*Untuk melihat semua artikel
Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disin
Banyak simpul sejarah Australia. Dua simpul yang tertua adalah Pulau Tasman di selatan Australia dan Selat Torres di utara Australia. Selat Bass adalah laut yang misahkan daratan Australia dengan Pulau Tasman. Sedangkan yang memisahkan daratan Australia dengan pulau Nova Guienea (kini Papua-Nugini) adalah Selat Torres. Bagian wilayah Australia di Selat Torres ini adalah wilayah (negara bagian) Queensland dan bagian wilayah (pulau) Papua Nova Guirna adalah daerah aliaran sungai Bensbach.
Lantas bagaimana sejarah Sungai Bensbach (di Nova Guinea) di Selat Torres? Tentu saja pertanyaan ini tidak penting-penting amat. Namun jika pertanyaan ini dikaitkan dengan pertanyaan berikutnya tentang apa hubungan Sungai Bensbach (di Nova Guinea) dan daratan Australia (Quensland) maka sudah barang tentu menarik. Lalu, menariknya apa? Wilayah Quensland awalnya dikenal, tumbuh dan berkembang karena pengaruh perdagangan di Selat Torres yang bersumber dari wilayah di daerah aliran sungai Bensbach. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Nama Sungai Bensbach di Papua Nugini
Nama sungai Bensbach merujuk pada nama Jerman. Nama (marga) Bensbach di Hindia Belanda (bacaL Indonesia) hanya merujuk pada satu keluarga (dan keturunannya). Tokoh penting dari (marga) Bensbach ini di Hindia Belanda adalah J Bensbach. Keluarga Bensbach ini, asal Jerman tetapi warga negara Belanda. J Bensbach diangkat menjadi Residen Ternate pada 1888 (lihat De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad, 06-08-1888). Nama Residen inilah yang yang ditabalkan untuk menamai sungai besar di Pupua-Nugini yang bermuara ke Selat Torres. Penamaannya bukan karena J Bensbach sebagai Residen (Ternate), tetapi karena orang Eropa pertama yang menemukan sungai ini adalah juga bernama (marga) Bensbach tahun 1837.
Ekspedisi yang dilakukan tahun 1837 dalam rangka untuk mengetahui bagian pedalaman Papua (Indonesia) yang mana batas antara Hindia Belanda dan Inggris di pulau Papua-Nugini (Nova Guinea atau Nieuw Guinea) di pedalaman dibatasi oleh sungai besar (sungai Bensbach). Batas yurisdiksi antara Belanda dan Inggris di pulau Papua-Nugini sudah dibicarakan pada perjanjian perbatasan antara Belanda dan Inggris di London tahun 1824 (Traktat London 1824). Dalam perjanjian itu termasuk tukar guling antara Malaka (Belanda) dengan Bengkoelen (Inggris). Pada tahun 1837 ketika diadakan ekspedisi, orang-orang Inggris sudah membentuk koloni di Australia yang dimulai di wilayah New South Wales sejak 1788 yang berpusat di Port Jacson (kini Sydney). Koloni-koloni baru kemudian menyusul di Queensland di Brisbane 1824; West Australia di Perth (1829); di Victoria di Melbourne (1835) dan di South Australia di Adelaide (1836). Sejarah penemuan sungai besar itu oleh Dr Bensbach (1837), kerajaan Inggris melalui pejabatnya di Australia ditabalkan dengan nama Bensbach, yang kebetulan Jacob Bensbach telah menjadi Residen Ternate (yang juga meliputi wilayah Papua di bagian Hindia Belanda).
Heinrich Leopold Bensbach sebagai dokter terus berkarir di militer sebagai petuga kesehatan. Setelah dari Jawa, Dr Bensbach ditempatkan di Koepang (Timor).Ini dapat dibaca pada berita tahun 1843 (lihat Javasche courant, 15-04-1843). Saat di kota Koepang inilah anak Dr Bensbach lahir yang diberi nama Jacob. Sebagaimana diketahui Jacob Bensbach lahir di Koepang pada tahun 1842. Heinrich Leopold Bensbach menikah dengan perempuan pribumi. Kelak Jacob juga menikah dengan perempuan pribumi (Makassar). Jacob Bensbach adalah seorang Indo. Indo lain yang terkenal di Koepang, tempat kelahiran Jacob adalah keluarga Tielman (yang dikenal sangat populur groep band Tielman Brothers, pionir musik Indo Rock).
Tunggu deskripsi lengkapnya
Relasi Sungai Bensbach, Selat Torrea dan Queensland
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar