan kekolotan, ketidakadilan, dan seterusnya. Sejak kelahiran Boedi Oetomo (1908) sampai wafat tahun 1929, Goenawan makin lama makin erat hubungan dengan saya, sampai-sampai tuan Tjipto Mangoenkoesoemo mengatakan, “Soetomo sekarang telah kehilangan dalangnya.” (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/) 

Lantas bagaimana sejarah Dr Goenawan Mangoenkoesoemo? Seperti disebut di atas Goenawan Mangoenkoesoemo cukup dekat dengan Dr Soetomo, karena mereka berdua turut mendirikan Boedi Oetomo. Adik Dr Tjipto Mangoenkoesoemo ini di Belanda bergabung di Indische Vereeniging. Lalu bagaimana sejarah Dr Goenawan Mangoenkoesoemo? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Mahasiswa (17): Sjamsi Widagda, Guru Studi ke Belanda Meraih Gelar Doktor Ekonomi; Boedi Oetomo-Soetan Casajangan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

Siapa Sjamsi Sastra Widagda? Umumnya lebih dikenal nama Mohamad Hatta. Pada era Pemerintah Hindia Belanda, Sjamsi Sastra Widagda disebut berasal dari Soerakarta. Saat mana remaja Sjamsi Sastra Widagda tiba di Belanda langsung dibimbing oleh guru Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan (ketua Indische Vereeniging di Belanda 1808-1811). Sjamsi Sastra Widagda mendapat beasiswa dari Boedi Oetomo hingga selesai sarjana dan kemudian membiayai sendiri untuk mencapai gelar Doktor.  


Dr. Samsi Sastrawidagda lahir di Solo 13 Maret 1894. Ia menempuh pendidikan ekonomi dan hukum negara di Handels-hogeschool Rotterdam. Gelar akademik tahun 1925 adalah gelar Doktor dengan disertasi ‘De Ontwikkeling v.d handels politik van Japan’. Selama di Rotterdam. ia dikenal sebagai pemukul gong dalam perkumpulan gamelan pribumi. Perjalanan karier di Kementerian Keuangan dirintis sejak Sidang PPKI yang kedua (19 Agustus 1945). Menteri Keuangan kabinet RI pertama, mempunyai peranan besar dalam usaha mencari dana guna membiayai perjuangan dan jalannya pemerintahan RI. Ia memperoleh informasi dari Laksamana Shibata bahwa di gedung Bank Escompto Surabaya tersimpan uang peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang disita Jepang. Karena hubungannya yang dekat dengan para pemimpin pemerintahan Jepang di Surabaya ia berhasil membujuk mereka. Uang tersebut diambil melalui operasi penggedoran bank. Sebagai Menteri Keuangan, Samsi tidak pernah memimpin Kementerian Keuangan secara langsung. Bahkan belum sempat menyusun perencanaan. Kondisi fisiknya yang sering sakit-sakitan menjadikan ia lebih memilih tinggal di Surabaya. Pada tanggal 26 September 1945 ia mengundurkan diri menjadi Menteri Keuangan. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Sjamsi Widagda, guru di Jogjakarta studi ke Belanda meraih gelar doktor ekonomi? Seperti disebut di atas, nama Sjamsi Widagda kurang dikenal, padahal sudah menjadi seorang ekonom sebelum Mohamad Hatta. Guri titipan Boedi Oetomo di bawah bimbingan guru Soetan Casajangan di Belanda. Lalu bagaimana sejarah Sjamsi Widagda, guru di Jogjakarta studi ke Belanda meraih gelar doktor ekonomi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 13 Agustus 2023

Sejarah Mahasiswa (16):Para Ketua Indische Vereeniging dan Nama Indonesia di Belanda Resmi; Soetan Casajangan hingga Ratulangi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

Kesadaran berbangsa (bangsa Indonesia) sudah lama ada. Tonggaknya dimulai di Padang tahun 1900 saat mana didirikan organisasi kebangsaan pertama yang diberi nama Medan Perdamaian. Kesadaran berbangsa ini mulai berkembang dengan didirikannya organisasi kebangsaan yang baru Boedi Oetomo di Batavia dan Indische Vereeniging di Belanda pada tahun 1908. Indische Vereeniging bersifat nasional (baca: seluruh bangsa Indonesia).


Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging), kemudian dikenal Perhimpunan Indonesia (PI) adalah organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Belanda yang berdiri pada tahun 1908. Indische Vereeniging berdiri atas prakarsa Soetan Kasajangan Soripada dan R.M. Noto Soeroto. Sejak Cipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat masuk, pada 1913, mulailah mereka memikirkan mengenai masa depan Indonesia. Mereka mulai menyadari betapa pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa Indonesia. Semenjak itulah Indische Vereeniging memasuki kancah politik. Waktu itu pula Indische Vereeniging menerbitkan sebuah buletin yang diberi nama Hindia Poetera, tetapi isinya sama sekali tidak memuat tulisan-tulisan bernada politik. Semula, gagasan nama Indonesisch (Indonesia) diperkenalkan sebagai pengganti Indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan Indonesiër (orang Indonesia). Pada September 1922, saat pergantian ketua dari Dr. Soetomo kepada Herman Kartawisastra nama organisasi berubah menjadi Indonesische Vereeniging. Saat itu istilah "Indonesier" dan kata sifat "Indonesich" sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik Etis. Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923, PI mulai menyebarkan ide non-kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah para ketua Indische Vereeniging dan nama Indonesia resmi di Belanda? Seperti disebut di atas Indische Vereeniging adalah kawah candaradimuka dalam kebangkitan bangsa Indonesia dan wadah pelajar/mahasiswa pribumi di Belanda dalam berjuang untuk mencapai cita-cita kemerdekaan. Dalam hal inilah penting posisi para ketua mulai dari Soetan Casajangan hingga Sam Ratulangi. Lalu bagaimana sejarah para ketua Indische Vereeniging dan nama Indonesia resmi di Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Mahasiswa (15): GSSJ Ratoelangi Studi ke Belanda dan Guru-Guru Pribumi; Indische Vereeniging (IV) di Negeri Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

Nama Sam Ratulangi sangat terkenal, khususnya di Sulawesi Utara. Tidak hanya nama jalan, juga nama universitas dan bandara. Sam Ratulangi adalah pahlawan Indonesia yang telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional, Tentulah sejarah Sam Ratulangi telah ditulis, namun tentu saja masih perlu dilengkapi. Sam Ratulangi termasuk mahasiwa pribumi asal Hindia di Belanda generasi pertama—generasi kebangkitan bangsa.


Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi (lahir di Tondano 5 November 1890) atau Sam Ratulangi adalah seorang Pahlawan Nasional. Ayahnya, Jozias Ratulangi, guru di Hoofden School di Tondano (lulus akta guru di Haarlem, 1880). Sam Ratulangi, setelah lulus ELS melanjutkan studi di Hoofden School. Pada tahun 1904 berangkat studi di sekolah teknik KWS Batavia (lulus 1908). Ratulangi kemudian melanjutkan studi ke Belanda (tiba di Amsterdam, 1912). Pada tahun 1913 Ratulangi mendapat akta guru matematika. Ingin melanjutkan studi di universitas Amsterdam, namun tidak diterima karena aturan universitas lulusan HBS atau AMS. Ratulangi mendaftar di Universitas Zurich, tahun 1919 memperoleh gelar Doktor der Natur-Philosophie (Dr. Phil.) untuk Ilmu Pasti dan Ilmu Alam. Ratulangi aktif di Indische Vereeniging, terpilih sebagai ketua tahun 1914. Di Swiss, aktif di Asosiasi Mahasiswa Asia. Ratulangi juga aktif menulis. Salah satu artikel berjudul Sarekat Islam diterbitkan di Onze Kolonien (1913), isinya tentang pertumbuhan koperasi pedagang lokal Sarekat Islam dan juga memuji gerakan Boedi Oetomo. Ratulangi kembali ke tanah air tahun 1919 dan mengajar di sekolah teknik Prinses Juliana School di Yogjakarta, tiga tahun kemudian pindah ke Bandung dan memulai perusahaan asuransi Assurantie Maatschappij Indonesia Bersama Dr Roland Tumbelaka. Ini adalah contoh pertama yang diketahui dari kata ‘Indonesia’ yang digunakan dalam dokumen resmi. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Sam Ratulangi studi ke Belanda 1912? Seperti disebut di atas, dalam narasi sejarah Indonesia masa kini, nama Sam Ratulangi termasuk salah satu pejuang Indonesia yang terkenal. Bagaimana organisasi pelajar/mahasiswa pribumi Indische Vereeniging dan guru-guru muda pribumi di negeri Belanda? Lalu bagaimana sejarah Sam Ratulangi studi ke Belanda 1912? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.