*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Pasar Minggu, sebuah pasar yang awalnya hanya dibuka pada hari Minggu. Keberadaan Pasar Minggu sudah ada sejak lama. Seperti halnya Pasar Tanah Abang, Pasar Senen, Pasar Rebo, Pasar Pondok Laboe (Simplicitas), Pasar Minggu juga diadakan karena inisiatif pedagang VOC. Pada awalnya nama Pasar Minggu ini disebut Pasar Tandjong West yang buka pada hari Minggu (zondag). Namun dalam perkembangannya lebih populer disebut Pasar Minggu.
Pasar Minggu, sebuah pasar yang awalnya hanya dibuka pada hari Minggu. Keberadaan Pasar Minggu sudah ada sejak lama. Seperti halnya Pasar Tanah Abang, Pasar Senen, Pasar Rebo, Pasar Pondok Laboe (Simplicitas), Pasar Minggu juga diadakan karena inisiatif pedagang VOC. Pada awalnya nama Pasar Minggu ini disebut Pasar Tandjong West yang buka pada hari Minggu (zondag). Namun dalam perkembangannya lebih populer disebut Pasar Minggu.
Peta 1840 |
Lantas
mengapa disebutPasar Minggu? Hal itu jelas karena dibuka pada hari Minggu. Yang
menjadi pertanyaan mengapa Pasar Tandjong West menjadi Pasar Minggu? Dan sejak
kapan nama Pasar Minggu muncul? Pertanyaan-pertanyaan ini sepintas tampak
sepele. Mengabaikannya, kita tidak memahami apapun. Oleh karena itu masih perlu
untuk memahami sejarah Pasar Minggu. Mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.
Landhuis Tandjong West (1930) |
Land Tandjong
West, Tanjung Barat
Land
Tandjong West (kini Tanjung Barat) dibangun setelah lama Tandjong (Oost)
dibangun. Namun tidak diketahui sejak kapan Land Tandjong West dibangun. Paling
tidak tahun 1772 Land Tandjong West dilukiskan oleh Johannes Rach sebagai
Frisian di timur. Dalam lukisan itu terlihat Land Tandjong West sebagai usaha
peternakan (penghasil susu) yang besar dengan 4.000 sapi perah dan 400 orang
budak.
Landhuis Tandjong West dan Landhuis Tandjong oost (Peta 1901) |
Pada
tahun 1830, Land Tandjong West yang kering sebagai ranch peternakan dibasahi
dengan air yang yang dialirkan (membangun kanal) dari Setu Babakan. Sejak itu,
sebagai land perternakan, land Tandjong West berkembang menjadi lahan pertanian
yang subur. Sebelumnya, nama land Tandjong West sempat meredup. Land Tandjong
West yang terkenal di era VOC, baru setelah pembangunan bendungan (Setu
Babakan) dan kanal (irigasi) namanya populer kembali. Ukuran ekonomi
perdagangan menjadi faktor penting popularitas suatu wilayah.
Ranch peternakan di Land Tandjong West (1772) |
Setelah kembalinya Pemerintah Hindia Belanda berkuasa, land-land di sebelah barat Westerweg berkembang pesat. Land-land Parong, Tjiniere dan Simplicitas (Pondok Laboe) terhubung membentuk jalur ekonomi perdagangan baru yang penting antara Buitenzorg dan Batavia (melalui Pasar Tanah Abang). Sejak itu jalur ini disebut Westerweg; jalur Westerweg lama disebut Middenweg. Jalur Middenweg ini adalah jalur sangat sulit dilalui, berlumpur di musim hujan. Ruas jalan Bondjong Gede (Bamboe Koening) dan Sringsing (Serengseng Sawah, kini Tanjakan UI) adalah momok bagi para crew (convoy) pedati. Berkembangnya jalur Westerweg yang baru dan lebih kering melalui Simplicitas mengakibatkan jalur Middenweg redup. Land-land yang berada di Middenweg juga redup termasuk land Tandjong West. Pembangunan irigasi di jalur Middenweg belum mampu mengatasi ketertinggalan.
Berkembangnya
pertanian di Land Tandjong West memicu pembentukan pasar di land Tandjong West.
Sebelumnya sudah terbentuk pasar di land Simplicitas. Jauh sebelumnya sejak era
VOC sudah terbentuk pasar di Land Tandjong Oost (Pasar Rebo, kini bergeser
menjadi Pasar Kramat Jati). Tiga pasar ini kurang lebih berada sejajar di
selatan Batavia. Tiga pasar ini diusahakan oleh swasta yang dalam hal ini diusahakan
oleh pemilik land. Situasi dan kondisi inilah yang dicatat pemerintah di dalam
Almanak 1834).
Landhuis Tandjong West dan Pasar Minggoe (Peta 1901) |
Pasar
Tandjong West yang dibangun berada di persimpangan jalan kuno (Middenweg) menuju
pasar yang berada di Land Simplicitas (Pasar Pondok Laboe). Pasar Tandjong West
ini yang masih kecil menjadi semacam feeder bagi pasar besar Pasar Simplicitas.
Pasar yang baru dibentuk di persimpangan di Land Tndjong West ini yang kini
disebut Pasar Minggu. Jarak dari landhuis Tandjong West ke pasar Tandjong West
kira-kira dua kilometer.
Nama Pasar
Minggu
Jalan
kuno Middenweg mulai mendapat perhatian pemerintah pada tahun 1866 (lihat Java-bode
: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 11-04-1866).
Jalan poros ini sudah lama terabaikan. Pemeliharaan jalan selama ini hanya
terfokus pada jalan Oosterweg dan jalan Westerweg. Meski demikian, jalan
Middenweg memiliki keutamaan bagi para crew (konvoi) pedati dari Buitenzorg ke
Pasar Senen yakni banyak tempat yang nyaman untuk bermalam. Kini jalan
Middenweg, terkesan semakin sempit karena pembangunan kanal di sisi jalan. Dan
adakalanya kanal ini jebol atau airnya meluap ke jalan memperburuk lalu lintas.
Jalur ini sesungguhnya tidak sepi-sepi amat, masih ada sekitar 100 pedati
setiap hari. Dengan adanya rencana pemerintah dalam peningkatan mutu jalan maka
jalur Middenweg akan semakin ramai. Itu berarti Pasar Tandjong West diharapkan
akan bertambah ramai lagi.
Pada tahun 1869
land Tandjong West en Djagakarsa diketahui telah dibeli C Kruijmel dari Lie Eng
Lie sebesar f197.500 (lihat Bataviaasch handelsblad, 28-06-1869). Keterangan ini
menunjukkan bahwa Land Tandjong West
telah digabung dengan Land Djagakarsa yang nilai verponding keseluruhan sebesar
f155,000. Properti utama land ini adalah landhuis yang tampaknya masih berada
di landhuis yang lama. Landhuis ini telah diperkaya oleh Lie Eng Lie. Properti utama lainnya di dalam land ini
adalah sebuah lumbung besar. Ini menunjukkan land Tandjong West telah memiliki
lahan persawahan yang luas. Di dalam land ini juga terdapat dua buah rijtsmolens (gilingan padi). Ini juga
mendukung keberadaan lumbung yang besar. Selain ini juga disebutkan
bangunan-bangunan lainnya. Juga disebutkan bahwa land ini memiliki sebuah pasar
(kongsie). Pasar yang doeloe dimiliki landheer Tandjoeng West kini dikelola sejumlah pengusaha swasta alias pasar kongsie.
Jalan
kuno Middenweg sudah ditingkatkan mutunya. Perbaikan kanal juga telah
dilakukan. Kanal tidak hanya memperluas pengairan tetapi juga meningkatkan
kesuburan tanah-tanah pertanian. Tentu saja kanal juga berfungsi untuk
drainase. Lahan-lahan pertanian yang diusahakan makin luas, juga lahan-lahan
sebelumnya basah tergenang (rawa) akan mengering dan dapat memperluas lahan
untuk kegunaan lainnya, seperti munculnya pemukimnan baru (perkampoengan).
Jalan kuno Middenweg juga akan memiliki pesaing baru yakni jalur lintas kereta
api.
Pada tahun 1870
realisasi pembangunan jalur kereta api (Batavia-Buitenzorg) telah dimulai untuk
ruas Batavia dan Meester Cornelis (Boekit Doeri). Jalur ini akan segera
diteruskan untuk ruas Meester Cornelis hingga Buitenzorg (De locomotief :
Samarangsch handels- en advertentie-blad, 25-05-1870).
Disebutkan ruas (kabupaten) selatan Meester Cornelis setelah Boekit Doeri
melalui land Klein Kampong Malaioe, land
Groot Kampong Malaioe, Kebon Baroe, Tandjong-Lenkong, Kebon-Dalem en Tjikoko, Pengadegan,
land Pabean-Tjilauw (Doerien Tiga), Kampong Djati en Kalibata, Tjondet, Ragoenan
en Tandjong West, Tanahagong (Lenteng Agoeng).
Realisasi
jalur kereta api dari Batavia ke Buitenzorg rampung dan dioperasikan pada bulan
Januari 1873. Satu yang menarik dalam pembangunan jalur kereta api ini terdapat
nama-nama halte/stasion yang dibangun dengan nama Lenteng Agoeng dan Pasar
Minggoe (lihat Bataviaasch handelsblad, 29-01-1873). Padahal tahun-tahun
sebelumnya jalur yang dilalui disebut land Tanahagong dan land Tandjong West.
Penamaan halte/stasion ini bukan mengikuti nama land lama tetapi nama area
dimana titik halte/stasion dibangun.
Bataviaasch handelsblad, 29-01-1873 |
Ini mengindikasikan nama tempat yang sebelumnya disebut
Pasar Tandjong West telah bergeser dengan nama populer Pasar Minggu. Seperti disebut di atas, penyebutan nama
hari untuk pasar di land tersebut merujuk pada hari buka pada hari Minggu (zondag).
Namun yang menjadi pertanyaan tambahan, sejak kapan pasar tersebut disebut (populer) menjadi Pasar Minggoe? Besar dugaan itu terjadi setelah adanya penamaan halte/stasion kereta api tersebut dengan nama halte Pasar Minggoe. Pada tahun-tahun
sebelumnya tidak pernah terdeteksi nama Pasar Minggoe. Selama ini hanya disebut
Pasar Tandjong West, karena letaknya di land Tandjong West.
Pasar Minggoe (Peta 1934) |
Nama Pasar Minggu lambat laun telah menang
populer dibandingkan dengan induknya Land Tandjong West. Tempo doeloe di Land
Tandjong West terdapat pasar, kini sudah berbalik bahwa di Pasar Minggu
terletak land Tandjong West (lihat Java-bode : nieuws, handels- en
advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 21-04-1887). Nama Pasar Minggu telah
menjadi nama generik, bukan lagi sekadar sebagai penanda pasar yang dibuka pada
hari Minggu untuk Pasar Tandjong West. Namun karena dibuka hari Minggu maka
namanya disebut Pasar Minggu.
Nama pasar Minggu untuk
menyebut pasar Tandjoeng West yang dibuka pada hari Minggu (zondag) sangat
membingungkan bagi orang Eropa/Belanda (anomali). Sebab hari Minggu bagi orang
Eopa/Belanda adalah hari libur. Akan tetapi Pasar Tandjong West justru buka
pada hari Minggu. Hanya satu-satunya pasar di Tandjoeng West dibuka pada hari
migggu. Di tempat lain yang cukup banyak adalah hari Selasa dan hari Sabtu.
Juga yang membingungkan bagi orang Eropa/Belanda adalah bahwa hari Zondag bagi
Muslim disebut hari Ahad. Oleh karenanya penyebutan nama Pasar Minggu bukan
berasal dari penduduk pribumi yang umumnya Muslim. Dengan demikian dapat diduga
asal nama Pasar Minggu muncul dari kalangan orang-orang Tionghoa meski asal
nama hari Minggu berasal dari (bahasa) Portugis. Seperti diketahui land Tandjong West
pernah dimiliki oleh pedagang kaya Tionghoa.Lalu nama inilah yang ditetapkan
perusahaan kereta api untuk mengidentifikasi halte/stasion di land Tandjong
West. Lantas muncul pertanyaan, apakah sebelumnya nama Pasar Minggu adalah
Pasar Ahad? Idem dito penyebutan stasion/halte Lenteng Agoeng dari Land Tanah
Agoeng.
Bataviaasch nieuwsblad, 16-07-1920 |
Pasar Minggu semakin terkenal dengan adanya
pabrik susu berkualitas 'Boerderij Pasar Minggoe' milik J Cohen (lihat Bataviaasch
nieuwsblad, 16-07-1920). Juga karena dibangunnya kebun pertanian (landbouw) milik
departemen pertanian pada tahun 1925 tidak jauh dari pasar di Pasar Minggu. Semua itu membuat nama Pasar Minggu melambung ke langit.
Nama land Tandjoeng West
(en Djagakarsa) lambat laun menghilang (dihapus). Kampong Pasar Minggoe telah
naik kelas menjadi wijk (semacam kelurahan). Wijk Pasar Minggu dikepalai oleh seorang Wijkmeester
(lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 20-07-1925). Pada tahun 1927 muncul tuntutan
dari warga agar perawatan jalan Pasar Minggu (nama lama Buitenzorgweg)
dialihkan ke pemerintah Gemeente Batavia. Selama ini anggaran pemeliharaan
berasal dari (kabupaten) Meester Cornelis. Tuntutan ini boleh jadi muncul karena
area Pasar Minggu telah berkembang menjadi area orang Eropa/Belanda. Ternyata
tuntutan itu dapat diadopsi oleh pemerintah Gemeente Batavia berdasarkan
persetujuan gemeenteraad (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 28-02-1928). Pemerintah
(kabupaten) Meester Cornelis tentu saja tidak keberatan.
Pada tahun 1930 Regentschapraad Meester
Cornelis menyetujui alokasi anggaran perawatan jalan dari Pasar Minggu hingga
perbatasan di Serengseng (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie,
28-04-1930. Pada waktu yang relatif sama keputusan dewan provinsi West-Java meminta
dewan kabupaten Meester Cornelis untuk melakukan pinjaman sebesar f50.000 untuk
pembangunan bangunan pasar yang baru di Pasar Minggu (lihat Het nieuws van den
dag voor Nederlandsch-Indie, 22-07-1930).
Het nieuws van den dag voor Ned. Indie, 22-07-1930 |
terima kasih pak artikelnya sangat bermanfaat
BalasHapusTerima ksh,semoga artikelnya bermanfaat tuk kami
BalasHapustata bahasa yang khas yang sering digunakan murid sekolah th 70-90 (semoga benar dugaan saya) Sembari mengenang tempo doeloe dan pelajaran bahasa Indonesia di eranya (sub pelajaran tata bahasa.
BalasHapusTerima kasih artikelnya bisa menambah dan mengenangnya. Zeaghid