Kota Bogor memiliki kedekatan dengan Istana Bogor. Demikian juga pada masa lampau, Istana Buitenzorg memiliki keterkaitan dengan munculnya Kota Buitenzorg.
Fort Padjadjaran Menjadi Istana Bogor (lukisan Jhos Rach, 1772) |
Istana
Bogor sendiri memiliki sejarah yang panjang. Lokasi Istana Bogor ini awalnya
sebuah benteng yang didirikan VOC, suatu benteng yang dibangun setelah tim
ekspedisi yang dipimpin Sersan Scipio tahun 1687 menemukan lokasi yang tepat
berada di titik persinggungan terdekat antara sungai Tjiliwong dan sungai
Tjisadane. Benteng ini disebut Fort Padjadjaran. Di lokasi benteng inilah awalnya
dibangun villa Gubernur Jenderal lalu ditingkatkan menjadi Istana Buitenzorg.
Kota Buitenzorg tentu saja belum ada ketika
Istana Buitenzorg sudah lama eksis. Kota Buitenzorg muncul dan berawal ketika
Residentie Buitenzorg dibentuk dan berkedudukan di Buitenzorg. Ibukota
(hoofdplaat) Buitenzorg ini dimulai dari Kantor Residen Buitenzorg yang berada
tepat di depan Istana Buitenzorg. Dari sinilah (origin) Kota Buitenzorg
berkembang, baik secara geografis (tata kota) maupun secara administratif (tata
hukum).
Berikut
kronologis keberadaan Kota Bogor hingga sekarang, yang dimulai sejak kali
pertama orang-orang Eropa (VOC) menemukan lokasi yang menjadi cikal bakal Kota
Bogor yang sekarang.
Tahun
|
Keterangan
|
Sumber
|
1687
|
Ekspedisi
pertama VOC ke hulu sungai Tjiliwing yang dipimpin Scipio dan mendirikan
benteng Fort Padjadjaran
|
Lantkaat
van Batavia na de Zuyd, zee door den Sergt Scipio, 1695
|
1701
|
Ekspedisi
kedua dipimpin Michiel Ram dan Cornelis Coops
|
|
1703
|
Ekspedisi
ketiga dipimpin oleh Abraham Jan van Riebeeck
|
|
1705
|
Priangan
diserahkan kepada VOC (dilepasakan) oleh Pangeran Aria Tjirebon
|
|
1710
|
Abraham
Jan van Riebeeck memperkenalkan tanaman kopi di Buitenzorg
|
Almanak
van Nederlandsch Indie voor het jaar 1871
|
1721
|
Pengiriman
pertama kopi ke Belanda
|
|
1730
|
Demang
pertama di Buitenzorg diangkat pada tahun 1730 yaitu Demang Kampoengbaroe
|
|
1744
|
Villa
Gubernur Jenderal dibangun
|
|
1745
|
Gubernur
General van Imhoff memisihkan sisi
luar Buitenzorg sebagai kabupaten (schappen).
|
|
1752
|
Villa
hancur dalam perang melawan raja Banten.
|
|
1767
|
Nama
Buitenzorg sebagai nama suatu tempat dilaporkan: ‘Een plaifante nette en
welgeleg«n buiten plaats, genaamd Buitenzorg met deszelfs Heeren-Huizinge’
|
Oprechte
Haerlemsche courant, 07-03-1767
|
1769
|
Gambaran
tentang Villa dan sekitar. Villa ini dibangun di dua sisi Fort Padjadjaran
|
Lukisan
Johs Rach
|
1770
|
Jembatan
bambu yang menjadi cikal bakal Jembatan Otista terdeteksi
|
Lukisan
Johs Rach
|
1800
|
Land
Bloebor dibeli oleh pemerintah dimana land tersebut dijadikan pusat
pemerintahan di Buitenzorg. Dalam pembelian ini tanah tersebut, Daendles
memiliki sepersepuluh secara pribadi dalam 54 persil tanah yang terletak di
sejumlah tempat.
|
Nederlandsche
staatscourant, 02-11-1866
|
1810
|
Buitenzorg
menjadi bagian dari rencana jalan pos berdasarkan Aturan Umum tanggal 1
Januari tahun 1810
|
Bataviasche
koloniale courant, 05-01-1810
|
Pemerintah
Hindia Belanda dibentuk
|
Bataviasche
koloniale courant, 06-04-1810
|
|
1811
|
Pemerintah
Hindia Belanda digantikan Inggris (Letnan Gubernur Jenderal Raffles): Jawa
dibagi ke dalam 16 Residentie
|
|
Residen
pertama Buitenzorg Th. Mc. Quoid
|
Java
government gazette, 19-12-1812
|
|
1813
|
Ibukota
negara pindah dari Batavia ke Buitenzorg
|
Java
government gazette, 19-12-1812
|
1815
|
Residen
M Quoid digantikan oleh F Hardy dan
sebagai Asisten residen J van Bokholst
|
Java
government gazette, 28-10-1815
|
1818
|
F
Hardy digantikan oleh CSW van Hagendorp
|
Bataviasche
courant, 05-09-1818
|
1819
|
Losmen
pertama milik M. Franks di Buitenzorg diiklankan
|
Bataviasche
courant, 10-07-1819
|
1920
|
Losmen
kedua milik Cobben di Buitenzorg diiklankan. 1925 Mr. Cobben memasang iklan
ingin menjual logementnya berikut perabotannya (Bataviasche courant,
14-12-1825)
|
Bataviasche
courant, 08-07-1820
|
1923
|
Residenti
Buitenzorg statusnya diturunkan menjadi asisten residen dan dimasukkan ke
dalam residenti Batavia. Asisten
residen yang ditunjuk di Buitenzorg adalah SLG van Schuppen
|
Leydse
courant, 19-09-1823
|
1829
|
Asisten
residen berikutnya adalah R de Fillienttaz Bousquet
|
Javasche
courant, 18-07-1829
|
1830
|
Kultuurstelsel
diperkenalkan
|
G. H.
VAN SOEST, 1869
|
1834
|
Istana
Buitenzorg runtuh akibat gempa besar
|
|
1835
|
Disebutkan
kanal di Kampong Empang telah dibangun. Ini bermula ketika Pemerintah Hindia
Belanda (era Daendles) dan pemerintah lokal (Bupati) mulai merencanakan
perluasan sawah di Panaragan dan Kedong Badak
|
Johannes
Olivier dan K. van Hulst, 1835
|
1843
|
Asisten
Residen Buitenzorg, DCA van Hogendorp mengumumkan perbaikan jembatan yang
berada di dekat rumah Bupati. Jembatan yang dimaksud ini di kampong Empang
adalah jembatan di atas sungai Tjisadane. Bupati Bogor diduga telah pindah ke
kampong Empang pada tahun sebelum ini (dalam rangka koffistelsel).
|
Javasche
courant, 18-02-1843
|
1850
|
Istana
Buitenzorg dibangun kembali
|
|
1853
|
Hotel
Bellevue diakusisi oleh W. Hamstra. Hotel ini diduga hotel pertama di
Buitenzorg. Melihat lokasi tempatnya, Hotel Bellevue merupakan losmen Mr.
Cobben yang dijual pada tahun 1925. Java-bode: nieuws, handels- en
advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 21-05-1853 melaporkan adanya losmen
di Kota Batoe.
|
Java-bode:
nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 05-01-1853
|
1855
|
Keberadaan
Roode Brug (Jembatan Merah) terdeteksi
|
Java-bode,
18-07-1855
|
1860
|
T.
Kuijt, di dalam iklannya, menyatakan Hotel Buitenzorg akan dibuka tangga 1
Maret. Hotel ini letaknya dua rumah setelah Kantor Residen Buitenzorg. Java-bode:
nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 15-08-1860 Hotel
ini terintegrasi dengan stasion kereta kuda (paardenposterij) untuk melayani
kereta (wagen) dan kuda (paarden). Stasion kereta kuda Buitenzorg ini
terhubungan dengan stasion kereta kuda di Batavia yang berada di Hotel Des
Indies. Bataviaasch handelsblad, 15-07-1865 memuat iklan bahwa Logement bernama
Hotel Buitenzorg, selain stasion kereta kuda juga melayani tempat tinggal
(huis), kandang kuda (stal) dan kandang kuda di luar (bijgebouwen). Sejak 1890
keberadaan Hotel Buitenzorg tidak pernah terdengar kabar berita lagi dan
menghilang selamanya. Hotel Buitenzorg ini berada persis di lokasi Balai Kota
Bogor yang sekarang.
|
Java-bode:
nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 18-02-1860
|
1861
|
Regentschappen
(Kabupaten) Buitenzorg memiliki lima district (kecamatan), yakni: Buitenzorg,
Paroeng, Tjibinong, Jassinga dan Tjibaroessa. Di Regentschappen Buitenzorg
terdapat 62 tanah (landerien) dan 1.030 kampong. Jumlah penduduk sebanyak
341.083 jiwa (tidak termasuk orang
Eropa/Belanda sebanyak 759 jiwa). District Buitenzorg sendiri terdiri dari 12
landerien dengan jumlah kampong sebanyak 262 buah. Jumlah penduduk sebanyak
78.607 jiwa. Jumlah penduduk yang terbilang banyak (di atas 10.000 jiwa)
berada di land Tjiawi, Land Tjidjeroek en Srogol, Land Bloeboer dan Land
Tjiomas.
|
Statistiek
der Assiten Residentie Buitenzorg, 1861
|
1866
|
Tanah-tanah
swasta (partikelir) eks tanah Daendels dibebaskan dan dibeli pemerintah. Disebutkan tanah pemerintah di Buitenzorg dengan struktur baru adalah
sebagai berikut: Di sisi utara berbatasan dengan Land Kedoeng Badak: mulai
dari sungai Tjiliwong, jembatan sepanjang sungai Pekantjilan oleh tujuh
tiang, bersama dan melalui desa Paledang, tepi kiri sungai Pekantjilan di
kompleks Tjiwaringin; di tepi kanan dari Tjikoman, di Paboearan, kampung
Tjilandak, untuk tepi kanan sungai Tjidani yang lima belas tiang semuanya
disemen. Di sisi selatan, mulai dari sungai Tjiliwong di mulut sungai
Tjiboedik, ke arah barat 42 derajat selatan ke sungai Tjiawi, dan bersama
mereka ke utara ke mulut sungai Tollok Pinang; lingkup barat 9 derajat
selatan, ke sungai Tjiretek, sampai sungai Tjidani, pemisahan dari Land
Tjoetak Tjawi. Di sisi timur dikelilingi oleh jalannya sungai Tjiliwong,
membuat pemisahan Land Kampong Baru. Di sisi barat ditentukan sungai Tjidani,
membuat pemisahan antara Land Tjoetak, Tjireroek, Tjiomas dan Sendang-Barang
serta Dermaga.
Dengan demikian ibukota Buitenzorg baru tahun
1866 sepenuhnya dikuasai oleh Negara yang dalam hal ini pemerintah di
Buitenzorg (Asisten Residen).
|
Nederlandsche
staatscourant, 02-11-1866
|
Gubernur
Jenderal pada tanggal 27 April memberi izin kepada pengusaha Mr. LJ A.
Tollens untuk mendirikan pabrik kopi utama di Soekasari, Buitenzorg
|
De
locomotief, 26-12-1866
|
|
1872
|
Hotel
du Chemin de Fer kali pertama dilaporkan
(iklan)
|
Java-bode:
nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 29-07-1872
|
Untuk
menambah debut air yang melalui kanal baru di kampong Empang, sungai
Tjisadane dibendung. Air yang kini lebih tinggi di empang sungai dialirkan
menuju kanal baru melalui muara sungai Tjipakantjilan. Empang dan kanal baru
ini selesai pada tahun 1872
|
Berdasarkan
perbandingan peta, foto dan sumber lainnya
|
|
1889
|
Jembatan
Panaragan di atas sungai Tjisadane dibangun permanen
|
Bataviaasch
handelsblad, 20-05-1889
|
1900
|
Ibukota
(hoofdplaats) Buitenzorg terdiri dari tiga desa, yaitu: desa Paledang, desa
Babakan Pasar dan desa Bondongan. Desa-desa ini terdiri dari subdivisi (nama
kampong lama dan nama pemukiman baru). Desa Paledang terdiri dari kampong dan
area: Kebon Djahe, Djambatan Merah, Mantarena. Kampong Kramat, Gardoe,
Tjiwaringin, Gedong Sawah, Pondok Asem dan Istal Gedong Besar. Desa Babakan
Pasar: Tjingtjauw, Tengah, Rawa sedek, Poelau pasar, Jalan Roda dan Bong.
Desa Bandongan: Kaoem Hilir, Empang, Kaoem Oedik, Kebon Gede, Sindang Rasmi,
Kampung Apoe dan Lajong Sari.
|
Peta
Buitenzorg, 1900
|
1905
|
Gemeente
Buitenzorg dibentuk dan anggota dewan kota (gemeenteraad) diangkat
|
Staatsblad
Tahun 1905 No. 208; Direvisi berdasarkan Staatsblad Tahun 1926 No. 368
|
1913
|
Pada tahun
1913 di sekitar/depan Istana Buitenzorg muncul hotel baru, namanya Hotel
Pension ‘Simon’
Hotel ini dimiliki oleh G. Th. Simon. Alamatnya
Djalan Besar (dalam bahasa Melayu) t/o ‘sLandsplantentuin.
|
De
Preanger-bode, 28-08-1913
|
1918
|
NV
American Hotel didirikan dengan kapital f200.000. NV American Hotel ini akan
membangun hotel baru di lokasi Hotel Pension Simon milik G. Th. Simon &
Co. De Preanger-bode, 25-07-1919 Perusahaan baru ini dengan susunan pengurus:
Jhr. EA Dibbets sebagai Director; E, Lankhout dan G. Th. Simon masing-masing
sebagai Commisaaris
|
Het
nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 15-10-1918
|
1920
|
Wali
Kota (Burgemeester) Pertama A. Bagchus Diangkat Tahun 1920
|
Bataviaasch
nieuwsblad, 31-01-1920
|
Hotel
du Chemin de Fer dan Hotel Bellevue telah dibeli di Buitenzorg oleh
Perusahaan Kereta Api Negara, Staatsspoorwegen (SS).
|
Algemeen
Handelsblad, 12-11-1920
|
|
1923
|
Hotel
™ Dibbets te Buitenzorg. Pada hari Senin pertama di Buitenzorg Hotel Dibbets
Hotel yang baru dan indah dibuka. Tampanya kepemilikan hotel telah beralih
sepenuhnya kepada Jhr, EA Dibbets. Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 26-01-1925 melaporkan Jonkheer EA Dibbets telah meninggal
dunia. Sejak meninggalnya Dibbets diduga telah beralih kepemilikan kepada yang
lain. Hal ini karena namanya menjadi Bellevue-Dibbets. Hotel Bellevue sendiri
sudah ditutup sebelumnya. NI Escompto Maatschappij (perusahaan milik negara) yang selama ini berkantor di
Bellevue telah pindah ke Dibbets Hotel.
|
Het
nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 21-05-1923.
|
1924
|
Province
West Java dibentuk yang juga meliputi Buitenzorg (gewest dan gemeente)
|
Staatsblad
Tahun 1924 No. 378
|
1925
|
Hotel
hotel du Chemin de Fer ditutup.
|
Het
nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 20-08-1925
|
1930
|
Pembagian administrasi Hindia Belanda
berdasarkan Sensus Penduduk 1930 di (pulau) Jawa terdiri dari tiga wilayah
(gewest): West, Midden dan Oost. West Java terdiri dari beberapa afdeeling.
Sementara Afdeeling terdiri dari beberapa regenschap, lalu regenschap terdiri
dari beberapa distrik dan distrik terdiri dari beberapa onderdistrik.
Onderdistrik Buitenzorg, Distrik Buitenzorg, Regenschap Buitenzorg. Afdeeling
Buitenzorg adalah Kota Buitenzorg. Nama-nama desa di onderdistrik Buitenzorg
(Kota Buitenzorg) adalah sebagai berikut: Bantardjati, Batoetoelis.
Bandoengan, Goedang, Pabaton, Panaragan. Pledang, Tadjoer. Tegallega dan
Tjipakoe.
|
Sensus
Penduduk 1930
|
1932
|
Hotel Bellevue akan ditutup. Het nieuws van den
dag voor Nederlandsch-Indie, 28-04-1933 eks Hotel Bellevue ini telah
digunakan sebagai Gedung Dewan Afdeeling Buitenzorg (Regentschapsraad).
|
Het
Vaderland : staat- en letterkundig nieuwsblad, 15-09-1932
|
1945
|
Proklamasi
Kemerdekaan RI 17 Agustus
|
|
1948
|
Hotel
yang berada di Grootr weg No. 8 telah berubah nama menjadi Hotel Salak dengan
alamat Jalan Raya No.8
|
Het
dagblad: uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia, 26-02-1948
|
1950
|
Nama
Kota Bogor menggantikan nama Kota Buitenzorg. Pengumuman nama resmi Kota
Bogor disampaikan oleh Menteri Pendidikan, A. Mononutu dalam konferensi pers.
Nama Buitenzorg secara resmi dimulai tahun 1810
|
De
vrije pers: ochtendbulletin, 21-01-1950
|
Kota
Besar Bogor
|
UU No.
16 Tahun 1950
|
|
1957
|
Kota
Praja Bogor
|
UU No.
1 Tahun 1957
|
1974
|
Kotamadya
Daerah Tingkat II Bogor
|
UU No.
5 Tahun 1974
|
1999
|
Kotamadya
Daerah Tingkat II Bogor diubah menjadi Kota Bogor.
|
UU
No. 22 Tahun 1999
|
Tunggu
daftar lengkapnya
|
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di
artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar