*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Pemerintah Hindia Belanda sejak awal sudah mengangkat pemimpin komunitas untuk memudahkan administrasi warga. Komunitas dalam hal ini satu populasi penduduk pendatang (Cina, Arab, pribumi dari etnik lain) di dalam suatu kota atau wilayah pribumi. Pada masa lampau di kota (pelabuhan) Ampenan, Lombok paling tidak ada tiga komunitas pendatang yakni Cina, Arab dan Bugis (berasal dari Sulawesi). Pemimpin Cina pertama yang diangkat di kota Ampenan adalah Ong Ka Lok.
Lantas bagaimana sejarah Ong Ka Lok? Seperti disebut di atas, Ong Ka Lok adalah pemimpin komunitas Cina pertama di kota Ampenan, Lombok. Lalu bagaimana sejarah Ong Ka Lok? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Pahlawan Indonesia – Ong Ka Lok, Pemimpin Cina di Ampenan 1901-1917
Nama Ong Ka Lok pertama kali diberitakan pada tahun 1894 (lihat Soerabaijasch handelsblad, 27-11-1894). Disebutkan kapal ss Speelman berangkat dari Soerabaja dengan tujuan Ampenan dimana salah satu penumpang adalah Ong Ka Lok.
Tidak diketahui secara jelas apakah Ong Ka Lok tinggal di Soerabaja atau tinggal di Ampenan (pulau Lombok). Nama dengan marga Ong juga diberitakan di Soerabaja sebagai pedagang bernama Ong Djien Lok (lihat Soerabaijasch handelsblad, 07-11-1892). Tidak begitu jelas apakah ada relasi Ong Djien Lok dengan Ong Ka Lok. Selain Ong Djien Lok, masih ada orang Cina bermarga Ong lainnya di Soerabaja. Dalam hal ini dapat dikatakan marga Ong cukup banyak di Soerabaja (hampir tidak ditemukan di kota-kota lain). Apakah marga Ong di Soerabaja ini satu sama lain memiliki hubungan kerabat dekat?
Pada saat Ong Ka Lok berangkat dari Soerabaja ke Ampenan, tengah terjadi perang (antara Pemerintah Hindia Belanda melawan penguasa Bali di Lombok). Dalam kapasitas apakah Ong Ka Lok pada saat ini, apakah sebagai pedagang Soerabaja yang ulang-aling antara Soerabaja dan Ampenan atau sebaliknya Ong Ka Lok adalah pedagang yang selama ini tinggal di (kota pelabuhan) Ampenan. Yang jelas segera setelah perang berakhir Pemerintah Hindia Belanda membentuk lembaga pengadilan (Landraad) di Lombok dimana salah satu anggota dewan adalah Ong Ka Lok, pedagang di Ampenan (lihat Java-bode : nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 01-10-1895).
Dalam perkembangannya, dalam cabang pemerintahan di Limbok dirasa perlu membentuk kepemimpinan diantara orang-orang Cina di Ampenan, Lombok. Untuk itu di dalam struktur pemerintahan lokal diangkat seorang pemimpin Cina. Untuk memenuhi kebutuhan itu, pada tahun 1901 Ong Ka Lol secara definitif (resmi) diangkat Ong Ka Lok sebagai pemimpin komunitas Cina di Ampenan (Hoofd der Chineezen te Ampenan) (lihat De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad, 20-02-1901). Seperti kita lihat nanti pengangkatan ini terhitung tanggal 12 Februari 1901.
Masih pada tahun 1901, karena alasan serius, diberikan cuti berangkat ke Cina selama enam bulan dan akan tetap bertugas sebagai Hoofd der Ghlneezen di Ampenan, Ong Ka Lok hingga keberangkatan dari Ampenan (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 01-11-1901). Tidak diketahui alasan yang jelas mengapa Ong Ka Lok berangkat ke Cina. Oleh karena Ong Ka Lok sebagai pejabat (komunitas) yang diangkat digaji pemerintah, dengan sednirinya Ong Ka Lok adalah warga negara Hindia Belanda. Biasanya alasan cuti yang diberikan karena ada urusan keluarga seperti kerabat sakit atau meninggal dan acara tertentu yang mengharuskan untuk dihadiri. Siapa pengganti Ong Ka Lok selama cuti enam bulan (termasuk perjalanan pulang-pergi) tidak terinformasikan.
Kapan Ong Ka Lok berangkat tidak terinformasikan. Keterangan yang ada hanya cuti sebagai pemimpin komunityas selama enam bulan termasuk waktu perjalanan pulan pergi ke Cina. Demikian juga kapan Onfg Ka Lok kembali ke Ampenan tidak terinformasikan. Yang jelas berdasarkan Almanak Pemerintah Hindia Belanda 1902 Ong Ka Lok tetap tercatat sebagai pemimpin Cina di Ampenan. Nama Ong Ka Lol sebagai pemimpin Cina di Ampenan tercatat dalam Alamanak 1903 dan 1904.
Pada tahun 1904 Ong Ka Lok kembali diberikan cuti ke China (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 30-05-1904). Disebutkan Ong Ka Lok diberikan, karena pertimbangan berat, cuti ke Cina untuk jangka waktu satu tahun tanpa keberatan dari negara, tetapi dengan retensi kantor dimulai pada hari keberangkatan dari Ampenan, sebagai pemimpin Cina di Ampenan, Afdeeling Lombok. Juga disebutkan selama cuti luar negeri pemegang tugas pemimpin Cina di Ampenan (Lombok) diangkat Ang Tek Tjoen, Wijkmeester di Ampenan.
Wijkmeester adalah kepala kampong (kelurahan) Cina di Ampenan. Wijkmeester (desa urban) juga adalah pejabat lokal yang diangkat dan digaji pemerintah, Wijkmeester yang dikepalai oleh Ang Tek Tjoen adalah salah satu wijk yang ada di Ampenan. Perbedaab antara Wijkmeester der Chineezen dengan Hoofd der Chineezen adalah wijkmeester hanya terbatas di satu kampong (kelurahan) di Ampenan, sedangkan Ong Ka Lok sebagai Hoofd der Chineezen yang berada di Ampenan mencakup seluruh warga Cina di Afdeeling (pulau) Lombok. Dalam hubungannya cuti Ong Ka Lok tidak terinformasikan kapan berangkat. Yang jelas adalah cuti selama satu tahun termasuk waktu perjalanan pulang pergi. Berdasarkan Almanak Pemerintah tahun 1905 nama Ong Ka Lok masih tercatat sebagai pemimpinan Cina di Ampenan.
Pada tahun 1906 diberitakan Ong Ka Lok berangkat ke Maluku (lihat De locomotief, 10-10-1906). Disebutkan dengan kapal ss Both dengan tujuan akhir Maluku termasuk salah satu penumpang Ong Ka Lok. Besar dugaan kapal ss Both berangkat dari Semarang dengan tujuan Maluku dimana kapal singgah di Ampenan. Lalu ada apa Ong Ka Lok berkunjung ke Maluku (kota utama Ambon ). Sebagaimana diketahui di Ambon terkenal dengan pemimpin Cina yakni Ong Kie Hong. Lantas apakah ada hubungan kekerbatan antara Ong Ka Lok dengan Ong Kie Hong (Kapitein der Chinezeen di Ambon).
Ong Ka :Lok sebagai Hoofd der Chinzeezen di Ampenan masih tercatat pada Almanak Pemerintah Hindia Belanda tahun 1906 hingga Alamank tahun 1916. Ini mengindikasikan bahwa Ong Ka Lok yang berdinas sejak tahuh 1901 cukup awet hingga belansan tahun. Ini menunjukkan kesetiaan Ong Ka Lok kepada Pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1916 Ong Ka Lok menjadi Komisaris perusahaan persero (NV) yang dibentuk di Ampenan (lihat De Indische mercuur; orgaan gewijd aan den uitvoerhandel, jrg 39, 1916, no 32, 11-08-1916). Disebutkan Handel Maatschappij Hoo Kie di Ampenan didirikan dengan modal f100.000 dimana direktur Lie Tjoan yang mana salah satu komisaris adalah Ong Ka Lok. Dalam Almanak Pemerintah Hindia Belanda tahun 1917 Ong Ka Lok masih sebagai pemimpin Cina di Ampenan.
Pada tahun 1917 Ong Ka Lok sebagai pemeimpin Cina d Ampenan mengundurkan diri sebagai anggota Landraad di Mataram (lihat De nieuwe vorstenlanden, 07-04-1917). Disebutkan atas permintaan, dengan hormat sebagai anggota Landraad, Hoofd der Chineeezen di Ampenan karena keberangkatan. Tidak terinformasikan keberangkatan kemana. Lalu apakah Ong Ka Lok juga pensiun sebagai pemimpin Cina di Ampenan?
Dengan pensiunya Ong Ka Lok sebagai Hoofd der Chineezen di Ampenan (sejak Juni 1917) lantas kemana Ong Ka Lok? Apakah masih di Ampenan. Tampaknya iya. Hal ini karena Ong Ka Lok telah turut mendirikan perusahaan perdagangan Hoo Kie di Ampenan. Sejak ini tidak terinformasikan lagi nama Ong Ka Lok. Sementara Go Sien Tjong, berdasarkan Almanak Pemerintah Hindia Belanda masih sebagai Hoofd der Chineezen di Ampenan hingga tahun 1942.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Keluarga (Marga) Ong di Hindia (Indonesia): Ong Kie Hong di Ambon hingga Menteri Keuangan RI Dr Ong Eng Die dan Peneliti Sejarah Ong Hok Ham
Ampenan di masa lampau adalah pelabuhan terpenting di sebelah timur pulau Jawa di gugus pulau-pulau dari pulau Bali hingga pulau Timor. Keutamaan Ampenan sejak awal tidak hanya karena Ampenan lebih penting dari pelabuhan Buleleng (di pantai utara Bali) dan pelabuhan Koepang (di pantai barat daya) pulau Timor, tetatpi juga jalur navigasi pelayaran kapal-kapal Inggris dari Singapoera ke Sydney (Australia) dan sebaliknya. Hal itulah mengapa pedagang Inggris GP King (sejak 1830an) merelokasi usahanya dari pantai barat Sumatra (di Padang) dan Batavia ke Ampenan. GP King tidak hanya menjadi pengusaha besar di Ampenan, juga telah memiliki hubungan yang kuat dengan penguasa Bali di Lombok (Tjakranegara).
Keutamaan lain dari pelabuhan Ampenan adalah, pelabuhan transist antara Batavia/Soerabaja ke Makassar (arah utara) dan ke Amboina (Maluku( di sebelah timur. Ampenan berada di dalam garis navigasi pelayaran sejak zaman lampau (era VOC) dari Banten/Batavia ke Maluku (Ambon) melalui Tjorebon, Semarang, Lasem, Soerabaja, Boeleleng, Ampenan, Koepang, Banda hingga Ambon/Ternate. Jalur navigasi ini masih eksis pada era Pemeriuntahan Hindia Belanda dimana pada jalur ini dioperasikan maskapai pelayaran pemerintah jalur Batavia/Ambon. Seperti disebutkan di atas, Ong Ka Lok pada tahun 1906 berangkat dari Ampenan ke Maluku (Amboina).
Setelah Perang Lombok berakhir (1895) dominasi GP King di Ampenan berakhir. Pedagang-pedagang Arab dan Cinan (yang mendapat porsi kecil) pada era GP King setelah perang mendapat porsi yang besar dalam perdagangan dan juga pemerintah Hindia Belanda melibatkan mereka dalam (sistem) pemerintahan yang baru dibentuk. Seperti disebut di atas, Ong Ka Lok sejak 1895 diangkat sebagai anggota dewan peradilan di Ampenan dan pada tahun 1901 Ong Ka Lok diangkap sebagap pemimpin utama Cina di Lombok (Hoofd der Chineezen di Ampenan). Lalu pada tahun 1906 Ong Ka Lok berkunjung ke Maluku.
Apa yang menjadi tujuan Ong Ka Lok ke Maluku tidak terinformasikan. Apakah ada hubungan dagangan Ong Ka Lok antara Ampenan dengan Ambon? Atau apakah kunjungan Ong Ka Lok ke Ambon hanya semata-mata kunjungan pribadi kepada tokoh Cina terpenting (Kapitein der Chineezen) di Ambon, Ong Kie Hong. Seperti halnya Ong Ka Lok sebagai pedagang dan juga pemimpin Cina di Ampenan, Ong Kie Hong juga disebut pedagangan yang sukses dan pemimpin Cina di Ambon. Pertanyaan tambahanya: apakah ada hubungan kekerabatan yang dengan antara Ong Ka Lok di Ampenan dan Ong Kie Hong di Ambon. Keduanya memiliki usia yang relatif sama (kelahiran tahun 1860an).
Salah satu orang terpenting di Maluku khususnya di Ambon adalah Ong Kie Hong. Nama Ong Kie Hong pertama kali diberitakan pada tahun 1894 (lihat Java-bode : nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 20-06-1894). Ini tahun yang sama saat Ong Ka Lok diberitakan pertama kali. Disebutkan nama-nama yang disetarakan dengan Eropa/Belanda diantaranya Ong Kie Hong bertempat tinggal di Ambon. Penyetaraan dilakukan melalui proses naturalisasi. Ini mengindikasikan bahwa Ong Jie Hong di Ambon telah menjadi warga (negara) Hindia Belanda.
Dalam laman Geni.com, Ong Kie Hong lahir di Ambon tahun 1861 (meninggal tahun 1914). Ong Kie Hong terbilang kaya. Ong Kie Hong juga punya anak cukup banyak. Nama-nama anaknya adalah Gretha Helena Ongkiehong; Selastien Theresia Ongkiehong; Sioe Djien Ongkiehong; Henri Coenrad Ongkiehong; Kok Seang Ongkiehong; Simon egbert Ongkiehong; Heinrich Frederik Ongkiehong; Sien Everdien Ongkiehong; Theodorus Leonardus Ongkiehong; Bastiaan Lodewijk Ongkiehong; Ong Aan Nio/ Anna Lucia ONGKIEHONG; Erna Louisa Ongkiehong; Theodora Johanna Ongkiehong; Ong Lo Nio/ Laura Charlotte ONGKIEHONG dan Tony Piet Ongkiehong. Empat diantara anak-anaknya ini dikirim studi ke Belanda pada tahun1912.
Berdasarkan Alamanak Pemerintah Hindia Belanda tahun 1897 Ong Kie Hong dicatat sebagai Wijkmeester Lett, A di Ambon. Pada tahun ini nama Ong di Manado (Ong Tjin Hie) dicatat sebagai Kapitein der Chineezen. Pada tahun 1900 Ong Kie Hong memiliki perusahaan Hong Kie Hong en Co. Hingga tahun 1912 Ong Kie Hong masih menjabata sebagai Wijkmeester Lett.A di Ambon. Lett.A adalah area (kelurahan/urban) dimana komunitas Cina terkonsentrasi di Ambon.
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar