Istana Buitenzorg runtuh akibat gempa besar yang terjadi
pada tanggal 10 Oktober 1834. Istana Buitenzorg tidak bisa digunakan lagi. Istana
Buitenzorg terabaikan begitu lama, selain harus membutuhkan biaya besar untuk
membangunnya, juga trauma terhadap gempa juga menjadi alasan tidak segera
membangunnya kembali. Runtuhnya Istana Buitenzorg tahun 1834 merupakan
peristiwa yang kedua. Tampaknya tidak ada lagi keinginan untuk membangun Istana
Buitenzorg.
Istana Buitenzorg akhirnya dibangun tahun 1850. Namun demikian masih menyisakan satu pertanyaan: apa yang terjadi antara 1834 hingga 1850 (selama16 tahun). Sejauh ini tidak ada tulisan yang menjelaskan. Sementara itu, sebuah denah rumah di Buitenzorg, yang disebutkan rumah Jhr. JP. Cornets de Groot van Kraaijenburg yang diperkirakan bluprintnya dibuat antara 1836-1846 sudah lama saya amati dan saya anggap itu denah rumah seorang kaya di Buitenzorg. Ketika saya membaca risalah Jhr. JP. Cornets de Groot van Kraaijenburg, saya mulai tertarik menghubungkan denah rumahnya dengan Istana Buitenzorg. Ternyata ada titik temu.
Denah rumah JJPCG van Kraaijenburg di Buitenzorg, 1836-1842 |
Dalam dokumen, Jhr. JP. Cornets de Groot van Kraaijenburg
akan membangun rumah pribadi di Buitenzorg. Tidak disebutkan denah itu untuk
dibangun di lokasi mana. Namun ketika membuat relasi denah rumah dan risalah Cornets
de Groot van Kraaijenburg di satu sisi dengan memperhatikan layout Istana Buitenzorg di sisi lain,
ternyata relasi tersebut ada keterkaitan satu sama lain. Denah rumah Jhr. J.P. Cornets de Groot van
Kraaijenburg kurang lebih sama dengan denah bangunan Istana Buitenzorg yang
dibangun kemudian. Denah rumah Jhr. J.P. Cornets de Groot van Kraaijenburg
bahkan masih mirip dengan denah bangunan Istana Bogor yang sekarang.
Rencana Istana Buitenzorg (Lukisan 1842) |
Denah Rumah Cornets de Groot van Kraaijenburg
Ruang tidur
utama berada di sisi utara di tengah bangunan. Jendela akan mendapat cahaya
pagi hari dari arah matahari terbit. Ruangan temput tidur utama ini terhubung
dengan kamar di depannya. Kamar yang terlihat berukuran kecil ini yang merupakan
bagian teras gedung ini diduga ruang untuk menerima keluarga, kerabat atau
teman-teman dekat. Ruang tempat tidur ini terdiri dari tempat tidur dekat
pintu, rak/etalase berada diantara dua jendela, lemari pakaian, lemari
barang-barang berharga dan dilengkapi wastafe, Sedangkan kamar yang lebih kecil
hanya dilengkapi tiga perabotan: meja di tengah ruangan, rak/etalase buku dan
lemari barang-barang berharga. Di depan kamar kecil ini di dalam teras terdapat
kursi tamu.
Ruang kerja utama
berada di sisi selatan di tengah bangunan. Ruangan untuk temput bekerja ini
terhubung dengan kamar di depannya. Kamar yang terlihat berukuran kecil ini
yang merupakan bagian teras gedung ini diduga ruang untuk menerima tamu/pegawai.
Ruangan kecil ini di satu sudut terdapat ruang minibar. Ruang tempat kerja ini
terdiri dari meja kerja, meja rapat, dua rak/etalase di sisi kiri dan kanan
pintu utama dan dilengkapi dua toilet (pribadi dan tamu). Sedangkan kamar yang
lebih kecil hanya dilengkapi beberpa perabotan, seperti rak dan etalase.
Kamar tempat
tidur anak, Sophietje dan Mimi berada di belakang kamar tidur utama (orang tua
mereka). Kamar ini terdiri kamar tidur, lemari pakaian, wastafel dan dilengkapi
toilet. Pintu kamar anak langsung menuju ruang utama, yang mana ruang utama ini
terhubung denga dua pintu ke teras utara dan teras selatan. Pada sisi yang
berseberangan dengan kamar anak ini terdapat kamar yang juga dilengkap wastafel
dan rak. Sementara itu dibagian belakang dekat ruang makan malan terdapat dua
kamar keluarga. Dua kamar kecil lainnya di bagian pojok digunakan untuk ruang
belajar anak dan ruang lainnya (semacam gudang).
Bagian depan rumah merupakan teras
dengan delapan pilar utama. Empar pilar di depan (sisi luar) dan empat pilar di
belakang (sisi dalam).Teras ini di bagian dalam terhubung dengan tiga pintu,
yakni: pintu utama ke ruang tengah dan dua pintu masing-masing ke ruang kecil
untuk menerima keluarga/kerabat dan ruang kecil untuk menerima tamu. Pada dua
sudut teras bagian dalam, masing-masing terdapat tangga ke atas (balkon).
Sementara itu terdapat dua tangga ke balkon pada masing-masing teras samping di
sisi selatan dan di sisi utara.
Dengan memperhatikan struktur dan komposisi penggunaan
ruang dalam denah rumah Cornets de Groot van Kraaijenburg ini dengan
membandingkan dengan struktur dan komposisi penggunaan ruang pada Istana
Buitenzorg (Istana Bogor yang sekarang) terdapat kemiripan. Bedanya bahwa dalam
denah panjang empat pilar depan dan panjang dua pilar (tengah). Pada denah
Istana Buitenzorg/Istana Bogor sekarang terdapat modifikasi di dua sisi kamar
utara yang dihubungkan dengan dua bangunan tambahan istana (sayap kiri dan sayap
kanan). Ini suatu indikasi bahwa sebelum Istana Buitenzorg dibangun kembali
(setelah runtuh akibat gempa tahun 1834), Cornets de Groot van Kraaijenburg
telah merencanakan di lokasi runtuhan tersebut akan membangun rumahnya sendiri.
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di
artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
ang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya
untuk lebih menekankan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar