Sabtu, 06 Februari 2021

Sejarah Kupang (16): Batoetara di Pulau Komba, Pelabuhan Kuno Pertama di Nusa Tenggara Timur; Sejarah Gunung Berapi

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kupang dalam blog ini Klik Disini

Batutara di provinsi Nusa Tenggara Timur hanya dikenal sebagai nama gunung api di Pulau Komba. Nama gunung ini mendapat namanya dari nama kampong kuno di pulau tersebut. Kampong Batoetara adalah pelabuhan pertama di provinsi Nusa Tenggara Timur, Bagaimana bisa? Hal itulah mengapa penting menulis narasi sejarah Batutara. Nama Batoetara tidak hanya dilihat sebagai nama gunung, tetapi juga nama kampong, nama pelabuhan dan mungkin nama pulau (sebelum disebut Pulau Komba).

Pulau Komba dimana terdapat Gunung Batutara pada masa ini masuk wilayah kabupaten Lembata. Nama Lembata sendiri adalah nama sebuah pulau yang dijadikan sebagai nama kabupaten. Pada masa lalu nama pulau Lembata diidentifikasi sebagai Pulau Lomblen. Pada tahun 1999 Pulau Lembata dan pulau-pulau lainnya sperti Pulau Komba dipisahkan dari Kabupaten Flores Timur dan pulau-pulau tersebut disatukan dengan membentuk kabupaten baru: Kabupaten Lembata dengan ibu kota di Lewoleba. Pulau Komba terletak sekitar 70 Km arah timur laut dari Pulau Lembata (kecamatan Buyasuri, kecamatan Omesuri dan kecamatan Ileape).

Lantas bagaimana sejarah Batoetara? Siapa yang peduli? Boleh jadi karena kini tidak ada penduduk yang bermukim di pulau (khawatir terjadi erupsi vulkanik). Akan tetapi sejarah tetaplah sejarah. Sebab nama Batoetara adalah nama tempat yang pertama diidentifikasi pada zaman lampau di provunsi Nusa Tenggara Timur yang sekarang. Untuk memperkaya sejarah Batoetara dapat diidentegrasikan dengan sejarah (pulau) Lomblen (Lembata). Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk ntuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Batoetara di Pulau Komba

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sejarah Pulau Lomblen (Lembata)

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar