Selasa, 21 Maret 2023

Sejarah Malang (55): Negara di Jawa Timur dan Para Republiken di Wilayah Malang; Mengapa Harus Dimulai Mengapa Diakhiri?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Sebagian kecil penduduk Indonesia telah merasa nyaman dengan orang Belanda dan Pemerintah Hindia Belanda. Pendudukan Jepang dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah kecelakaan bagi mereka. Sebaliknya sungguhnya banyak pendududuk Indonesia yang sejak lama berusaha dan berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Tidak sedikit yang dibui, diasingkan dan dimiskinkan. Saat Indonesia mendapatkan kemerdekaan, seluruh bangsa Indonesia diuji; siapa yang anti republic dan siapa yang membelakangi tujuan kemerkedaan, Para anti republic dengan dalih menjadi lebih makmur membentuk negara sendiri, negara yang bekerjasama dengan kaum imperialis, termasuk Negara Jawa Timur. Sementara kaum republiken Indonesia di wilayah Republik Indonesia masih berperang tanpa menyerah dengan kaum penjajah (Belanda/NICA). Ironis sebenarnya, tapi fakta berkata lain.


Negara Jawa Timur (RIS) Kompas.com. 28/06/2021. Negara Jawa Timur sebuah wilayah buatan Belanda. Ide untuk mendirikan dicetuskan Belanda, Van der Plas, pemimpin pemerintahan peralihan Belanda (Recomba).  Pada 14 Juni 1947, untuk mendukung berdirinya negara dibentuklah Partai Rakyat Jawa.  Melalui partai ini, Van der Plas merangkul para kaum bangsawan untuk tergabung.  Tujuannya untuk menuntut hak menentukan nasibnya atas dasar demokrasi dan bekerjasama dengan golongan-golongan lain tanpa memandang kebangsaan, bahasa, dan agama. Van der Plas melangsungkan Konferensi Bondowoso. Konferensi memutuskan RT Achmad Kusumonegoro menjadi wakil Tinggi Mahkota Negeri Belanda.  Negara Jawa Timur diputuskan berdiri 23 November 1948 di Bondowoso.  Wilayah dari Negara Jawa Timur mencakup 12 kabupaten ditambah dua kota praja, Surabaya dan Malang. Negara Jawa Timur baru menjalankan kepemerintahannya setelah mendapat wewenang pada 1 Oktober 1949 dari Recomba Jawa Timur.  Setelah penyerahan kedaulatan, mulai bermunculan mosi, resolusi, dan demonstraasi menuntut bubarnya Negara Jawa Timur. Berdasarkan surat keputusan Presiden No. 26 Tahun 1950, pemerintah negara Jawa Timur mengajukan pernyatuan diri terhadap pusat. Pemerintah pusat mengangkat Samadikun untuk Komisaris Pemerintah Republik Indonesia Serikat di daerah bagian Jawa Timur.  Surat perintah ini ditandatangani 19 Januari 1950 di Jakarta. Pada 9 Maret 1950, Negara Jawa Timur bergabung kembali ke Republik Indonesia. (https://www.kompas.com/)

Lantas bagaimana sejarah Negara Jawa Timur dan para Republiken di wilayah Malang? Seperti disebut di atas, fakta bahwa Negara Jawa Timur pernah didirikan termasuk Sebagian wilayah Malang. Akan tetapi tidak semua penduduk Malang setuju dengan itu. Mereka ini adalah para Republiken sejatai. Dalam hal ini mengapa harus dimulai, mengapa pula harus diakhiri? Lalu bagaimana sejarah Negara Jawa Timur dan para Republiken di wilayah Malang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Negara Jawa Timur dan Para Republiken di Wilayah Malang; Mengapa Harus Dimulai, Mengapa Harus Diakhiri?

Saat perang masih berlangsung sengit antara para Republiken dari Republik Indonesia dengan Belanda/NICA mengapa terjadi pemisahan wilayah diantara bangsa Indonesia dengan membentuk negara sendiri-sendiri. Di pulau Jawa saja ada Negara Pasundan, ada Negara Madura dan ada negara Jawa Timur. Mengapa bisa muncul dan terbentuk? Apakah itu berisiko? Jangka pendek iya, tetapi jangka panjang? Nah, itu dia. Dalam hal ini terbentuknya Negara Jawa Timur, posisi Konferensi Bondowoso yang diadakan pada bulan November 1948 menjadi penting.


Nieuwe courant, 10-11-1948: ‘Delegasi Konferensi Bondowoso. Delegasi dari Jawa Timur yang akan menghadiri konferensi Bondowoso adalah sebagai berikut: (1) Soerabaja:' Djoewito, Hadji Ali Isah, R. Mcesni al. Prawiroatmodjo; (2) Sidoardjo: RAA Soejadi, RM Diarsosoegondo, R Soewarno Basoenondo; (3) Modjokerto: RAA Reksoamiprodjo, R Soegihono, R Oemar, R Soedarsono. (4) Malang: RMT Moesitedjo, Dr. Anwar, M Margono Djojoprodjo, R. Tarjono. (5) Probolinggo: Soejoed Alip, R Soeparto, Ismail Sosrosoegondo. (6) Kraksan: R Ponitjowolo, R Soetowireno, Hadji Abdoelatip; (7) Loemadjang: RT Moh. Hairoedin Hardjokoesoeimo, R Slamat, RM Soempeno, R Moh. Koesen. (8) Bondowoso: Arso, R. Soegöndo, Moh. Basri, Oei Hok Siang; (9) Panaroekan: M. Djojosoeprantoko, R Abdoellah Koesoemonegoro, R. Abdoelkarim Diposastro; (10) Djember: M. Roekmorodo, Dr. R Ateng, Sardjono al. Brodjodihardjo, RP Zakarija, H. Achmad Damankoeri, R. Adikoesman, M. Zainal Alim Sastroprajitno, M Soemardi Mangoendarmodjo, G Tellegen, ThRW Vermeulen, Tam Kiet Lay, S. Achmad bin Mochamad Bagajil Alamoedi; (11) Banjoewangi: Darsosoekoer, RS Hardjodipoero, Miswan, M. Sjahlan, Abdoelrachman, Soenuoprajitno, GJ Timmermans, RT Achmad Koesoemonegoro, Liem Hway Tik, AS Bahalwan. (12) Pasoeroean: RMTP Darkosoegondo, H. v. Hiorn, Prawirohadisoenarto, Ir. Kwee Tiong Gwan, R Soetojo, R Soebroto.

Delegasi tersebut belum termasuk dari dewan kota Soerabaja dan dewan kota Malang. Disebutkan delegasi dari Soerbaja yang akan berangkat ke Bondowoso antara lain Indra Koesoema. Konferensi yang dimulai tanggal 16 November di Bondowoso tersebut akan dihadiri oleh J Eisenbergen kepala ambtenaa tb. Kantor Perwakilan Tinggi, yang akan bertindak sebagai penasihat (lihat De vrije pers: ochtendbulletin, 10-11-1948). Dalam konferensi ini Achmad Koesoemonegoro terpilih sebagai ketua panitia (lihat De vrije pers: ochtendbulletin, 20-11-1948). Sementara itu ketua tim kerja yang terpilih adalah RT Djoewito, Bupati Soerabaya. Pada tanggal 23, konferensi telah mengambil keputusan tentang tujuan pembentukan negara, sementara itu juga kesepakatan telah tercapai tentang prinsip-prinsip pembentukan negara.


Beberapa poin yang sudah disepakati antara lain wilayah Negara Jawa Timur ditetapak 12 kabupaten dan 2 kota. Bahasa resmi negara adalah Bahasa Indonesia. Juga telah diperoleh pengakuan negara telah diterima dari Perwakilan Tinggi di Batavia pada tanggal 25 November. Dalam hal ini tanggal 23 menjadi tanggal yang penting dimana terbentuk Negara Jawa Timur.

Setelah segala sesuatunya diputuskan dalam sidang-sidang sebelumnya lalu diadakan pemilihan Wali Negara (lihat Nieuwe courant, 01-12-1948). Disebutkan pagi ini pukul sembilan, setelah dibukanya sidang konferensi Negara Jawa Timur di Bondowoso, diadakan pemilihan Wali Negara. Kandidatnya adalah Raden Adipati Ario Soejadi, Bupati Sidoardjo dan Raden Pandji Achmad Koesoemonegoro, Bupati Banjoewangi. Yang terpilih sebagai Wali Negara Jawa Timur adalah Raden Pandji Achmad Koesoemonegoro.


Pemilihan yang dilakukan setelah pencoblosan pertama, Soejadi mendapat 39 suara dan Koesoemonegoro 33 suara, sedangkan blanko 1 suara. Karena tidak ada kandidat yang memperoleh mayoritas dua pertiga, diperlukan pemungutan suara kedua. Soejadi memperoleh 35 suara dan Koesoemonegoro 37. Hasil pemungutan suara ketiga adalah: 41 suara untuk Bupati Banjoewangi dan 30 suara untuk Bupati Sidoardjo, sedangkan 2 suara kosong. Dengan ini, Raden Pandji Achmat Koesoemonegoro terpilih sebagai Wali Negara. Dalam sambutannya, pembesar baru itu antara lain menyatakan ingin tetap sederhana meski posisinya tinggi. Keinginannya bukan untuk menerima gaji yang tinggi atau disebut Yang Mulia, tetapi di atas semua itu dia ingin tetap bersatu dengan rakyatnya ("Sekali rakjat, tetap rakjat").

Dengan terbentuknya Negara Jawa Timur maka di satu sisi wilayah Negara Republik Indonesia semakin berkurang dan jumlah negara federal semakin bertambah. Satu yang penting dari terbentuknya Negara Jawa Timur, berbatasan langsung dengan sisa Negara Repeblik Indonesia di (pulau) Jawa. Negara Madura secara geografis terpisah dengan Negara Jawa Timur.


Negara-negara sebelumnya yang telah terbentuk adalah Negara Indonesia Timur didirikan pada 24 Desember 1946; Negara Sumatera Timur pada 25 Desember 1947; Negara Madura dibentuk pada 23 Januari 1948; Negara Pasundan berdiri pada 24 April 1948; dan Negara Sumatera Selatan didirikan pada 30 Agustus 1948. Selain itu ada daerah otonom di pulau Kalimantan, Jawa bagian tengah dan pulau Bangka dan Belitung. Dengan terbentuknya Negara Jawa Timur maka Negara Republik Indonesia hanya tersisa wilayah Sebagian wilayah Jawa bagian tengah, wilayah Banten dan pulau Sumatera (minus Negara Sumatra Timur dan Negara Sumatera Selatan). Seperti kita lihat nanti Negara Republik Indonesia beserta negara-negara federalis dan daerah otonom tersebut yang dibingkai menjadi Negara Republik Indonesia Serikat (Negara RIS).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Mengapa Harus Dimulai, Mengapa Harus Diakhiri? Madura, Jawa Timur dan Wilayah Malang

Dengan terbentuknya Negara Jawa Timur berakhir sudah wilayah Republik Indonesia di wilayah Jawa Timur. Dalam konteks ini para pemimpin wilayah dan pemimpin daerah di wilayah Jawa Timur setelah terbentuknya Negara Jawa Timur 25 November 1948 telah membelakangi Pemerintah Republik Indonesia. Mereka itu terdiri para pemimpin daerah yang diangkat Pemerintah Republik Indonesia pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 tetap menjabat dalam posisi yang sama ketika terjadi pendudukan militer NICA/Belanda di wilayah-wilayah di Jawa Timur. Posisi yang sama ini diakui oleh otoritas Pemerintah NICA dan kini diakui oleh otoritas Negara Jawa Timur di bawah Wali Negara Jawa Timur.


Tentu saja diantara para pemimpin daerah di Jawa Timur yang telah mendapat beslit dari Pemerintah Republik Indonesia pasca kemerdekaan, apakah sebagai bupati, wali kota camat dan sebagainya telah mengungsi sejak terjadinya pendudukan militer NICA di wilayah-wilayah Jawa Timur. Para Republiken ini terus berjuang di tempat pengungsian hingga terus terdesak ke pedalaman seperti kini di wilayah Kediri, wilayah Tulungangung, wilayah Blitar dan wilayah Malang Selatan. Pada saat Negara Jawa Timur didirikan sejak 25 Maret 1948 mereka ini tetap setiap Republik Indonesia dan masih berada di wilayah pengungsian di pedalaman. Diantara para Republiken ini adalah Radjamin Nasoetion, wali kota Soerabaja yang pada saat Negara Jawa Timur didirikan berkantor di Tulungagung.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar