*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini
Adakah pulau di wilayah Banyuwangi? Tentu saja
ada. Apa menariknya dalam sejarah Banyuwangi? Okelah satu hal. Di masa lampau
ada pulau besar di Banyuwangi, namun kemudian menghilang. Mengapa? Apakah ada
pulau baru yang terbentuk? Pulau Boom dan pulau Santen dekat kota Banyuwangi
adalah peulau-pulau yang terbentuk baru. Disebut pada masa ini ada pulau-pulau
di tengah laut antara lain pulau Tabuhan di utara dan pulau Watulayar di
selatan. Tentu saja banyak pulau di kecamatan Pesanggrahan.
Pulau Tabuhan Banyuwangi: Pulau Kecil Tak Berpenghuni di Tengah Selat Bali. Wisata Pulau Tabuhan Banyuwangi, pulau Tabuhan merupakan pulau kecil yang kosong atau tidak berpenduduk dengan luas sekitar 5 hektar, lokasi pulau berada diantara Pulau Jawa dan Bali, ditengah selat Bali. Pulau Tabuhan meski kecil tapi memiliki pantai berpasir putih yang luas, kehidupan bawah lautnya yang menakjubkan, serta flora dan fauna yang cantik dan satu-satunya lokasi di Banyuwangi yang ideal untuk aktivitas Kiteboarding. Di tengah-tengah pulau terdapat pohon-pohon hijau yang subur dan dikelilingi dengan pasir berwarna putih. Selain itu, kejernihan air laut yang unik ini bergradasi seperti biru mudah dan hijau muda jika di lihat dari kejauhan. Berlokasi di kecamatan Wongsorejo Banyuwangi. Akses menuju wisata Pulau Tabuhan ini bisa ditempuh dengan menggunakan perahu. Dari arah pantai kampe di Wongsorejo maupun dari arah Watudodol di kecamatan Kalipuro. Untuk bisa menyeberangi pulau tabuhan dari arah Banyuwangi hanya butuh waktu hingga 45 menit dengan menggunakan perahu. Kedalaman laut mulai dari tiga meter sudah dapat melihat banyak biota laut yang cantik-cantik. Misalnya saja seperti ikan yang berwarna warni dan terumbu karang. (https://www.exploreijen.com/2021/)
Lantas bagaimana sejarah pulau-pulau di wilayah Banyuwangi? Seperti disebut di atas, di wilayah Banyuwangi ada pulau yang hilang dan ada pulau yang terbentuk baru. Pulau-pulau yang masih eksis di wilayah Banyuwangi antara lain Boom, Santen, Watulayar, Tabuhan dan pulau pulau di kecamatan Pesanggrahan. Lalu bagaimana sejarah pulau-pulau di wilayah Banyuwangi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Pulau-Pulau di Wilayah Banyuwangi; Boom, Santen, Watulayar, Tabuhan dan Pulau Pulau di Pesanggrahan
Sebelum mendeskripsikan pulau Boom dan pulau Santen di (kota) Banyuwangi, ada baiknya membicarakan pulau-pulau terjauh di wilayah Banyuwangi, dua diantaranya pulau Watulayar dan Tabuhan. Nama Tabuhan dan nama Watulayar adalah nama-nama lama yang dikenal secara luas di berbagai wilayah.
Nama Taboehan adalah salah satu lanskap (district) di kepulauan Sangir (lihat Javasche courant, 17-05-1856). Nama Taboehan juga ditemukan di (pulau) Soembawa; Nama Taboehan juga ditemukan di pantai timur Sumatra sebagai teluk Taboehan. Teluk Taboehan ini di masa lampau disebut teluk Aroe (Arocbaai). Sementara itu nama Watoe Lajar juga berausal dari masa lampau. Konon, dikisahkan, menurut legenda, karena murka Soenan Bonang, layar berubah menjadi batu. Watoe lajar membentuk dinding tegak lurus setinggi 20 metert di tepinya laut. Ada tanda-tanda bahwa laut mencapai tembok itu.
Pulau Tabuhan masa kini, seperti dikutip di atas adalah pulau kecil, kosong tidak berpenghuni seluas 5 hektar, yang berada di antara pulau Jawa dan Bali, ditengah selat Bali. Pulau Tabuhan ini lebih dekat ke daratan di sebelah barat (pantai timur wilayah Banyuwangi). Sulit memahami mengapa ada pulau (ber)pasir jauh di tengah laut (pulau soliter).
Berbeda dengan pulau Tabuhan, pulau Watulayar di pantai selatan Jawa
cukup dekat ke pantai. Pulau Watulayar memiliki karakteristik tanah bebatuan di
daratan (pantai pesisir selatan Banyuwangi). Pulau Watulayar sudah
terindentifikasi pada peta-peta lama era Hindia Belanda. Yang jelas dua pulau
ini menjadi penting dalam navigasi pelayaran, suatu daratan kecil di tengah
laut yang dapat dijadikan tempat bermalam bagi pelaut/nelayan. Nama Watulayar
sendiri juga ditemukan di wilayah Rembang. Dari namanya (watu=batu) diduga
merujuk nama kuno dimana batu di berbagai tempat disebut watoe.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Boom, Santen, Watulayar, Tabuhan dan Pulau Pulau di Pesanggrahan: Riwayat Tempo Doeloe, Destinasi Wisata Masa Kini
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang
tidur. Saya sendiri bukan sejarawan
(ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami
ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah
catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar