Sesungguhnya, perayaan (peringatan) Hari
Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. baru kali pertama dilakukan tahun 1950 (pasca
Pengakuan Kedaulatan RI oleh Belanda). Pada Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik
Indonesia (HUT RI) yang kelima tersebut dipusatkan di Istana Merdeka yang
dihadiri tiga puluh ribu orang (Het vrije volk: democratisch-socialistisch
dagblad, 17-08-1950). Dalam upacara HUT RI tanggal 17 Agustus 1950 yang dimulai
pukul 10.00 pagi, Presiden Soekarno berpidato.
Kapal perang Belanda di Irian Barat, 1950 |
Isi pokok pidato Presiden Soekarno
pada Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1950 adalah bahwa Indonesia
terus berjuang untuk membebaskan (mengebalikan) Irian Barat dari Belanda (Leeuwarder
courant: hoofdblad van Friesland, 17-08-1950). Soal ini ditekankan Soekarno
karena di dalam hasil kesepakatan KMB disebutkan bahwa masalah Irian Barat akan
diselesaikan dalam satu tahun setelah Pengakuan Kedaulatan Indonesia.
Serah terima akta Pengakuan Kedaulatan Indonesia terjadi
di dua tempat: Amsterdam dan di Djakarta (lihat Amigoe di Curacao, 27-12-1949).
Tiga dokumen yang dihasilkan dari Konferensi KMB 2 November 1949 hal terpenting
adalah: (1) Kerajaan Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Indonesia sebagai
negara yang merdeka dan mandiri, (2) Antara Indonesia dan Belanda dilakukan
kerjasama, dan (3) Masalah Irian Barat akan diselesaikan dalam satu tahun
setelah Pengakuan Kedaulatan Indonesia.
Presiden Soekarno menerima ucapan selamat,
antara lain oleh Presiden Amerika Serikat Truman, PM India Nehru, PM Burma (De
West: nieuwsblad uit en voor Suriname, 19-08-1950). Anehnya, tidak ditemukan adanya
ucapan datang dari Belanda.
HUT RI 1951
Pada Ulang Tahun Hari Kemerdekaan
Indonesia yang keenam tahun 1951 tetap dipusatkan di Istana Merdeka. Presiden
Soekarno berpidato kembali. Pidato Presiden Soekarno pada Perayaan Hari
Kemerdeakaan Indonesia 17 Agustus 1951 mulai menyerang Belanda. Isi Pidato
Presiden Soekarno, intinya adalah sebagai berikut:
Tentara Belanda di Irian Barat, 1950 |
Pidato ini langsung membuat heboh di
Belanda. Reaksi bermunculan. Atas pidato ini muncul ketidaksenangan yang besar
di dalam lingkaran Den Haag (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad
voor Nederlandsch-Indie, 18-08-1951). Den Haag kecam bahasa kasar dari Soekarno
(Het vrije volk: democratisch-socialistisch dagblad, 18-08-1951). Di Jakarta 17 Agustus
17 tidak ada insiden Indonesia hari ini merayakan kemerdekaannya (Telegraph, 18-08-1951).
Dari pidato Presiden Soekarno ini telah membuat gusar
Belanda. Sebaliknya, Soekarno menyadari bahwa Belanda telah berlaku curang,
tidak mengubris soal Irian Barat yang telah disepakati malahan sebaliknya
penetrasi Belanda di Irian Barat semakin intens. Soekarno dalam hal ini telah mulai
menyerang Belanda.
Kapan Peringatan Hari Kemerdekaan Kali Pertama di Depok?
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di
artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar