*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini
Ada sejarah Ir Soekarno yang terhubung dengan
sejarah (kota) Bengkoeloe. Satu yang dianggap penting dalam narasi sejarah
sekarang kerap bermuara hanya pada satu judul: ‘Rumah Pengasingan Ir Soekarno
di Bengkulu’. Dalam laman Wikipedia disebutkan rumah ini terletak di tengah
Kota Bengkulu, tepatnya di jalan Sukarno Hatta Kelurahan Anggut Atas kecamatan
Gading Cempaka. Awalnya, rumah tersebut adalah milik seorang pedagang Tionghoa
yang bernama Lion Bwe Seng yang disewa oleh orang Belanda untuk menempatkan
Soekarno selama diasingkan di Bengkulu. Soekarno menempati rumah itu pada
1938-1942. Namun ada juga yang penting menjadi pertanyaan: mengapa pindah dari kota
Ende ke kota Bengkoeloe? Apakah karena berada diantara kota Teloek Betoeng dan kota
Padang?
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemeene Studie Club (ASC) di Bandung yang merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927.] Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada tanggal 29 Desember 1929 di Yogyakarta dan esoknya dipindahkan ke Bandung, untuk dijebloskan ke Penjara Banceuy. Pada tahun 1930 ia dipindahkan ke Sukamiskin dan di pengadilan Landraad Bandung 18 Desember 1930 ia membacakan pleidoinya yang fenomenal Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931. Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan. Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu, ia baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942 (Wikipedia).
Lantas bagaimana sejarah Ir Soekarno di Bengkulu? Seperti disebut di atas narasi sejarah Ir Soekarno di Bengkoeloe seakan terakumulasi dalam Rumah Pengasingan Ir Soekarno di Bengkoeloe (kota antara Teloek Betoeng dan Padang). Dalam hubungan ini mengapa Ir Soekarno pindah dari Ende ke Bengkoeloe? Lalu bagaimana sejarah Ir Soekarno di Bengkulu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan
imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Ir Soekarno di Bengkulu, Antara Teloek Betoeng dan Padang; Mengapa Pindah dari Ende ke Bengkoeloe?
Ir Soekarno diberitakan telah tiba di Bengkoelen (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 11-05-1938). Disebutkan dari person singkat dari Benkoelen diisyaratkan bahwa Ir Soekarno telah tiba disana hari ini dibawah pimpinan seorang pejabat PID. Rute yang ditempuh Ir Soekarno dari Ende ke Bengkoelen melalui Soerabaja, Batavia, Merak, Teloek Betoeng dan Lahat. Ir Soekarno ‘disambut’ Radjamin Nasoetion (wethouder Gemeenteraad Soerabaja) di Soerabaja (Dr Soetomo sedang sakit), Parada Harahap pemimpin surat kabar Tjaja Timoer di Batavia dan Mr Gele Haroen Nasoetion di Teloek Betoeng (Advocaat di Teloek Betoeng).
De koerier, 16-05-1938: ‘Ir Soekarno seperti diketahui, yang sampai
sekarang tinggal di Endeh (Flores) menunjuk tempat lain, Bengkoelen (Sumatera).
Pada akhir April, Ir Soekarno van Endeh didampingi oleh keluarga dan
teman-temannya yang telah mengasingkan diri bersamanya. Bercerita tentang masa
tinggalnya di Flores. Sapet dalam “Sedia Tomo” antara lain menulis sebagai
berikut: Ir Soekarno menyibukkan diri dengan memelihara monyet dan kucing. Ia
juga mendirikan perkumpulan teater yaitu Getomo yang telah memberikan tidak
kurang dari 13 pementasan. Setiap hari dia pergi ke kampung dan desa bersama
teman-temannya atau membaca koran dan surat-surat dari Jawa dan Sumatera. Pada
Selasa dan Kamis malam dia mengadakan pertemuan untuk membahas mata pelajaran agama
yang berkaitan dengan Islam. Ia juga merancang bangunan untuk pembangkit listrik
di Koepang. Dia berhubungan baik dengan Pastoor Hiding’.
Setelah mengalami sakit untuk beberapa lama diberitakan Dr Raden Soetomo meninggal dunia di Soerabaja (lihat Het Vaderland: staat- en letterkundig nieuwsblad, 31-05-1938).
Tunggu deskripsi lengkapnya
Mengapa Ir Soekarno Pindah dari Ende ke Bengkoeloe? Apa Keutamaannnya?
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar