Rabu, 20 Desember 2023

Sejarah Bahasa (187): Bahasa di Kerajaan Rokkas Tempo Doeloe; Kini Dialek Bahasa Rokkas di Wilayah Ngada, Flores Tengah


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Rokkaa tinggal di selatan, suku Langos di barat laut, suku Weggos tinggal di selatan, suku Langos di barat laut, suku Weggos di barat laut suku-suku pemberani ini selalu dengan berani menawarkan keunggulan kepada Bima dan Ende. Rokkaa khususnya selalu menjadi musuh bebuyutan para perampok budak dan bajak laut Bima dan Ende, yang tak henti-hentinya menerima gelar yang patut dihormati (Sumatra-courant: nieuws- en advertentieblad, 16-09-1876).


Suku Ngada (Ngadha, Nad'a, Nga'da) adalah suku yang mendiami sebagian besar daerah Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 155.000 jiwa. Mata pencaharian hidup ethnis ini umumnya adalah berladang, sebagian di sawah, ada pula yang beternak sapi, kerbau, kuda dan mayoritasnya beternak babi. Ethnis Ngada merupakan penutur [bahasa Ngada atau Rokka]. Berdasarkan perbedaan dialek-dialek bahasa, Kabupaten Ngada dibagi atas empat ethnis yakni Rokka, Riung, Nage, Bajawa, Masing-masing klan mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri yang masih dipertahankan sampai saat ini, seperti rumah adat, tarian, pakaian adat, dan lain-lain.

 (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa di Kerajaan Rokkas tempo doeloe? Seperti disebut di atas tempo doeloe ada yang dikenal kerajaan Rokkas di pulau Flores Tengah. Kini salah satu kelompok populasi di Ngada di Flores Tengah. Lalu bagaimana sejarah bahasa di Kerajaan Rokkas tempo doeloe? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (186): Bahasa di Kerajaan Pamangkajoe Tempo Doeloe; Kini Nama Desa Pamakayo di Solor Barat, Flores Timur


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa dan kelompok populasi berkaitan di suatu wilayah. Besarnya ada yang setara kampong dan ada yang setara pulau. Ada yang pemimpinya raja kecil dan ada yang raja besar. Tempo dulu begitu banyak kerajaan. Di pulau Solor ada yang dikenal sebagai kerajaan Pamangkajoe. Tentu saja semua kerajaan itu telah hilang. Hal yang diwariskan misalnya disebutkan sebagai nama wilayah, nama pulua, nama desa atau nama bahasa. Nama kerajaan Pamangkajoe tempo doeloe diduga kini menjadi nama desa Pamakayo.


Pamakayo merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Solor Barat, kabupaten Flores Timur, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Desa ini merupakan satu dari 18 desa dan kelurahan yang berada di kecamatan Solor Barat. Desa ini memiliki jumlah penduduknya sebagian besar bersuku daerah Flores. Sebagian besar penduduknya bermatapencaharian petani. Hasil pertanian utama di desa ini ialah kemiri, kakao dan lain-lain. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa di Kerajaan Pamangkajoe tempo doeloe? Seperti disebut diatas temo doeloe ada kerajaan bernama Pamakayo. Bahasa apa yang dituturkan di kerajaan tersebut? Kini nama desa Pamakayo di Solor Barat, Flores Timur. Lalu bagaimana sejarah bahasa di Kerajaan Pamangkajoe tempo doeloe? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Selasa, 19 Desember 2023

Sejarah Bahasa (185): Bahasa Kalela Pulau Lembata Diantara Bahasa Lamaholot dan Kedang; Bahasa Galela di Pulau Halmahera


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Di wilayah provinsi Nusa Tenggara ada sebanyak 16 kelompok populasi dengan 68 dialek bahasa. Jumlah tersebut tidak sedikit di wilayah yang relatif kecil. Ada dialek bahasa yang penuturnya banyak dan ada juga yang sedikit. Bahasa Kalela terdapat di kecamatan Atadei dan kecamatan Naga Wutung di pulau Lembata.  


Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Kalela (Kawela) merupakan bahasa tersendiri. Persentase perbedaannya di atas 81 persen jika dibandingkan dengan bahasa-bahasalain, misalnya dengan bahasa Lamaholot dan Kedang. Dialek adalah Katakeja (Kalikasa), Lerek dan Boto. Sebaran di Kec. Atadei pulau Lembata kabupaten Lembata (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Kalela di pulau Lembata diantara bahasa Lamaholot dan bahasa Kedang? Seperti disebut di atas bahasa dituturkan di pulau Lembata. Bahasa Galela di pulau Halmahera. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kalela di pulau Lembata diantara bahasa Lamaholot dan bahasa Kedang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (184): Bahasa Kedang di Pulau Lembata, Legenda Gunung Uyelewun dan Tene Mua ManuSama; Medang-Modang


 *Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Kedang adalah bahasa yang digunakan suku Kedang. Penuturnya terdapat di pulau Lembata (pulau Lomblen) bagian timur laut, tepatnya di desa-desa di kaki gunung berapi. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.

Mengenal Suku Kedang, Suku di NTT yang Jarang Diketahui. Antonius Rian. Jumat, 24 Maret 2023. Floreseditorial.com - Salah satu suku di NTT jarang diketahui suku Kedang, salah satu suku di Kabupaten Lembata, khususnya Kecamatan Omesuri dan Buyasuri. Sesuai tuturan warga setempat, mayoritas orang Kedang berasal dari Uyelewun. Nenek moyang mereka diketahui, sesuai legenda, berasal dari puncak gunung Uyelewun. Sebagian penduduk suku Kedang lainnya berasal dari pulau Lepan Batan yang letaknya di antara pulau Pantar, Kabupaten Alor dan Lembata. Orang Kedang nenek moyangnya datang dari luar pulau Lembata dikenal sebutan tene mua' manu' sama yang bisa berarti mereka berlayar dan terdampar di wilayah Kedang dan bergabung bersama masyarakat yang nenek moyangnya berasal dari puncak gunung Uyelewun. Dengan demikian, masyarakat suku Kedang sangat heterogen dari berbagai aspek tetapi mampu berbaur menjadi satu (https://www.floreseditorial.com/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Kedang di pulau Lembata, legenda gunung Uyelewun dan Tene Mua Manu Sama? Seperti disebut di atas bahasa Kedang dituturkan suku Kedang di pulau Lembata.  Medang di Jawa dan Modang di Batak. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kedang di pulau Lembata, legenda gunung Uyelewun dan Tene Mua Manu Sama? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Senin, 18 Desember 2023

Sejarah Bahasa (183): Bahasa Lamaholot dan Dialek Bahasa Tanjung Bunga di Pulau Flores; Setiap Desa Memiliki Dialek Bahasa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Lamaholot atau bahasa Solor adalah bahasa yang digunakan suku Lamaholot atau Solor. Penuturnya tersebar dari di ujung timur Flores sampai barat Solor, mencakup kantung-kantung di pantai utara Pantar, barat laut Alor dan pulau-pulau sekitarnya. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.

Masyarakat Lamaholot yang mendiami wilayah Flores Timur daratan, pulau Solor, Adonara (bahasa Adonara bisa jadi bahasa mandiri) dan sebagian besar Lembata berbicara dalam bahasa Lamaholot, kecuali masyarakat Kedang di Lembata bagian timur menggunakan bahasa Kedang. Bahasa Lamaholot dalam pelafalannya memiliki dialek dan subdialek yang khas berdasarkan tata letak wilayah hunian. Keraf (1978) BL 33 dialek, yakni antara lain Lamalera, Mulan, Ile Ape, Belang, Lewotala, Imulolo, Lewuka, Kalikasa, Lewokukun, Mingar, Wuakerong, Lewopenutu, Lamahora, Merdeka, Lewokeleng, Lamatuka, Atawolo, Kiwang Ona, Duli, Watan, Horowura, Botun, Waiwadan, Lamakera, Ritaebang, Lewolema, Baipito, Waibalun, Bama, Lewolaga, Tanjung Bunga, Lewotobi, Painara dan Pukaunu yang berbatasan langsung dengan bahasa Sikka. Sementara itu, di Larantuka, Konga, dan Wure (Adonara) para penduduknya menggunakan bahasa Nagi (bahasa Melayu Flores). (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Lamaholot dan dialek bahasa Tanjung Bunga di pulau Flores? Seperti disebut di atas bahasa Lamaholot dituturkan di pulau Flores. Setiap desa memiliki dialek bahasa. Lalu bagaimana sejarah bahasa Lamaholot dan dialek bahasa Tanjung Bunga di pulau Flores? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (182): Bahasa Palue Orang Palue di Pulau Palue di Utara Pulau Flores; Gunung Berapi Rokatenda di Pulau Palue


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Palue adalah bahasa yang digunakan suku Palue. Penuturnya terdapat di pulau Palue. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Palu'e dituturkan di Desa Nitunglea dan Desa Maluriwu, Kecamatan Palu'e Kabupaten Sikka, Pulau Palu'e. Berdasarkan kekerabatan bahasa kedua desa tersebut masih merupakan bahasa yang sama dengan persentase perbedaan sebesar 30 persen (berbeda dengan Bahasa Sikka dan Bahasa Kedang).


Palue, adalah sebuah pulau yang terletak di perairan sebelah utara Pulau Flores. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di bagian selatan pulau ini terdapat gunung berapi Rokatenda. Pulau Palue dijuluki "pulau gunung" yang terletak di Laut Flores karena memiliki banyak tempat yang diindikasikan sebagai area gunung api (dalam bahasa Palue disebut "poa"). "Poa" ini kemudian dimanfaatkan sebagai sumber air bagi sebagian masyarakat Palue dengan proses "sublimasi". Di pulau ini sudah ada jalan raya dan kendaraan bermotor sejak 2006. Palue bisa dicapai dari Maumere, sebuah kota di Flores, dengan perahu motor kayu dalam waktu empat jam. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Palue orang Palue di pulau Palue di utara pulau Flores? Seperti disebut di atas bahasa Palue dituturkan di pulau Palue. Gunung berapi Rokatenda di pulau Palue. Lalu bagaimana sejarah bahasa Palue orang Palue di pulau Palue di utara pulau Flores? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982