Jumat, 17 Maret 2023

Sejarah Malang (47): Trem Kereta Api di Kota Malang, Apakah Hilang Tak Berbekas? Trem Kota Era Pemerintah Hindia Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Trem adalah kereta api, tetapi sejatinya berbeda dengan kereta api. Trem semasa era Pemerintah Hindia Belanda pertama kali dibangun di kota Batavia. Bagaimana dengan di kota-kota lain? Apakah ada di kota Malang? Tentu saja ada. Kini disebutkan buktinya masih dapat ditemukan di tengah kota Malang. Trem berada semasa kereta kuda dan sebelum munculnya mobil/bis.


Jalur Trem Kuno Tahun 1900-an Ditemukan di Kota Malang. CNN Indonesia. Kamis, 12 Nov 2020. Jakarta. Rel trem era Hindia Belanda diresmikan 1903 ditemukan terpendam di simpang empat Rajabali, Kota Malang. Pihak TACB melakukan koordinasi dengan beberapa instansi terkait seperti PT KAI, pelaksana proyek, kontraktor, termasuk sejarawan. Menurut Agung, diperkirakan rel trem era Hindia Belanda tersebut akan ditemui pada zona I, atau tepat di depan gedung PLN, akan dilihat sejauh mana rel tersebut bersinggungan dengan proyek Malang Heritage. "Dugaan kami, rel ini tidak hanya ditemukan di simpang empat Rajabali saja. Agung menambahkan, berdasarkan informasi yang disampaikan oleh PT KAI, bahwa rel yang berada di dalam tanah, masih menjadi aset milik PT KAI. Rel tersebut, tidak bisa dipindahkan, atau diambil. Pihaknya merekomendasikan agar rel tersebut tetap berada di lokasi, namun diberi penanda khusus. Hal tersebut bertujuan agar masyarakat Kota Malang dan wisatawan mengetahui bahwa pada tahun 1900, Kota Malang telah memiliki moda transportasi. "Kami ingin memberikan satu pembelajaran kepada masyarakat bahwa Malang itu sejak awal 1900 sudah punya transportasi moda massal," kata Agung. Rencananya, koridor tersebut akan dibuat menyerupai Malioboro di Yogyakarta atau Jalan Braga yang ada di Bandung. (https://www.cnnindonesia.com/)

Lantas bagaimana sejarah trem kereta api di Kota Malang, apakah hilang tak berbekas? Seperti disebut di atas di Kawasan kota Malang yang sekarang ditemukan wujud rel yang diduga trem kereta api. Bagaimana trem di kota-kota era Pemerintah Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah trem kereta api di Kota Malang, apakah hilang tak berbekas? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Trem Kereta Api di Kota Malang, Apakah Hilang Tak Berbekas? Trem di Kota-Kota Era Pemerintah Hindia Belanda

Keberadaan kereta api di Indonesia sejak era Pemerintah Hindia Belanda sudah sejak lama adanya. Meski gagasannya sudah diapungkan pada tahun 1840an, fakta realisasi pembangunan kereta api baru terwujud tahun 1865 (ruas Semarang-Tanggoeng). Lalu menyusul ruas Batavia-Meester Cornelis tahun 1869. Selanjutnya jalur operasi Soerakarta-Jogjakarta tahun 1872 dan jalur Meester Cornelis-Buitenzorg (1873).


Dalam perkembangan dan perluasan kereta api, termasuk di Sumatra, Borneo dan Celebes, jenis mesin (loco) kereta api juga terus berkembang. Diantara jenis kereta api uap (stoom) juga muncul jenis elektrik. Dalam hal ini ada perbedaan antara kereta api spoor dan kereta api tram. Kereta api tram inilah yang mengadopsi mesin (loco) elektrik. Kereta api listrik pertama dibangun antara Batavia-Buitenzorg. Dalam konteks inilah kemudian dioperasikan trem kota di Batavia pada tahun 1895, kereta dalam kota yang menghubungkan satu titik tempat (halte) dengan halte yang lain. Awalnya trem kota dari Batavia ke Senen melalui Pasar Baroe kemudian melalui Kwitang/Gondangdia lalu ke Harmoni dan kembali ke jalur Batavia. Trem kota ini kemudian diperluas dari Senen hingga Bidara Cina (Meester Cornelis).

Pengembangan jalur kereta api ke Malang sudah mulai beroperasi tahun 1882. Ini dengan sendirinya, kereta kuda ke Malang (dari Pasoeroean dan Soerabaja) menjadi tidak efisien lagi, telah digantikan oleh kereta api di atas jalur tramweg. Lalu dalam hal ini apakah ada pengoperasian kersta trem kota di Malang? Fakta bahwa sejak decade-dekade terakhir sebelum 1900, kota Malang telah mengalami perkembangan kota yang massif ke arah metropolitan.


Sejak awal introduksi kereta api di Hindia Belanda, skema yang diberikan adalah pemberian konsesi pengoperasian bagi swasta. Karena alasan tertentu, terutama karena secara bisnis tidak menguntungkan tetapi bagi pemerintah diperlukan pergerakan orang dan barang yang harus meningkat dikerjakan oleh pemerintah sendiri (keretaapu negara). Perusahaan-perusahaan kereta api di Indonesia sahamnya diperdagangkan di Belanda, dan umumnya perusahaan pengelola keteta api di Indonesia bermarkas di Belanda. Selain perusahaan kereta api negara, maskapai kereta api di Indonesia antara lain Batavia Elektrik Tramweg Mij.; Kediri stoomtram mij; Madoera st mij; Modjokero st mij; Malang st mij; Probolinggo st mij; Nederlandsvh Indie Tramweg Mij. Oost Java st Mij. Semarang Joana st mij dan sebagainya (lihat De Maasbode, 04-01-1900). Di Malang sejauh ini sudah ada dua pengusahaan kereta api di Malang, yakni kereta api negara SS (long disctance) dari Soerabaja ke Malang terus ke selatan di Blitar lalu ke Kediri (spoorweg). Untuk ruas-ruas pendek di wilayah (affeeling) Malang diusahakan oleh Malang st Mij (MSM) seperti ruas Singosari ke Melang, Malang ke Kepandjen dan ruas-ruas lainnya (tramweg).

Jalur kereta api spoorweg dan tramweg memiliki karakteristik berbeda, baik ukuran (pasangan) rel maupun beban yang melintas di atasnya. Spoorweg dilintasi oleh kereta-kereta uap; sedangkan fi jalur kereta api tramweg kereta sudah menggunakan sumberdaya elektrik (kereta listrik). Oleh karena di Malang sudah ada kereta tramweg yang melintas (bahkan melintasi area alun-alun kota), lalu apakah secara khusus di Gemeente Malang sudah ada trem kota seperti halnya yang ditemukan di Batavia? Tram kota ini adalah suatu trem alat transportasi dalam kota yang jalannya (rel) dibangun mengikuti jalur jalan-jalan kota. Pertanyaan yang dikutip di atas, dimana ditemukan jalur trem di tengah kota di bawah jalan (seperti di persimpangan Rajabali, apakah rel kereta api tersebut jalur trem kota atau jalur tremweg (kereta listrik)?

Tunggu deskripsi lengkapnya

Trem di Kota-Kota Era Pemerintah Hindia Belanda: Batavia dan Kota Kota Lain

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar