*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kupang dalam blog ini Klik Disini
Perang kemerdekaan Indonesia adalah perang rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan ketika Belanda (NICA) datang kembali. Kehadiran Belanda kembali membuat para pemimpin dan rakyat Indonesia terbelah lagi. Ini seakan kembali pada era sebelum pendudukan militer Jepang, yang mana rakyat Indonesia terbelah (cooperative vs non-cooperative republiken).
Bagaimana sejarah perang kemerdekaan Indonesia di Timor? Seperti disebut di atas pada masa pendudukan Jepang terjadi perang gerilya terhadap militer Jepang, lantas apakah juga terjadi perang gerilya terhadap Belanda (NICA) di masa perang kemerdekaan Indonesia? Sudah tentu, seperti di daerah lain. Bagaimana bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Perang Kemerdekaan Indonesia di Timor
Perang kemerdekaan harus diartikan perang itu darimana bermula dan apa yang menjadi tujuan. Pada masa kolonial Belanda, para republiken melancarkan gerakan politik untuk kemerdekaan (rakyat) Indonesia. Lalu situasi berubah ketika pada masa pendudukan militer Jepang, ada yang merasa sudah merdeka ketika kehadiran Jepang tetapi ada juga yang harus berjuang mengangkat senjata untuk menentang Jepang.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi satu titik penting bagi rakyat Indonesia untuk keseluruhan. Rakyat Indonesia telah merdeka dari segala penjajahan asing (Inggris, Belanda dan Jepang). Namun kemerdekaan yang telah diproklaasikan di Djakarta yang dibacakan Soekarno menjadi bergemuruh ketika Belanda (NICA) datang kembali ke Indonesia (ketika pasukan Sekutu-Inggris sedang melucuti senjata dan mengvakuasi militer Jepang dan pembebasan para interniran Eropa-Belanda). Perang kemerdekaan Indonesia dimulai (perang kemerdekaan dari semua penjajahan asing).
Dalam perang kemerdekaan Indonesia, eks KNIL (Belanda) dan eks Heiho (Jepang) melebur sama-sama mengangkat senjata melawan kehadiran Belanda (NICA). Eks KNIL seperti Majoor Oerip, Letnan TB Simatoepang dan Letnan Abdul Haris Nasoetion, Letnan Ngoerah Rai serta Letnan Kawilarang. Eks Heiho antara lain Letnan Moeftrefin Moein dan Letnan Zulkifli Loebis. Mereka ini menjadi komandan-komandan pasukan militrer (RI) pada era perang kemerdekaan.
Seperti halnya perang yang dilancarkan Jepang bermula di luar Jawa, maka dalam pelucutan senjata dan evakuasi militer Jepang oleh Sekutu-Inggris dimulai di luar Jawa seperti di Timor. Setelah terjadi kesepakatan antara Soekarno dan Sekutu-Inggris, pasukan sekutu Inggris merapat di pelabuhan Tandjong Priok tanggal 29 September 1945.
Nieuwe Haagsche courant, 12-09-1945: ‘Penandatanganan penyerahan Timor. Kemarin penyerahan resmi oleh (militer) Jepang di pulau Timor ditandatangani di atas kapal perang Australia ‘Moresby’ di pelabuhan Koepang’.
Dalam pelucutan senjata dan evakuasi militer Jepang oleh Sekutu-Inggris di Indonesia tampaknya ada kesepakatan bahwa wilayah timur Indonesia dilakukan oleh pasukan Australia. Sekutu-Inggris akan sangat sibuk di Jawa dan di Sumatra.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Pengakuan Kedaulatan Indonesia oleh Belanda
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar