*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini
Setelah sekolah dasar diselenggarakan, dalam perkembangannya dibuka sekolah menengah di berbagai tempat di Indonesia (baca: Hindia Belanda). Tidak hanya untuk untuk anak-anak Eropa/Belanda, juga pribumi. Untuk menjembatani lulusan sekolah menengah di Hindia dengan sekolah/perguruan tinggi di Belanda mulai diinisiasi sekolah berkurikulum setara Eropa yang dimulai di Batavia (Gymnasium Koning Willem III) tahun 1860. Dalam konteks inilah mulai ada siswa pribumi melanjutkan studi di perguruan tinggi di Belanda.
Hoogere Burgerschool (HBS) adalah pendidikan menengah umum untuk orang Eropa/Belanda dengan bahasa pengantar bahasa Belanda. Masa studi HBS berlangsung dalam lima tahun. Lalu kemudian pribumi lulusan ELS diterima. Lulusan ELS dapat diterima di HBS III dan V; Gymnasiun/Lyceum; MULO - AMS. Sekolah ELS diperluas dengan HIS/HCS yang dapat melanjutkan ke MULO, HBS, atau Kweekschool. Pendidikan HBS selama 5 tahun setelah HIS atau ELS adalah lebih pendek daripada melalui jalur MULO (3 tahun) + AMS (3 tahun). Jumlah anak pribumi yang masuk HBS pada tahun 1900 hanya 2%, pada tahun 1915 sebanyak 6,1% dari 915 siswa di tiga HBS (Jakarta, Surabaya, dan Semarang). Pemerintah Hindia Belanda sudah mengizinkan anak pribumi masuk HBS sejak tahun 1874. Middelbaar Onderwijs (pendidikan menengah) baik bagi orang Belanda/Eropa baru tahun 1860 dibuka Gymnasium Koning Willem III namun lebih merupakan HBS 3 tahun yang kemudian ditingkatkan menjadi HBS 5 tahun. Sampai 1937-1938 terdapat 27 sekolah HBS 3 tahun dan 14 sekolah HBS 5 tahun. Lalu HBS di Soerabaja dibuka 1 November 1875; Semarang dibuka 1 November 1877; Prins Hendrikschool te Batavia (PHS) dibuka 3 Juli 1911; HBS di Bandoeng dibuka 7 Februari 1919; Malang 2 Juli 1927; Medan 1928; Djogja 1 Juli 1931; Buitenzorg 31 Juli 1937; Makassar 1 Agustus 1939 (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah sekolah menengah di Hindia Belanda dan Hoogere Burgerschool HBS? Seperti disebut di atas, sekolah menengah tidak hanya untuk anak-anak Eropa/Belanda juga anak-anak pribumi (Docter Djawa School dan Normaal School). Lalu bagaimana sejarah sekolah menengah di Hindia Belanda dan Hoogere Burgerschool HBS? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Sekolah Menengah di Hindia Belanda dan Hoogere Burgerschool HBS; Docter Djawa School dan Normaal School
Hingga tahun 1860 sudah banyak sekolah yang didirikan, sekolah pemerintah (berbahasa Belanda/ELS dan berbahasa Melayu), sekolah swasta dan juga sekolah menengah swasta. Namun lulusan sekolah menengah yang ada tidak kompatibel dengan syarat penerimaan di sekolah Eropa/Belanda. Namun entah siapa (saja) yang memiliki obsesi, dan mengusulkan akhirnya Radja mengizinkan pendirian lembaga sekolah gimnasium di Batavia (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 08-06-1859). Dalam hubungan itu Pemerintah Hindia Belanda (Gubernur Jenderal) telah menyusun panitia sementara yang mana sekolah berlisensi (setara di Eropa) itu diberi nama Gymnasium Willem III.
Tidak lama kemudian Gubernur Jenderal mengeluarkan beslit tanggal 5 Juni No.
11 tentang susunan dewan Gymnasium Willem III (lihat Java-bode: nieuws,
handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 25-06-1859). Dalam dewan
ini sebagai ketua dewan pembina A Prins, wakil presiden Raad van Hindie. Untuk curator
antara lain T Ament, wakil direktur sumber daya dan domain, P Bleeker, pembina
atau petugas kesehatan kelas dua, anggota panitia utama pendidikan di Hindia
Belanda. Juga termasuk CPW Wiggers van Kerchem dan Mr W Rappard. Lalu kemudian dengan
beslit tanggal 21 Juni yang sebelumnya telah muncul beslit tanggal 18 Juni No
24 telah ditunjuk Dewan yang menjadi presiden, T Ament; sekretaris, CPW Wiggers van
Kerchem dan para anggota dengan urutan sebagai berikut: GH Uhlenbeek, NHI
Whitton, GE de Bruijn Kops, JWC Diepenheim, Mr W Rappard, Dr P Bleeker, Mr TH
der Kinder, Jhr Mr F Junius van Hemert, G Suermondt dan F van Vollenhoven. Catatan:
Seperti artikel sebelumnya sudah disebut nama Dr P Bleeker.
Dewan sekolah Gymnasium Willem III terus bekerja, menyiapkan pembukaan sekolah di Batavia tahun 1860, sekolah yang pertama di Hindia yang diarahkan ke sekolah berlisensi (Eropa/Belanda), sekolah yang dapat dilanjutkan di Belanda. Pada tahun 1860 ini nun jauh di Belanda sana, Sati Nasoetion dari afdeeling Angkola Mandailing (residentie) Tapoenoeli lulus ujian guru dan mendapat akta guru (hulpacte). Akta guru ini setara dengan lulusan sekolah menengah. Bagaimana dengan anak-anak Eropa/Belanda yang lulus sekolah dasar Eropa (ELS) di Hindia? Sudah banyak juga yang diterima di sekolah menengah di Belanda.
Sementara proses persiapan berlangsung, atas usul dewan melalui pemerintah guru dan direktur sekolah didatangkan. Guru bahasa Belanda diangkat guru pemerintah di Riaouw, CC Homburg (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 11-02-1860); Untuk posisi direktur sekolah, Dr JA Naber, direktur sekolah Gymnasium di Haarlem (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 21-03-1860). Guru Dr Menleman di Gymansium Deventer diangkat sebagai wakil direktur (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 11-04-1860). Untuk guru Natuurkunde diangkat Logemen (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 25-04-1860). Dr J Logemen belum lama lulus doctor di faculteit Wis en Natuurkundige di Belanda (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 18-04-1860). Untuk guru bahasa Jerman tinggi diangkat sergeant di garnisun battalion-1 di Jawa, GA Fuhrmann (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 28-04-1860). Untuk praeceptor (guru pembimbing) diangkat Dr J Meuleman, guru di Gymanasium Deventer dan Dr LWG de Roo guru privat di Beesterzwaag. Keduanya adalah doctor di bidang filsafat dan sastra (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 26-05-1860).
Dalam pengumuman disebutkan hari pertama sekolah akan dimulai tanggal 10 September 1860. Bagi orangtua/wali yang anaknya diterima (sesuai pasal 4 Aturan umum) pada saat pembukaan harus hadir. Siswa diterima ada yang di asrama dan ada yang tetap dengan keluarga. Untuk yang anaknya di asrama diminta para orang tua memberitahukan sebelumnya dengan megirim surat dengan prangko. Selanjutnya dalam Reglement voor het Gymnasium Willem III terdiri dari 17 pasal. Dalam aturan ini diantaranya tentang persyaratan untuk masuk Gimnasium adalah: a. membaca, menulis dan berbicara bahasa Belanda, serta pengetahuan dasar-dasar tata bahasa Belanda, prinsip aritmatika, prinsip geografi, gambaran umum sejarah Belanda dan sejarah Hindia Belanda. Untuk yang telah mencapai usia 12 tahun, dan yang sejak awal tidak ingin mengikuti pelajaran di Gymmasium, tetapi ingin diterima di salah satu kelas yang lebih tinggi, harus lulus ujian di hadapan Komisi Pendidikan sebelum dipuruskan Kolese Kurator dan Direktur. Mata pelajaran diajarkan: A. Bahasa 1. Latin, 2. Yunani, 3. Melayu. 4. Jawa. 5. Bahasa Jerman Tinggi, 6. Bahasa Prancis, 7. Bahasa Inggris, 8. Bahasa Belanda; B. Sains: 9. Ilmu Matematika (Bilangan, Teorema dan Geometri). 10. Survei dan Leveling. 11. Teknik Mesin. 12. Kosmografi, 13. Geografi Belandam Hindia dan umum, 14. Fisika. 15. Kimia. 16. Sejarah Alam, 17. Sejarah Belanda, Hindia dan umum. 18. Ekonomi Politik. 19. Statistik. 20. Hukum Dagang. 21. Akuntansi Italia; C. Seni rupa. 22. Melukis (penggaris dan tangan), 23. Musik. 24. Senam. 25 Deklamasi. Sejauh menyangkut kelas-kelas berikut, Gimnasium dibagi menjadi dua bagian: 1. Bagi mereka yang ingin menghadiri 1. Hogescholen, Athenaea atau Sekolah Kedokteran Militer di Utrecht; 2. Bagi yang dituju: a. Akademi for the Land or Zee di Breda atau Willemsoord. b. Akademi di Delft. c. Perdagangan dan Industri. Lama studi terdiri dari enam tahun (SMA?) dan empat tahun (SMP?). Setiap tahun, di akhir kursus (bulan Juli), setelah ujian publik dilakukan, Direktur berkonsultasi dengan Komite Pendidikan Kolese Kurator untuk menentukan siswa mana yang akan dipromosikan ke kelas yang lebih tinggi. Sertifikat diberikan kepada yang menyelesaikan pendidikan magang. Siswa Gimnasium baik eksternal maupun dalam (asrama) mengenakan pakaian seragam yang akan ditentukan oleh Kolese Kurator. Siswa dikenakan per tahun f480 di internal dan f300 di eksternal. Sidang Kolese Kurator Gimnasium Willem III, tanggal 12 Oktober 1859, dan disahkan dengan beslit Gubernur Jenderal, 12 Oktober 1859, No. 14.
Gymnasiueskripsi Gymnasium Willem III mengindikasikasikan sekolah berlisensi (kurikulum) Eropa/Belanda yang pertama di Hindia Belanda. Studi dapat ditempuh selama empat tahun (menengah pertama) dan enam tahun (menengah atas).
Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 01-08-1860:
‘Gymnasium Willem III, dilaporkan pada 11 Juli, permintaan penempatan sebesar 21
untuk internal dan 5 untuk external, sekarang telah meningkat menjadi 52 untuk internal
dan 4 untuk eksternal. Ketika perabotan akan dilengkapi, akan ada kesempatan
untuk menempatkan setidaknya 80 murid: sekarang untuk sementara setidaknya 40,
namun jumlahnya dapat ditambah. Karena penerimaan diatur dalam urutan aplikasi
yang masuk, orang tua dan wali disarankan agar putra atau putri mereka
mengikuti ujian admisi, baik untuk mendapatkan penempatan pertama sebagai external,
atau untuk diterima di lowongan pertama sebagai internal. Setelah semua terdaftar
beberapa kandidat dikeluarkan dari aplikasi karena mereka tidak mencapai usia
10 tahun pada tanggal 1 September 1860 [tanggal yang ditetapkan untuk
pembukaan] karena pemeriksaan yang tidak memadai atau karena alasan lain untuk
tetap kembali. Ujian masuk di Batavia ditetapkan pada hari Senin, 15 Agustus,
pukul 8 pagi di gedung yang ditetapkan untuk Gimnasium’.
Yang mendaftar sebanyak 70 kandidat, sementara yang lulus administrasi sebanyak 62 kandidat (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 15-08-1860). Pada ujian masuk yang diadakan yang hadir di Batavia yang telah mendaftar Gymnasium Willem III, 37 dari 45 calon telah dinyatakan lulus, sedangkan 8 lainnya akan diberikan kesempatan setelah lewat sebulan mengikuti ujian ulang. Jumlah aplikasi saat ini 74 internal dan 2 eksternal (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 18-08-1860).
Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 01-09-1860: ‘Atas perintah Yang Mulia Menteri Negara, Menteri Koloni, tertanggal 12 April 1860 La, A, No.3, AN Clavier, sekarang menjadi guru privat di Leeuwarden, dan G. Th. Geselschap, saat ini menjadi guru di Socie'te' Literaire dan Institue Horticole di Ghent, ditempatkan di Gubernur Jenderal Hindia Belanda, untuk ditempatkan sebagai guru masing-masing dalam bahasa dan sastra Prancis dan Inggris di Gymnasium Willem III di Batavia’.
Setelah ada penundaan pembukaan sekolah, akhirnya Gymnasium Willem III dibuka pada tanggal 15 September 1860 (lihat Padangsch nieuws- en advertentie-blad, 15-09-1860). Rencana semula tanggal 1 September sehingga telah dua minggu. Penundaan ini disebabkan karena ada penambahan pelamar dan juga karena guru yang sudah ada baru empat orang, sementara empat orang lagi dalam palayaran dari Belanda (yang direnakan tiba dalam bulan September).
Setelah proses belajar mulai berjalan diinformasikan mengenai keadaan Gymnasium Willem III, saat ini total 68 siswa
diterima, termasuk 4 eksternal.
Kecuali 5 internal, semuanya hadir di gymnasium. Selain itu, 29 lamaran
untuk kemungkinan penempatan telah diterima di kampus. Keadaan kesehatan sangat
memuaskan, yang lebih dihargai karena aturan hidup baru telah dimulai untuk
sebagian besar murid. (lihat Java-bode: nieuws, handels- en
advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 20-10-1860).
Tunggu deskripsi lengkapnya
Docter Djawa School dan Normaal School: HBS, STOVIA, NIAS, MULO, Cultuurschool, AMS dan Lainnya
Untuk waktu yang lama, tidak ada perubahan yang berarti di Hindia setelah dibukanya sekolah menengah (HBS). Jumlah dan kualitas sekolah menengah di bawah pemerintah hanya itu-itu saja. Sekolah HBS hanya Gymnasium Willem III, sekolah militer (Militaire School) di Meester Cornelis, Docter Djawa School di Weltevreden dan empat sekolah guru (kweekschool) di Soeracarta, Fort de Kock, Tanobato dan Bandoeng. Seiring dengan reorganisasi (administrasi) pemerintahan di daerah (residentie) 1870, pemerintah membuka sekolah guru di Batavia yang disebut Normaalschool.
Sekolah-sekolah menengah yang ada, seperti disebut di atas, Gymnasium
Willem III didirkan tahun 1860, sekolah kedokteran Docter Djawa School dibuka
1851, sekolah guru di Soerakarta dibuka 1852. Lalu kemudian sekolah guru di
Fort de Kock dibuka tahun 1856; sekolah guru di Tanobato dibuka tahun 1862; dan
sekolah guru di Bandoeng dibuka tahun 1866.
Pendirian sekolah guru Normaalschool merupakan suatu perubahan dalam sekolah guru kweekschool. Seperti halnya, sekolah guru di Soerakarta pada tahun 1852 dan sekolah Gymnasium Willem III, pendirian sekolah guru Normaalschool pemerintah terlibat dari awal. Dalam hubungan ini beslit Gubernur Jenderal tanggal 1 Januari 1871 No.6 tentang Normaalschool di Batavia.
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar