*Untuk melihat semua artikel Sejarah Filipina
dalam blog ini Klik Disini
Artikel ini tidak berbicara tentang hubungan antara China dan Taiwan pada masa kini, tetapi mendeskripsikan sejarah awal Taiwan yang dimulai di pulau Formosa. Nama pulau utama di Taiwan yang disebut pulau Formosa merujuk pada nama Portugis (sejak era Portugis). Pulau Formasa ini tidak begitu jauh dari pulau Luzon dimana terdapat kota Manila (Filipina). Begitu dekat, sudah barang tentu antara dua pulau ini (Formosa dan Luzon) sudah terjadi interaksi yang intens sejak masa lampau.
Lantas bagaimana sejarah awal Taiwan di pulau Formosa yang begitu dekat secara geografis dengan Filipina? Tentu saja topik ini sudah pernah ditulis. Namun sejauh data baru ditemukan, narasi pulau Formasa di Tawain tidak akan pernah berhenti. Lalu apa pentingnya sejarah pulau Formasa dengan sejarah Filipina? Tentu saja sangat penting di masa lampau, meski pada masa kini hubungannya tidak begitu penting lagi. Keutamaan sejarah pulau Formosa di masa lampau karena terhubung dengan Asia Tenggara, khususnya pulau Luzon (Filipina) bahkan jauh sebelum penduduk Tiongkok mencapai pulau ini. Oh, begitu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Nama Formosa Era Portugis
Pada peta-peta Portugis terdapat nama Muar di Semenanjung Malaya sebagai nama geografis (nama sungai dan nama tempat), tetapi pada peta-peta berikutnya nama Muar yang menjadi abadi. Mengapa nama Muar sempat berganti nama menjadi Formosa. Muar atau Formosa berada di sebelah tenggara kota Malaka. Pergantian ini diduga kuat karena kehadiran Portugis.
Sebagaimana diketahui bahwa pelaut-pelaut Portugis baru mencapai Semenanjung pada tahun 1511 yang menaklukkan kota Malaka. Jauh sebelu kehadiran orang Eropa (dalam hal ini Portugis), orang-orang Moor sudah berabad-abad berada di Hindia Timur. Orang Moor adalah pelaut tangguh dan pedagang ulet beragama Islam berasal dari Afrika Utara (Mauritania, Maroko dan Tunisia). Nama Muar diduga kuat merujuk pada nama Moor. Orang-orang Moor adalah pendahulu (predecessor) orang-orang Portugis di Hindia Timur.
Orang-orang Portugis tidak hanya coba mengganti nama Muar menjadi Formosa, tetapi juga mengeja nama Malaka dengan Malacca dan demikian dengan nama lainnya, seperti Boernai atau Broenai dengan mengeja menjadi Borneo. Ini semua karena faktor pelafalan (cara mengucapkan). Pelaut-pedagang Portugis baru pada tahun 1521 mencapai kota pelabuhan Boernai. Tahun yang sama (1521) pelaut-pelaut Spanyol yang dipimpin Ferdinand Magellan via Pasifik mencapai Filipina. Dari kota pelabuhan Boernai ini pedagang-pedagang Portugis merangsek ke Manila dan Makao.
Sejak kehadiran orang-orang Portugis di Boernai, nama pulau kemudian dicatat sebagai pulau Borneo (sesuai pelafalan orang-orang Portugis). Nama pulau sendiri sudah sejak lama dikenal sebagai pulau Matan (kini Kalimantan).
Pedagang-pedagang Portugis juga diduga kuat telah mencapai pulau di sisi timur laut Makao. Nama pulau besar tersebut kemudian dikenal sebagai pulau Formosa. Suatu nama pulau yang diberi nama baru, karena nama Formosa di Semenanjung (Malaya) tidak digunakan lagi.
Pelaut-pelaut dan pedagang-pedagang Portugis telah menguasai navigasi pelayaran di sekitar kawasan Laut Cina yang sekarang, yakni Boernai. Manila, Makao dan Formosa. Dalam perkembangan berikutnya, Cambodia juga diketahui sebagai pemukiman pedagang-pedagang Portugis.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Hubunga Formosa dan Luzon Era Spanyol
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar