*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kupang dalam blog ini Klik Disini
Danau Tiga Warna di Gunung Kalimutu di Pulau Mangarai. Gunung Kalimutu di pulau Mangarai sudah dikenal sejak zaman kuno pada era Hindoe. Nama Kalimutu dan Mangarai merujuk pada nama India, Pada era Portugis nama pulau Mangarai (Manggarai) diganti menjadi Pulau Flores, Tiga danau tersebut yang berbeda warna itu diduga kawah dari letusan gunung Kalimutu. Lalu kapan terjadi letusan dan kapan terbentuk danau dan kapan danau diteukan. Namun yang jelas beberapa gunung di Nusa Tenggara Timur yang dicatat kapan meletusnya.
Diantara danau-danau yang terdapat di Nusa Tenggara Timur, danau pegunungan di gunung Kalimutu yang banyak perhatian sejak tempo doeloe. Lantas bagaimana sejarah danau tiga warna Gunung Kalimutu? Yang jelas danau tersebut sudah terbentuk sejak lama. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Danau Tiga Warna di Gunung Kalimutu
Pada era pendudukan Inggris, terjadi perlawanan di beberapa tempat di Groep Timor terutama di wilayah Adonaro, Lembata dan Flores. Residen Timor yang berkedudukan di Koepang satu per satu mulai mengendalikannya. Untuk mengatasi persoalan, Gezaghebber B van Suchtelen dengan satu brigade dikirim ke Flores (lihat De Sumatra post, 28-11-1914). Setelah situasi reda inilah kemudian B van Suchtelen dan Ch. CFM le Roux mendapat kesempatan melihat danau kawah di gunung Kelimoetoe.
Dalam perkembangannya, pada era Hindia Belanda (setelah pendudukan Inggris 1811-1816) tim ekspedisi geologi yang bertugas di Timor melakukan pengamatan di berbagai tempat termasuk di gunung Kalimutu (lihat De Preanger-bode, 04-01-1923). Nama danau kawah Kalimutu mulai kerap disebut. Seorang bangsawn Adolf van Mecklenburg yang didampingi Residen Timor dan Gezaghebber Endeh mengunjungi danau tiga kawah (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 08-08-1923). Tentu saja yang mulia tidak ketinggalam. Dalam kunjungan kerja Gubernur Jenderal De Graef tahun 1927 ke Residentie Timor berkesempatan melihat danau kawah Kalimutu (lihat De locomotief, 08-10-1927).
Tunggu deskripsi lengkapnya
Sejarah Gunung Meletus di Nusa Tenggara Timur
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar