Jumat, 05 Januari 2024

Sejarah Bahasa (219): Bahasa Bobat Pantai Selatan Seram Bagian Timur; Muara Sungai Jan Compaan Antara Atiahu dan Werinama


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Bobat dituturkan di desa Werinama dan sekitar di kecamatan Werinama di kabupaten Seram Bagian Timur. Penutur bahasa Bobat berbatasan dengan penutur bahasa Wahai di utara. Bahasa Bobat memiliki perbedaan dengan bahasa Elnama dan bahasa Balkewan.


Pada masa lampau terkenal sungai Jan Compaan yang terletak diantara kampong Atiahoe dan kampong Werinama. Sungai Jan Compaan ini disebut sungai Bobat. Kini Weirama adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Seram Bagian Timur. Di kecamatan ini terdiri dari beberapa desa, salah satu adalah desa Osong yang sebagian penduduknya adalah pindahan dari Limboro Huamual. Nama desa lainnya adalah Batuasa, Bemo, Bemo Perak, Funa Naibaya, Gusalaut, Hatuimeten, Osong, ToboTum dan Werinama. Sedangkan Atiahoe kini adalah sebuah desa di kecamatan Siwalalat. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah bahasa Bobat di pantai selatan Seram Bagian Timur? Seperti disebut di atas bahasa Bobat dituturkan di pantai selatan pulau Seram. Muara Sungai Jan Compaan atau sungai Bobat tempo doeloe, antara Atiahu dan Werinama. Lalu bagaimana sejarah bahasa Bobat di pantai selatan Seram Bagian Timur? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (218): Bahasa Salas di Pulau Seram dan Kampong Gorom Tempo Doeloe: Bula Ibukota Kabupaten SeramBagianTimur


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Salas adalah bahasa yang dituturkan di pulau Seram di desa Salas kecamatan Bula, kebupaten Seram Bagian Timur. Penutur bahasa Salas ini berbatasan dengan penutur bahasa Dawan di sebelah timur dan dan bahasa Hoti di sebelah barat serta bahasa Elnama di sebelah selatan. Bahasa-bahasa ini memiliki perbedaan yang cukup besar. Nama desa lainnya di kecamatan Bula adalaj Bula Air Fatolo, Englas, Fattolo, Kampung Gorom, Kampung Wailola, Limumir, Salas, Sesar dan Tansi Ambon.


Morfologi Bahasa Salas. Helmina Kastanya. Kantor Bahasa Provinsi Maluku. Morfologi dalam bahasa Salas dapat diuraikan berikut ini, 1. Kelas Kata. Kelas kata dalam bahasa Salas terdiri atas kelas kata verba, adjektiva, nomina, pronomina, dan numeralia. Semua kelas kata dalam bahasa Salas hanya memiliki bentuk dasar dan tidak memiliki bentuk turunan. a. verba, Verba dalam bahasa Salas hanya terdiri atas verba asal dan tidak memiliki verba turunan. b. adjektiva. Ciri morfologis yang menandai adjektiva dalam bahasa Salas yaitu terdapat morfem lalin di depan morfem dan suku kata tertentu. c. Nominam Promina dan Numeralia. 1. Secara morfologis, nomina dalam bahasa Salas hanya berbentuk kata dasar… (https://www.academia.edu/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Salas di pulau Seram dan kampong Gorom tempo doeloe? Seperti disebut di atas bahasa Salas dituturkan di desa Salah. Bula kini menjadi ibukota kabupaten Seram Bagian Timur. Lalu bagaimana sejarah bahasa Salas di pulau Seram dan kampong Gorom tempo doeloe? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Kamis, 04 Januari 2024

Sejarah Bahasa (217): Bahasa Emar Bahasa Kesui di Pulau Kesui Kepulauan Watubela; Apakah Bahasa Emar Dikhawatirkan Punah


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Kesui juga Kasiui adalah pulau terbesar di kepulauan Watubela (lainnya pulau Teor dan Watubela). Di pulau Kesui desa Utta (Utah, Uta, Oeta) di timur utara, Tamher Timur (Temeer) di selatan, Tamher Barat di barat daya, Kelangan (Kalangan) di tenggara dan Amar Laut (Amarlaut). Pulau Kasiui termasuk kecamatan Wakte kabupaten Seram Timur. Terdapat terumbu karang dan padang lamun di sekitar pulau ciri keanekaragaman hayati tinggi. ​


Sebanyak 62 bahasa asli di Maluku terancam punah. Hal tersebut diungkapkan Harlin Turiah, dari Kantor Bahasa Provinsi Maluku. Hanya ada satu penutur bahasa tersebut usia 80 tahun. Jika penutur asli tak segera ditransfer maka akan benar-benar punah seperti bahasa Lowon (bahasa dari desa Latea, kecamatan Seram Utara Barat, kabupaten Maluku Tengah). Ada 62 bahasa asli daerah Maluku yang terdata di Peta Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, diantaranya bahasa Alune, Ambalau, Asilulu, Balkewan, Banda, Barakay, Batulei, Bobar, Boing, Buru, Damar Timur dan Dawelor. Setahun yang lalu, Kantor Bahasa Provinsi Maluku telah mengusulkan bahasa Koa dengan penutur asli suku Ane di Kabupaten Maluku Tengah, bahasa Emar dari pulau Kesui dan bahasa Taul dari desa Atiahu, kecamatan Siwalat, kabupaten Seram Bagian Timur untuk menambah 62 bahasa daerah yang terdata. Kembali mengusulkan dua bahasa daerah lainnya yakni bahasa Teor dan Bati dari kabupaten Seram Bagian Timur agar masuk dalam Peta Bahasa. (https://regional.kompas.com/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Emar bahasa Kesui di pulau Kesui kepulauan Watubela? Seperti disebut di atas bahas Emar dituturkan di pulau Kesui. Apakah bahasa Emar dikhawatirkan punah? Lalu bagaimana sejarah bahasa Emar bahasa Kesui di pulau Kesui kepulauan Watubela? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (216): Bahasa Hoti di Pulau Seram; Bahasa Hoti di Bagian Timur Pulau Seram Tempo Doeloe, Kini Sudah Punah


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Hoti dituturkan oleh masyarakat di desa Hote, kecamatan Bula Barat, kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku. Berdasar pengakuan penduduk, di sebelah barat wilayah tutur bahasa Hoti berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Banggoi. Nama-nama desa di kecamatan Bula Barat adalah Aki Jaya, Banggoi, Banggoi Pancorang, Dreamland Hills, Hote, Jakarta Baru, Jembatan Basah, Rukun Jaya, Silohan. Sumber Agung, Waematakabo, Waiketam Baru dan Waisamet.


Bahasa-bahasa Daerah Yang Telah Punah. Dipublikasikan pada 5 than lalu. Redaktur: Andrean W. Finaka. Indonesiabaik.id - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan sejak 1991 hingga 2017. Tercatat sebanyak 13 bahasa di Indonesia telah mengalami kepunahan atau tidak digunakan lagi, 11 bahasa daerah di Maluku serta dua bahasa daerah di Papua. Untuk 11 bahasa daerah di Maluku telah punah atau sudah tidak digunakan lagi diantaranya di daerah Kajeli/Kayeli, Palumata, Serua, dan Nila di kawasan Maluku Tengah, lalu Bahasa Piru di kabupaten Seram Barat, Bahasa Moksela di kepulauan Sula, Bahasa Ternateno di Kota Ternate, Bahasa Hukumina di Pulau Buru, dan Bahasa Hoti di Seram Timur. Sedangkan dua bahasa daerah telah punah di Papua ialah Bahasa Tandia, yakni bahasa asli penduduk Tandia, distrik Raisei di kabupaten Teluk Mondama, Papua Barat, bahasa Mawes dituturkan oleh masyarakat kampung Maweswares di distrik Bonggo, kabupaten Sarmi, provinsi Papua. (https://indonesiabaik.id/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Hoti di pulau Seram? Seperti disebut di atas bahasa Hoti dipulau Seram dianggap sudah punah. Bahasa Hoti di bagian timur pulau Seram tempo doeloe, tapi kini sudah punah. Lalu bagaimana sejarah bahasa Hoti di pulau Seram? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Rabu, 03 Januari 2024

Sejarah Bahasa (215): Bahasa Gomo Gomo, Dialek Bahasa Barakai Pulau Workai; Pulau-Pulau di Timur Kepulauan Aru (Selatan)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Gomo-gomo adalah salah satu dialek bahasa Barakai. Bahasa Barakai dituturkan di kawasan Maluku Selatan, di antaranya di pulau-pulau Barakai, Longgar, Apara, Bemun, dan Mesiang; juga dituturkan di tenggara kepulauan Aru di pulau Gomo-Gomo di timur laut Barakai. Dialek bahasa Barakai lainnya adalah Lorang, Mariri, Koba. Nama Gomo-Gomo unik dan juga ditemukan di pulau Nias.


Gomo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara. Gomo merupakan kecamatan yang memiliki wilayah yang cukup luas. Untuk memaksimalkan pembangunan dan memudahkan masyarakat dalam mengurus administrasi, maka Kecamatan Gomo dipecah menjadi 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Gomo, Kecamatan Mazö, Kecamatan Susua, Kecamatan Umbunasi, Kecamatan Börönadu, Kecamatan Ulu Idanötae dan terakhir Kecamatan Idanötae. Di Kecamatan Gomo dan daerah sekitarnya memiliki objek wisata Seperti Air Terjun Helaowo, Situs Batu Megalitikum Tundrumbaho (Kecamatan Idanötae), dan Kampung Börönadu (Kecamatan Börönadu) yang merupakan tempat peradaban awal suku Nias. Gomo sering dijuluki sebagai "Gomo Sidele I'a". (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Gomo Gomo, dialek bahasa Barakai di pulau Workai? Seperti disebut di atas dialek bahasa Gomo-Gomo di pulau Workai. Pulau-pulau di Timur kepulauan Aru Selatan. Lalu bagaimana sejarah bahasa Gomo Gomo, dialek bahasa Barakai di pulau Workai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (214): Bahasa Mariri, Dialek Bahasa Barakai Pulau Mariri/Mairiri; Pulau Pulau di Timur Kepulauan Aru (Tengah)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Mariri salah satu dialek bahasa Barakai. Bahasa Barakai dituturkan di kepulauan Aru, diantaranya di pulau-pulau Barakai, Longgar, Apara, Bemun, dan Mesiang; juga dituturkan di tenggara kepulauan Aru di pulau Gomo-Gomo di timur laut Barakai. Dialek bahasa Barakai lainnya adalah Gomo-Gomo, Lorang, Koba. Nama Mariri juga ditemukan di wilayah Bolaang Moongondow. Mariri (Mairiri) dalam halini adalah nama pulau di kepulauan Aru.


Pulau Mariri adalah sebuah pulau di wilayah kabupaten Kepulauan Aru. Di pulau ini berada desa Mariri. Adapun jumlah penduduk pulau Mariri pada tahun 2016 mencapai 300 jiwa. Desa Mariri adalah salah satu desa di kecamatan Aru Tengah Timur. Semua desa berada di pulau Kobror kecuali tiga desa, yakni: desa Mariri di pulau Maririm dan desa Lola di pulau Lola serta desa Karawi di pulau Karawai. Juga ada nama desa Maririmar di kecamatan Aru Tengah (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Mariri, dialek bahasa Barakai di pulau Mariri/Mairiri? Seperti disebut di atas dialek bahasa Mariri ditemukan di pulau Mariri. Pulau-pulau di timur kepulauan Aru Tengah. Lalu bagaimana sejarah bahasa Mariri, dialek bahasa Barakai di pulau Mariri/Mairiri? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982