Kamis, 04 Januari 2024

Sejarah Bahasa (216): Bahasa Hoti di Pulau Seram; Bahasa Hoti di Bagian Timur Pulau Seram Tempo Doeloe, Kini Sudah Punah


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Hoti dituturkan oleh masyarakat di desa Hote, kecamatan Bula Barat, kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku. Berdasar pengakuan penduduk, di sebelah barat wilayah tutur bahasa Hoti berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Banggoi. Nama-nama desa di kecamatan Bula Barat adalah Aki Jaya, Banggoi, Banggoi Pancorang, Dreamland Hills, Hote, Jakarta Baru, Jembatan Basah, Rukun Jaya, Silohan. Sumber Agung, Waematakabo, Waiketam Baru dan Waisamet.


Bahasa-bahasa Daerah Yang Telah Punah. Dipublikasikan pada 5 than lalu. Redaktur: Andrean W. Finaka. Indonesiabaik.id - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan sejak 1991 hingga 2017. Tercatat sebanyak 13 bahasa di Indonesia telah mengalami kepunahan atau tidak digunakan lagi, 11 bahasa daerah di Maluku serta dua bahasa daerah di Papua. Untuk 11 bahasa daerah di Maluku telah punah atau sudah tidak digunakan lagi diantaranya di daerah Kajeli/Kayeli, Palumata, Serua, dan Nila di kawasan Maluku Tengah, lalu Bahasa Piru di kabupaten Seram Barat, Bahasa Moksela di kepulauan Sula, Bahasa Ternateno di Kota Ternate, Bahasa Hukumina di Pulau Buru, dan Bahasa Hoti di Seram Timur. Sedangkan dua bahasa daerah telah punah di Papua ialah Bahasa Tandia, yakni bahasa asli penduduk Tandia, distrik Raisei di kabupaten Teluk Mondama, Papua Barat, bahasa Mawes dituturkan oleh masyarakat kampung Maweswares di distrik Bonggo, kabupaten Sarmi, provinsi Papua. (https://indonesiabaik.id/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Hoti di pulau Seram? Seperti disebut di atas bahasa Hoti dipulau Seram dianggap sudah punah. Bahasa Hoti di bagian timur pulau Seram tempo doeloe, tapi kini sudah punah. Lalu bagaimana sejarah bahasa Hoti di pulau Seram? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa Hoti di Pulau Seram; Bahasa Hoti di Bagian Timur Pulau Seram Tempo Doeloe, Kini Sudah Punah

Bahasa Hoti di pantau utara pulau Seram pada masa ini dikhawatirkan punah. Jumlah penutur bahasa sudah punah atau dikhawatirkan outih biasanya kelompok populasi kecil.  Pada masa ini bahasa Hoti dituturkan di desa Hoti dan juga desa Bangoi (wilayah kecamatan Bula Barat, kabupaten Seram Bagian Timur).


Pulau Seram terdiri dari tiga afdeeling: Kairatoe, Amahai dan Wahai (termasuk onderafdeeling Waroe di kep Banda). Afdeeling terdiri negeri-negeri di pesisir pantai dan negeri-negeri di pegunungan. Di Afdeeling Wahai yang berada di pesisir antara lain Hoti dan Bangoi (lihat Tijdschrift van het Aardrijkskundig Genootschap, 1896). Dalam peta, kampong Hoti dan kampong Bangoi bertetangga di bagian dalam teluk kecil di pantai utara pulau Seram.  Kampong Hoti memiliki 66 orang Islam dan 22 orang belum beragama (alfoeren). Kampong Bangoi adalah kampong kecil dengan komposisi penduduk 11 orang Islam dan 23 orang Alfoeren serta 14 yang beragama Kristen.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Bahasa Hoti di Bagian Timur Pulau Seram Tempo Doeloe, Kini Sudah Punah: Hoti Masa ke Masa

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar