*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini
Pendudukan Inggrsi di Hindia Belanda khususnya
di Jawa tidak lama, hanya lima tahun (1811-1816). Bagaimana situasi dan kondisi
di Soerakarta selama pendudukan Inggris, meski singkat tetapi menjadi bagian
sejarah penting diantara kekausanan Belanda (sejak era VOC hingga pendudukan
Jepang). Salah satu pimpinan local di Jawa bagian tengah adalah Pengeran Prang
Wedono van Soeracarta.
Masa Penjajahan Inggris di Indonesia Kompas.com - 09/02/2022. KOMPAS.com. Inggris menjajah Indonesia 5 tahun 1811 hingga 1816. Dikutip dari MC Ricklefs, 4 Agustus 1811, 60 kapal Inggris muncul di pelabuhan Batavia, Batavia dan daerah sekitar jatuh ke Inggris 26 Agustus 1811. Thomas Stamford Raffles berhasil merebut seluruh kekuasaan Belanda ditandai dengan Perjanjian Tuntang 18 September 1811 berisi berikut: Pemerintah Belanda menyerahkan Indonesia kepada Inggris di Kalkuta, India. Semua tentara Belanda menjadi tawanan perang Inggris. Orang Belanda dipekerjakan dalam pemerintahan Inggris. Hutang Belanda tidak menjadi tanggungan Inggris. Raffles yang berhasil merebut seluruh kekuasaan Belanda, memberikan kesempatan rakyat Indonesia untuk melakukan perdagangan bebas. Atas jasanya merebut Nusantara dari Belanda, Raffles diganjar Gubernur Jenderal Lord Minto penghargaan sebagai Letnan Gubernur Jawa. Ia tinggal dan memerintah dari Buitenzorg. Kebijakan pemerintahan Raffles menegosiasikan perdamaian dan beberapa operasi militer yang dianggap menentang Kerajaan Inggris. Operasi militer 21 Juni 1812 Raffles memerintahkan serangan ke Yogyakarta. Serangan Inggris membuat keraton rusak parah. Di bawah penjajahan Inggris, Jawa dibagi menjadi 16 keresidenan: Banten, Banyumas, Besuki, Bogor, Cirebon, Jakarta, Karawang, Kediri, Kedu, Madiun, Madura, Pati, Priangan, Rembang, Semarang, Surakarta…Inggris menyerahkan kembali Jawa ke Belanda sesuai Perjanjian Anglo-Dutch 1814 berakhirnya Perang Napoleon di Eropa. Pada 15 Oktober 1817, Raffles mendapat mandat sebagai Gubernur Jenderal di Bencoolen merupakan koloni yang hasil ekspornya hanyalah lada. (https://www.kompas.com/)
Lantas bagaimana sejarah pendudukan Inggris dan Pengeran Prang Wedono van Soeracarta? Seperti disebut di atas pada permulaan Pemerintah Hindia Belanda, Inggris melakukan pendudukan 1811-1816. Bagaimana dengan di Soearakarta? Fase ini dapat dikatakan akhir era VOC dan awal era Pemerintah Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah pendudukan Inggris dan Pengeran Prang Wedono van Soeracarta? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Pendudukan Inggris dan Pengeran Prang Wedono van Soeracarta; Akhir VOC dan Awal Pemerintah Hindia Belanda
Seberapa kuat militer pada awa Pemerintah Hindia Belanda? Kekuatan ini menjadi penting, terutama di (pulau) Jawa dari serangan luar. Di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara hanya ancaman Inggris yang ada. Kekuatan Ingrris, dari Teluk Merah, India (skuadron di Madras), Bengkoelen hingga Australia. Kekuatan Belanda di Hindia Belanda pada dasarnya dalam posisi terkepung sejak 1779 (sejak Inggris menempatkan skuadron Madras di Bengkoelen). Kekuatan Hindia Belanda bertumpu pada kekuatan pasukan Jawa. Pasukan Belanda sendiri tidak sampai mencapai 2.500 personil.
Kekuatan pasukan Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1811 sebanyak 17.774 personil yang mana sebanyak 13.838 orang pasukan Jawa (lihat De verdediging van Java, van 1808-1811). Pasukan Ambon sendiri hanya 1.506 orang. Jumlah ini tidak semua di Jawa, tetapi masing-masing satu battalion di Palembang, Timor dan Makassar. Hanya satu detasemen di Jawa bagian barat di Merak yang menjadi bagian dari battalion yang ditempatkan di Molenvliet. Satu battalion di Meester Cornelis dan satu battalion di kampong Makassar. Satu battalion di benteng Lodewijk (selat Madura). Satu battalion yang terbagai di Soerabaja, Bangkallang, Banjoewangie, Pasoeroean, dll. Satu battalion berada di Jawa bagian tengah yang terbagi di benteng di Rembang, Japara, Salatiga, Oengaran, Soerakarta, Djokdjokarta dan Klatten. Dalam situasi dan kondisi inilah Inggris dengan mudah menduduki Batavia dan selanjutnya seluruh Jawa.
Bagaimana dengan kekuatan Inggris sendiri? Tidak diketahui secara pasti. Yang jelas bahwa setelah Inggris terusir dari Amerika (dengan diproklamasikan kemerdekaaan Amerikam 1774) kekuatan Inggris di Asia semakin diperkuat (sehubungan dengan pendudukan Australia sejak 1779, saat mana skuadron Inggris dipindahkan dari Madras ke Bengkoelen). Dalam hubungan tersebut, target Inggris sejatinya adalah (pulau) Jawa, dimana pasukan Pemerintah Hindia Belanda sebagian besar pasukan Jawa. Batavia adalah ibu kota yang dikawal tiga batalion infantri. Inggris mulai pendudukan dari Tjilintjing. Mengapa?
Tunggu deskripsi lengkapnya
Akhir VOC dan Awal Pemerintah Hindia Belanda: Soerakarta dan Jogjakarta
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar