*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini
Bagaimana
sejarah Indramyu? Nah, itu dia. Seperti sejarah asal-usul kota atau wilayah di
berbagai tempat hanya dikisahkan saja. Namanya kisah, entah kapan itu terjadi.
Namun sejarah adalah narasi fakta dan data. Dalam hal inilah ada perbedaan
antara kisah dengan sejarah. Kisah itu sendiri di berbagai daerah disebut
seperti babad, tambo, hikayat dan turi-turian. Satu yang pasti sejatahj
Indramayu bermula di daerah aliran sungai Cimanuk.
Pendiri Indramayu. Di daerah Bagelen di Banyu Urip tinggallah Tumenggung Bernama Gagak Singalodra, lima orang putra, diantaranya Raden Bagus Arya Wiralodra, putra ketiga berjiwa besar ingin membangun suatu Negara diwariskan kelak. Raden Wiralodra menjalankan tapa brata di perbukitan Melayu di Gunung Sumbing. Setelah tiga tahun, mendapat wangsit “apabila engkau ingin berbahagia serta keturunanmu dikemudian hari, pergilah merantau ke arah matahari terbenam dan carilah lembah Sungai Cimanuk. dan tebanglah hutan belukar secukupnya untuk mendirikan sebuah pendukuhan dan menetaplah di sana. Kelak tempat itu akan subur dan makmur dan akan memerintah di sana”. Raden Arya Wiralodra kembali ke Banyu Urip menyampaikan wangsit kepada Ayahandanya. “ Hai Anakku Wiralodra betapapun berat hati ayah melepaskanmu mencari Sungai Cimanuk, ayah menghargai, berhati-hatilah hidup di rantau orang, bawalah Tinggil untuk menyertai perjalananmu.” Diceritakan bahwa perjalanan Raden Wiralodra dan Ki Tinggil memakan waktu 3 tahun. Ia pun terus berjalan menuju arah matahari tenggelam. Akhirnya suatu senja, sampai di sebuah sungai yang amat besar, betapa sukaria hatinya karena disangka sungai itu adalah Sungai Cimanuk yang sedang dicarinya. Berkata Raden Wiralodra pada Ki Tinggil, “ Rupanya inilah Sungai Cimanuk yang sedang kita cari.”Ki Tinggil menjawab, “Hamba pikir lebih baik ambil istirahat sampai besok pagi.” Pada keesokan paginya ada seorang kakek yang memperhatikan Raden Wiralodra dan Ki Tinggil yang tertidur lelap, kakek itu mendekati lalu berkata, “Hai kisanak, siapakah kalian bedua? Kenapa tidur di situ?” Ki Tinggil dan Raden Wiralodra terkejut melihat kakek yang tiba-tiba ada di hadapannya lalu Raden Wiralodra menjawab, “kek kami tertidur dan perlu kakek ketahui bahwa Saya Raden Wiralodra dan Ki Tinggil. Kami dari Banyu Urip”. Kemudian Raden Wiralodra bertanya sambil menatap wajah kakek tersebut.“kek, apakah ini Sungai Cimanuk yang selama ini saya cari?” (https://indramayukab.go.id/)
Lantas bagaimana sejarah Indramayu di wilayah
Cirebon bermula kampong kecil? Seperti disebut di atas, dalam narasi sejarah
haruslah dipisahkan cerita atau kisah di satu sisi dan fakta dan data di sisi
lain. Untuk memahami asal usul kota Indramayu yang kemudian menjadi nama
wilayah harusnya mempelahari daerah aliran sungai Cimanuk berhulu di pedalaman.
Lalu bagaimana sejarah Indramayu di wilayah Cirebon bermula kampong kecil? Seperti
kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Indramayu di Wilayah Cirebon Bermula Kampong Kecil; Daerah Aliran Sungai Cimanuk Berhulu di Pedalaman
Indramajoe sebagai tempat, besar dugaan masih baru. Bahkan masih jauh lebih tua dari nama tempat (kampong) Cirebon. Nama (kampong) Cirebon sudah dikenal pada era VOC. Pada Peta 1724 sudah diidentifikasi di suatu teluk, dimana terdapat benteng (VOC). Lalu bagaimana dengan nama tempat (kampong) Indramajoe?
Dalam laporan Portugis (Tome Pires, 1520) tidak menyebut nama kampong (pelabuhan) Cirebon. Yang disebut hanya Karawang, Cimanuk. Tome Pires sudah mengindetifikasi Demak sebagai kota pelabuhan besar. Lalu kapan Chirebon muncul? Masih seputar era Portugis dimana kemudian tiga pemimpin Islam kota pelabuhan (Demak, Cheribon dan Banten) melakukan ekspansi ke wilayah Pakwan Padjajaran (yang beragama Hindoe).
Dalam Peta 1724 nama tempat Indramajoe sudah diidentifikasi dimana terdapat benteng VOC (sebagaimana halnya di teluk Cheribon). Di benteng Indramajoe inilah kemudian kota Indramajoe mulai tumbuh dan berkembang hingga ke hari ini. Indramajoe menjadi penting karena tidak hanya terdapat benteng, juga dibangun gudang VOC (loge) yang menjadi pusat pengumpulan hasil komoditi. Benteng di Indramajoe bukanlah benteng beton, tetapi benteng alam (veldschans) (lihat Bataviasche koloniale courant, 28-12-1810). Kemungkinan dibangun dengan menggali parit dan tanahnya menjadi tembok pertahanan. dan pusat distribusi komoditi luas.
Pada 1817 (era Pemerintah Hindia Belanda) di (kampong) Indramajoe di daerah aliran sungai Tjimanoek benteng masih tetap dianggap penting (fungsi pertahanan). Namun kota ini secara perdagangan tidak lagi penting karena pada tahun 1809 pada masa GG Daendels sudah dibangun jalan pos trans-Java dari Bandoeng ke Cheribon via Carang Sambong. Celakanya posisi Carang Sambong ini jauh di pedalaman di daerah aliran sungai Tjimanoek. Ini dengan sendirinya arus perdagangan tidak lagi sepenuhnya melalui sungai (Tjimanoek) tetapi melalui (pelabuhan) Cheribon. Kampong Indramajoe tetap sepi sendiri di daera hilir (dekat laut/muara sungai). Ibarat pepatah lama kota Indramajoe layu sebelum berkembang. Hanya satu yang relative berubah cepat di Indramajoe, yakni daera sekitar muara pulau di uara sungai Tjimanoek semakin menyatu dan akhirnya menyatu dengan daratan. Sekali lagi, kampong/kota kecil Indramajoe seakan semakin jauh ke pedalaman (karena adanya jalan pos/perdaganga) juga seakan semakin jauh ke laut. Indramajoe semakin terkurung di daerah yang basah (banyak rawa-rawa).
Nah, lalu sejak kapan kampong Indramajoe terbentuk? Seperti disebut di atas, masih tergolong baru. Itu baru terjadi setelah terbentuk daratan Indramajoe di sekitar muara sungai Tjimanoek Disebut sekitar karena tidak berada tepat di muara sungai. Sebab muara sungai (Tjimanoek) yang terus maju memasuki perairan/laut (dari waktu ke waktu sejak zaman kuno). Pada permulaan pembentukan daratan area sekitar muara (yang menjadi pintu masuk ke daerah hulu) pastilah kawasan berair, rawa-rawa yang tidak mungkin dapat dijadikan tempat tinggal. Proses sedimentasi jangka lambat laun rawa-rawa menjadi daratan baru, yang semakin lama semakin stabil lahannya untuk dijadikan pemukiman/pertanian.
Tidak terinformasikan sejak kapan di benteng Indramajoe terbentuk perkampongan. Tidak pula diketahui yang mana yang lebih dulu eksis. Sebab nama benteng biasanya merujuk pada nama geografis penting (sebagai penanda navigasi) yakni kampong, muara sungai kecil, danau (laguna) atau bukit rendah. Sedangkan nama Indramajoe sendiri terinformasikan seiring dengan kehadiran benteng. Lalu jika sulit menemukan informasi sejak kapan adanya kampong Indramajoe, demikian juga sulit menentukan nama (sungai) Tjimanoek sendiri. Seperti disebut di atas, nama Tjimanoek sudah diidentifikasi sebagai nama pelabuhan pada awal era Portugis. Dalam hal ini nama sungai Tjimanoek (sebagaimana lazimnya) merujuk pada nama kampong di muara sungai. Besar dugaan bahwa kampong/pelabuhan Tjimanoek pada era Portugis jauh berada di pedalaman, Seperti pada artikel sebelumnya posisi kampong/pelabuhan Tjimanoek ini kini berada di arah hulu Lohbener. Nama kampong/pelabuhan Tjimanoek telah lama menghilang, namun nama itu tetap lesttari sebagai nama sungai (dan kemudian nama wilayah). Pada Peta 1897 tampaknya telah terjadi penambahan pulau baru di muara sungai Tjimanoek. Peta 1897
Tunggu deskripsi lengkapnya
Daerah Aliran Sungai Cimanuk Berhulu di Pedalaman: Indramajoe dan Air Mengalir Sampai Jauh
Wilayah (kabupaten) Indramayu yang sekarang, sejatinya berada di daerah hilir aliran sungai Cimanuk (sungai yang panjang berhulu di Priangan Timur/Garut). Sungai Cimanuk dari masa ke masa muaranya terus bergeser memasuki perairan/laut Jawa. Muaranya di masa lampau bahkan berada di Ampel atau bisa lebih jauh ke pedalaman di Djati Toejoeh. Garis pantai zaman kuno ini dari Djati Toejoe ke barat di (kecamatan) Terisi hingga (kecamatan) Binong di (kabupaten) Soebang. Hal itulah mengapa kini ditemukan gigi yang diduga gigi ikan hiu purba.
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar