*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Dalam daftar alamat pribumi studi
di Belanda (1908-1910) beberapa diantaranya tinggal di alamat yang sama seperti
Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan Soripada dan Raden Mas Pandji Sosro
Kartono di Oude Vest 77 Leiden. Boleh jadi itu karena keduanya sejak awal sudah
berada di alamat itu karena mereka berdua adalah mahasiswa senior. Sedangkan R
Hoesein Djajadiningrat (lulus HBS Batavia) an Raden Soemitro (meneruskan HBS di
Leiden) baru tiba tahun 1906. Sebagai mahasiswa senior tentu saja menjadi
penting diperhkan.
Saudara perempuan Raden Mas (RM) Kartono bernama Raden
Adjeng (RA) Kartini. Hanya beda huruf, Boleh jadi karena usia mereka hanya beda
dua tahun. Saat RM Kartono masuk sekolah menengah (HBS) di Semarang tahun 1891,
RA Kartini masih di sekolah dasar berbahasa Belanda (ELS). RM Kartono lulus HBS
tahun 1896 dan langsung berangkat studi ke Belanda. Lalu, bagaimana dengan RA
Kartini? Setelah lulus ELS di Rembang, tidak melanjutkan studi ke HBS. Padahal
rekan-rekannya di ELS (semauanya Eropan/Belanda) banyak yang melanjutkan studi
ke HBS. Berbeda dengan Alimatoe’Saadiah di Padang. Setelah lulus ELS kemudian
melanjutkan ke sekolah guru (kweekschool) di Fort de Kock. Pada saat Alimatoe’Saadiah
lulus menjadi guru tahun 1903, lulusan Docter Djawa School, Haroen Al Rasjid
ditempatkan di Padang, Guru dan dokter ini kemudian menikah. Sementara RA
Kartini keinginannya menjadi guru tidak terlaksana dan kemudian dinikahkan
dengan seorang pejabat (bupati) Rembang. Anak Kartini lahir tahun 1904
(Soesalit); anak Alimatoe’saadiah lahir tahun 1905 (Ida Loemongga).
Alimatoe’Saadiah dan RA Kartini adalah dua perempuan pribumi yang terdeteksi
sekolah di ELS. Haroen Al Rasjid adalah putra dari Soetan Abdoel Azis Nasoetion
di Padang Sidempoean sedangkan Alimatoe/Saadiah adalah anak dari Saleh Harahap
gelar Dja Endar Moeda di Padang. Dja Endar Moeda sendiri adalah kakak kelas
Soetan Casajangan di sekolah guru Kweekschool Padang Sidempoean. Last but not
least: Ida Loemongga, cucu Dja Endar Moeda kelak menjadi perempuan Indonesia
pertama bergelar doktor (Ph.D) di Universiteit Utrecht tahun 1930.
Lantas
bagaimana sejarah RM Pandji Sosro Kartono dan Soetan Casajangan? Seperti
disebut di atas, RM Pandji Sosro Kartono dan Soetan Casajangan adalah dua
mahaiswa senior di lingkungan Indische Vereeniging di Belanda. Lalu bagaimana
sejarah RM Pandji Sosro Kartono dan Soetan Casajangan? Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Pahlawan Indonesia – Raden
Kartono dan Soetan Casajangan: Indische Vereeniging di Leiden
Tunggu
deskripsi lengkapnya
Alimatoe’ Saadiah dan RA
Kartini: Permpuan Pribumi Pertama Sekolah di ELS
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar