*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lampung di dalam blog ini Klik Disini
Nama Manggala tersembunyi di belakang nama
Tulang Bawang. Itulah awal nama kota/kampong Manggala di daerah aliran sungai
Tulang Bawang. Namun kini, nama Manggala lebih dikenal dari nama Tulang Bawang.
Manggala menjadi nama kota dan Tulang Bawang menjadi nama sungai. Apakah di
masa lampau, nama Manggala adalah nama Tulang Bawang? Setua zaman zpa kota
Manggala di Lampung?
Menggala adalah sebuah kecamatan yang juga merupakan pusat pemerintahan atau ibu kota dari Kabupaten Tulang Bawang, di provinsi Lampung. Pemukiman berada di tepi sungai sebelah Selatan dan Timur. Tahun 1900-an, daerah Menggala masih merupakan Afdeling Tulang Bawang, yang dipimpin oleh Seorang Asisten Residen, seorang Demang dan seorang Distrik. Afdeling Tulang Bawang terdiri dari dua Onder Afdelling, yakni pertama ialah Onder Afdelling Menggala, yang ibu Kotanya Menggala dan dipimpin seorang Demang, dan kedua ialah Onder Afdelling Tulang Bawang Udik, dengan ibu Kota Pakuan Ratu yang dipimpin seorang Demang. Pada tahun 1923, semua jabatan Asisten Residen dan juga Kepala Distrik dihapuskan. Tahun 1928, Pemerintah Belanda membentuk Marga-Marga, yang terdiri dari empat Marga yaitu: Marga Tegamoan, Marga Buai Bulan, Marga Suai Umpu Dan Marga Buai Aji. Masing-masing Marga tersebut dipimpin oleh Seorang Pesirah kecuali Marga Buai Bulan. Kemudian tahun 1952, Pemerintah Marga dihapuskan dan diganti dengan Pemerintah Negeri, yang dipimpin oleh seorang Kepala Negeri. Menggala pada saat itu masuk ke Negeri Tulang Bawang Ilir. Kepala Negeri Tulang Bawang Ilir pertama yaitu Burhanudin. Kemudian, sejak tahun 1972 jabatan Kepala Negeri dihapus, semua tugas Kenegerian dijalankan oleh seorang Camat, sehingga saat ini Menggala menjadi sebuah kecamatan. Kecamatan Menggala dibagi menjadi 9 kampung dan kelurahan, yaitu: Astra Ksetra, Tiuh Tohou, Kagungan Rahayu, Ujung Gunung Ilir, Bujung Tenuk, (kelurahan) Menggala Selatan, Ujung Gunung, Menggala Tengah dan Menggala Kota (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah nama kota Manggala di daerah aliran sungai Tulang Bawang? Seperti disebut di atas, sebelum nama Manggala dikenal yang lebih dikenal adalah nama Tulang Bawang. Nama Tulang Bawang kemudian teridentifikasi sebagai nama sungai. Lalu bagaimana dengan nama Manggala sendiri, setua zaman mana kota Manggala di Lampung? Lalu bagaimana sejarah nama kota Manggala di daerah aliran sungai Tulang Bawang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Nama Kota Manggala di Daerah Aliran Sungai Tulang Bawang; Setua Zaman Apa Kota Manggala di Lampung?
Nama Manggala adalah satu hal, nama Tulangbawang adalah hal lain lagi. Sebelum nama Manggala dikenal, sudah dikenal nama sungai Toelang Bouang di Sumatera bagian selatan. Pada tahun 1738 VOC/Belanda mendapat lada kualitas terbaik dari daerah aliran sungai ini. Pedagang VOC mendirikan pos perdagangan di daerah aliran sungai yang disebut Valkenoog atau Valkenburg. Namun pos perdagangan ini ditutup karena adanya pemberontakan tahun 1750.
Jauh
sebelumnya sudah ada laporan pedagang VOC/Belanda Desselfs yang pernah
berkunjung ke Toelang Bawang (lihat Daghregister, 19-04-1668. Tahun ini
mengindikasikan bahwa Pemerintah VOC/Belanda belum lama ini telah melakukan
penyerangan terhadap Atjeh di pantai barat Sumatra, dimana kemudian pedagangan
VOC/Belanda mulai membuka perdagangan di pantai barat Sumatra. Pada tahun 1669
Pemerintah VOC di bawah komandi Admiral Spellman menaklukkan (kerajaan) Gowa di
Makassar. Desselfs sendiri masih terhubung dengan Toelang Bawang hingga tahun
1685.
Pada tahun 1762 seorang pedagang VOC/Belanda baru datang dari Toelangbawang tiba di Batavia (lihat Daghregister, 11-08-1762). Dalam Daghregister 04-08- 1770 diterima surat di Batavia dari Residen Toelangbawang. Ini mengindikasikan bahwa VOC/Belanda telah memulihkan perdagangan di Toelangbawang, bahka seorang pedagang ditunjuk yang bertindak sebagai residen Toelangbawang.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Setua Zaman Apa Kota Manggala di Lampung? Nama Manggala versus Nama Tulang Bawang
Sebelum mengetahui setua apa kota Manggala, pertanyaan yang pertama adalah setua apa nama Toelang Bawang. Seperti disebut di atas, nama Toelang Bawang eksis pada era VOC/Belanda (paling tidak sejak 1668). Lalu apakah nama Toelang Bawang sudah ada pada era Portugis? Dengan memperhatikan peta-peta era Portugis, tidak ada yang mengindikasikan nama Tolang Bawang. Di wilayah selatan Sumatra hanya ada dua nama yang muncul nama Lampong dan nama Dampin. Dua nama diduga kuat berada di teluk Lampung.
Jelas
bahwa sudah ada peradaban maju di wilayah Lampung sejak awal, bahkan sejak abad
ke-7. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penemuan prasasti di desa Palas
Pasemah. Dimana pusat peradabaan itu sulit diketahui, apakah di desa Palas
Pasemah atau di tempat lain di wilayah Lampung yang sekarang. Satu-satunya
informasi tentang Lampung sejak abad ke-7 hingga era VOC/Belanda hanya catatan
nama Lampong yang tertulis dalam teks Negarakertagama (1365).
Kapan muncul nama tempat Manggala? Besar dugaan tidak setua nama Lampong dan nama Martapura. Pada era VOC, nama Mangala sudah dikenal yang diduga Manggala, tetapi bukan nama tempat tetapi nama orang, Berdasarkan Daghregister, 18-11-1677 seorang pemimpin Nata Mangala yang memberontak ditahan di Batavia. Juga ada nama Wira Mangala (1678). Kedua nama ini ditemukan di Banten. Nama Dain (Daeng) Mangala juga ditemukan di Macassar (1679) dan nama Sara Mangala di Bali (1681). Pada era ini nama Manggala umum ditemukan sebagai nama orang di Banten. Bagaimana dengan Manggala sebagai nama tempat di Toelang Bawang?
Tidak
ditemukan nama tempat Manggala di Tolang Bawang selama era VOC/Belanda. Nama
Manggala hanya dikenal sebagai nama gelar di berbagai tempat. Selama nama Toalang
Bawang sebagai pusat perdagangan di pantai timur bagian selatan Sumatra, nama
Manggala tidak eksis. Nama tempat Manggal di daerah aliran sungai Toelang
Bawang diduga baru muncul pada era Pemerintah Hindia Belanda.
Dalam laporan H Zollinger tahun 1846 sudah disebut nama kota/kampong Manggala di daerah aliran sungai Toelang Bawang. Lalu apakah nama tempat Tolang Bawang telah berubah menjadi nama Manggala, sementara nama Toelang Bawang menjadi nama sungai?
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar