Sabtu, 14 Januari 2023

Sejarah Surakarta (36):Sepakbola Surakarta, Sejak Kapan?Klub Bond Kompetisi Federasi hingga Kongres Sepakbola Indonesia, 1931


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini  

Sepakbola tidak hanya sekadar permainan dalam olahraga, tetapi juga di dalam sepakbola terbentuk organisasi-organisasi, mulai dari klub, bond hingga federasi. Dalam hal ini, di Soerakarta sepakbola yang sudah terbentuk lama, juga menjadi tempat dimana gaung politik di dalam dunia sepakbola dimulai yang dalam hal ini mulai dari terbentuknya federasi sepak bola pribumi (PSSI) hingga kongres sepakbola Indonesia (1931).


Sejarah Persepakbolaan di Surakarta: Dari Perkembangan Sampai Pembangunan Stadion Sriwedari 1920-1948. Muhammad Ajib Al’alawi Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Yogyakarta. Abstrak. Masuknya sepak bola di Surakarta ditandai ketika para tentara Belanda bermain di halaman Benteng Vastenburg. Sepak Bola semakin berkembang dengan banyak didirikan klub dan salah satunya Persatuan Sepak Bola Surakarta atau Persis. R. Ng. Reksodiprojo sebagai pemimpin Persis membantu terbentuknya PSSI sebagai induk sepak bola di Indonesia pada 19 April 1930. Paku Buwono X sebagai raja Surakarta ingin membangun stadion dengan nama Stadion Sriwedari. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui awal masuknya sepak bola di Surakarta, perkembangan sepak bola di Surakarta sampai dengan dibangunnya Stadion Sriwedari dan perkembangan sepak bola Surakarta pasca pembangunan stadion Sriwedari. Hasil penelitian ini menunjukkan awal mula masuknya sepak bola di Surakarta pada tahun 1906, ditandai dengan berdirinya bond-bond seperti Romeo, Mars, De Leeuw, Hisbul Waton dan Sport. Bond tersebut menjadi awal mula berdirinya Persatuan Sepak Bola Surakarta/Persis pada 8 November 1923. Stadion Sriwedari dibangun pada tahun 1932 atas perintah Paku Buwono X sebagai Raja Surakarta. Pada tahun 1935 Persis menjadi juara dalam turnamen PSSI. Hal itu menandakan perkembangan sepak bola di Surakarta. Setelah kemerdekaan Indonesia tepatnya pada 9 September 1948, diadakan Pekan Olahraga Nasional pertama di Surakarta dengan Stadion Sriwedari sebagai tempat pelaksanaannya (https://journal.student.uny.ac.id/)

Lantas bagaimana sejarah sepakbola di Surakarta, sejak kapan? Seperti disebut di atas, sejarah sepakbola di Indonesia (baca: Hindia Belanda) adalah satu hal, dan sejarah sepakbola di Soerakarta adalah hal yang lain lagi. Dalam hal inilah kita berbicara klub, bond, kompetisi, federasi hingga kongres sepakbola Indonesia, 1931. Lalu bagaimana sejarah sepakbola di Surakarta, sejak kapan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Sepakbola di Surakarta, Sejak Kapan? Klub, Bond, Kompetisi, Federasi hingga Kongres Sepakbola Indonesia, 1931

Hingga tahun 1916 belum ada kegiatan sepakbola di Soerakarta. Boleh jadi karena kota Soerakarta tidak sebesar kota-kota lain seperti Batavia, Medan, Soerabaja, Semarang dan Bandoeng. Sementara kegiatan sepakbola sudah ada di Jogjakarta dan Megelang. Sepakbola di Semarang sudah ada sejak 1899. Bahkan pada tahun 1916 sudah tiga kali diadakan kompetisi antar kota di wilayah (pulau) Jawa. Kejuaraan antar kota (perserikatan) se-Jawa pertama diadakan di Semaramg 1914.


Tidak lama setelah Batavia memiliki Gymnastiek Vereeniging (Perhimpunan Senam), juga menyusul perhimpunan sejenis di Medan. Pada bulan Mei 1888 di Medan dilaporkan bahwa telah didirikan suatu perhimpunan senam (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 30-05-1888). Perhimpunan senam ini merupakan bagian dari salah satu organisasi social di Medan. Perhimpunan Deli Wedren memiliki perhimpunan senam yang diberi nama Gymnastiek-club (lihat Algemeen Handelsblad, 23-03-1890). Dalam perkembangannya, klub senam Medan ini tidak hanya menghimpun peminat-peminat senam, tetapi juga tennis, kriket dan sepakbola serta balap sepeda. Pada akhir tahun 1893 (tahun baru 1894) dilaporkan ada pertandingan sepakbola antara klub Deli dengan tim dari Penang (lihat Sumatra-courant: nieuws- en advertentieblad, 02-01-1894). Setelah Medan, sepakbola dilaporkan di Batavia (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 11-05-1896): ‘Pertandingan sepak bola, kemarin siang dari pukul 5-6 di sudut Koningsplein Gang Scott [kini Tugu Air Mancur Lapangan Monas] antara Bataviasche Sportclub dan Batavia-Cricket-Club, dimenangkan oleh yang pertama dengan 1 melawan 0 goal’. Setelah dilaporkan adanya sepakbola di Medan dan Batavia, sepak bola muncul di Soerabaja. Di Semarang sendiri adanya sepakbola kali pertama dilaporkan tahun 1899. Ini bermula ketika Semarangscher voetbalclub melakukan pertandingan dengan tim Soerabaja (Soerabaijasch handelsblad, 22-05-1899).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Klub, Bond, Kompetisi, Federasi hingga Kongres Sepakbola Indonesia, 1931: Surakarta Masa ke Masa

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang sekarang, memiliki sejarah sendiri. Itu satu hal. Terbentuknya organisasi sepakbola pribumi di Jogjakarta, seperti disebut di atas tanggal 19 April 1930, adalah hal lain lagi. Organisasi yang dibentuk tahun 1930 ini disebut Persatoean Sepak Raga Seloeroe Indonesia (sepak bola vs sepak raga). Dalam hal ini kantor pusat ditetapkan di Jogjakarta yang mana sebagai ketua adalah Ir. Soeratin, sekretaris dan bendahara adalah Amir dan Abdul Hamid.


Bataviaasch nieuwsblad, 24-04-1930: ‘Voetbal. De Inlandsche stedenwedstrijden. Kejuaraan kota pribumi. Kejuaraan kota nasional telah terjadi di Djokja antara Djokja, Soerabaja, Solo dan Batavia. Hasilnya adalah sebagai berikut: Djokja-Soerabaja 1-l, (dimenangkan dengan undian oleh Soerabaja). Batavia-Solo 3-l. Batavia-Soerabaya 4-2. Jadi Batavia adalah juara Persatuan Sepakbola Indonesia tahun ini, menurut A.I.D. Usai pertandingan, digelar rapat pengurus berbagai asosiasi. Diputuskan untuk mendirikan bond secara permanen. Namanya disebut Persatoean Sepak Raga Seloeroe Indonesia, dengan Djokja sebagai pusat administrasi. Ir. Soeratim diangkat sebagai ketua, Amir sebagai sekretaris dan  Abdul Hamid sebagai bendahara. Pada tahun 1931 kejuaraan akan diadakan di Solo.

Ir. Soeratin bukanlah pemain sepak bola. Demikian juga Abdoel Hamid gelar Soetan Alamsjah dan Amir Radjab bukan pemain sepakbola. Yang jelas pada saat ini Ir. Soeratin, Abdoel Hamid gelar Soetan Alamsjah dan Amir Radjab sama-sama memiliki pekerjaan utama yang terkait dengan telepon. Ir Soeratin adalah insinyur mekanik/elektro, sementara kedua rekannya adalah pejabat di kantor telepon.


Ir Soeratin adalah pemain catur sejak sekolah menengah di Koningin Wilhelmina School Batavia (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 15-10-1919). Pada tahun 1920 Raden Soeratin berangkat ke Eropa. Sementara itu, Abdoel Hamid diketahui menjadi salah satu pemain sepak bola di Batavia ketika berlangsung pertandingan antara kesebelasan Sumatranen Voetbal Club dengan Bataksche Voetbal Vereeniging (lihat Sumatra-bode, 29-09-1925). Abdoel Hamid adalah salah satu pendiri Bataksche Bond yang duduk sebagai sekretaris pertama (lihat De Sumatra post, 15-11-1919). Catatan: Dr Abdoel Rasjid lulus STOVIA tahun 1919; R St Casajangan adalah pendiri Indische Vereeniging di Belanda tahun 1908 (pada tahun 1922 Dr Soetomo dkk mengubah nama Indische Vereeniging menjadi Indonesia Vereeniging; dan pada tahun 1924 Mohamad Hatta dkk mengubah lagi nama Indische Vereeninging menjadi Perhimpoenan Indonesia); Mararie Siregar kemudian dikenal sebagai sastrawan. Pada tahun 1930 adj commies Hamid gelar Soetan Alam Sjah dipindahkan dari kantor telepon Semarang ke Jogjakarta (lihat De locomotief, 03-04-1930). Sedangkan Amir Radjab memulai karir sebagai pegawai di kantort telepon dan pada tahun 1922 dipindahkan dari Jogjakarta ke Weltevreden (lihat De Preanger-bode, 18-05-1922). Pada tahun 1927 Amir Radjab dari Weltvreden dipindahkan ke Merbau, Oost Sumatra (lihat Deli courant, 05-10-1927). Namun tidak lama kemudian kembali ke Batavia. Selanjutnya pada tahun 1928 Amir Radjab dipindahkan dari Batavia ke Semarang sebagai adjunct-commies (lihat De Indische courant, 01-10-1928).

Ir. Soeratin adalah ipar dari Dr Soetomo. Di Soerabaja pada tahun 1930 didirikan organisasi kebangsaan yang diberi nama Persatoean Bangsa Indonesia (PBI) yang diketuai oleh Dr Soetomo. Salah satu penguruan PBI adalah Radjamin Nasoetion yang saat itu sebagai pejabat di Bea dan Cukai Tandjoeng Perak. Pada tahun 1931 Radjamin Nasoetion terpilih sebagai anggota dewan kota (gemeenteraad) Soerabaja mewakili PBI. Dalam konteks inilah diduga Ir Soeratin bersama Abdoel Hamid dari Tapanoeli serta Amir Radjab mendirikan Persatoen Sepak Raga Seloeroeh Indonesia (PSSI) di Jogjakarta.


Radjamin Nasoetion adalah pemain sepak bola, ketika masih kuliah Bersama Soetomo di STOVIA tahun 1907. Pada saat Radjamin Nasoetion ditempatkan di Medan sebagai pejabat bea dan cukui mendidirikan perserikatan sepak bola pribumi Deli Voetbal Bond tahun 1926. Pada saat Radjamin Nasoetion dipindahkan ke Soerabaja turut mendirikan perserikatan sepakbola pribumi di Soerabaja. Kelak Radjamin Nasoetion menjadi wali kota Soerabaja yang pertama.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar