Jumat, 28 Januari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (382): Pahlawan-Pahlawan Indonesia dan Sekolah Cina Era Hindia Belanda: Partai Tionghoa Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Sekolah-sekolah Cina pada era Pemerintah Hindia Belanda adalah satu hal. Partai Tionghoa Indonesia yang dibentuk tahun 1932 hal lain lagi. Namun keduanya saling terkait. Nama Tionghoa diperkenalkan sebagai identitas baru (menggantikan Cina). Meski tidak ada lagi Partai Tionghoa tetapi perhimpunan Tionghoa masih ekisis. Di Malaysia sekolah-sekolah Cina masih eksis, sementara di Indonesia sudah dihapuskan. Semua sekolah-sekolah di Indonesia berlabel Indonesia berbahasa Indonesia.

Partai Tionghoa Indonesia adalah sebuah partai politik di Hindia Belanda yang didirikan pada 25 September 1932 di Surabaya. PTI berdiri dengan maksud untuk menyadarkan peranakan Tionghoa yang ada di Hindia Belanda untuk ikut terlibat dalam gerakan kemerdekaan Indonesia. Saat itu ada dua kelompok Tionghoa di Hindia Belanda: Chung Hwa Hui dan Sin Po. Keduanya berorientasi kepada nasionalisme Tiongkok. Dalam kondisi ini muncul kelompok ketiga yang diprakarsai Liem Koen Hian dan Ko Kwat Tiong, yaitu Partai Tionghoa Indonesia. Dari segi idealisme, mereka ingin mengejar kewarganegaraan Indonesia. Tapi, pendirian PTI tidak serta merta menyatukan gerakan Tionghoa di Hindia Belanda saat itu. Malah, PTI dimusuhi dua kelompok lainnya karena maksud ini. Setelah sukses mengantarkan wakilnya masuk dalam Volksraad, PTI justru diambang-ambing. Liem Koen Hian mencurigai temannya sesama pendiri PTI, Ko Kwang Tiong, sebagai orang yang akan menghancurkan PTI. Saking kerasnya konflik di antara mereka membuat Liem keluar dari PTI pada 1939 dan memutuskan masuk sebagai anggota Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindo).  (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah sekolah-sekolah Cina dan bagaimana sejarah Partai Tionghoa? Seperti disebut di atas, kedua entitas itu tidak ada lagi pada era Pemerintah Republik Indonesia. Namun sejarah tetaplah sejarah. Lalu bagaimana sejarah sekolah-sekolah Cina dan sejarah partai Tionghoa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Sekolah Cina dan Partai Tionghoa Indonesia Era Pemerintah Hindia Belanda

Tunggu deskripsi lengkapnya

Indonesia ve Malaysia: Sekolah Cina

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar