Jumat, 28 Juli 2023

Sejarah Sepak Bola Indonesia (12): Laga Internasional di Indonesia Masa Pemerintah Hindia Belanda; Pra Kondisi Piala Dunia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Sepak Bola Indonesia di blog ini Klik Disini

Sebelum terbentuk federasi internasional (FIFA) dan sebelum Piala Dunia digulirkan, sudah ada pertandingan-pertandingan internasional (pertandingan antar negara). Bagaimana dengan di Indonesia? Semasa era Pemerintah Hindia Belanda tercatat pertandingan antara kesebelasan Penang (para pemain Inggris) dengan kesebelasan Medan (para pemain Belanda) pada tahun 1893. Apakah pertandingan yang diadakan di lapangan Esplanade Medan itu sebagai pertandingan internasional? Yang jelas Penang berada di wilayah yurisdiksi Inggris dan Medan berada di wilayah yursidiksi Belanda.


30 November 1872: Pertandingan Internasional Pertama di Dunia. Ajie Rahmansyah 30 November 2018. Tidak banyak mengetahui kapan sebenarnya pertandingan sepakbola internasional pertama kali. Tepatnya hari Sabtu, 30 November 1872. Laga tersebut mempertemukan kesebelasan Inggris menghadapi Skotlandia. Laga dimainkan di Hamilton Crescent di Patrick, Glasgow. Stadion ini bukan stadion sepakbola, melainkan stadion kriket. Antusiasme penonton sangat tinggi. Tercatat ada 4 ribu orang menyaksikan pertandingan. Kedua kesebelasan sebenarnya sudah lima kali bertemu sebelumnya. Inggris memenangi tiga laga sementara dua laga sisanya berakhir dengan hasil imbang. FIFA tidak menghitung kelima laga tersebut dikarenakan pemain Skotlandia yang tampil adalah pemain-pemain berdomisili di sekitar London namun memiliki darah Skotlandia. Demi memajukan sepakbola Skotlandia, laga kemudian dipindah dari London menjadi ke Glasgow. Lapangan West of Scotland Cricket Club di Hamilton dipilih sebagai venue harga tiket satu shilling. Skotlandia belum memiliki asosiasi sepakbola, maka Queens Park Football Club ditunjuk sebagai wakil Skotlandia berhadapan dengan Inggris. Queens Park saat itu adalah salah satu klub tertua di Skotlandia (https://ligalaga.id/)

Lantas bagaimana sejarah pertandingan sepak bola internasional di Indonesia semasa Pemerintah Hindia Belanda? Sperti disebut di atas ada pertandingan antara Inggris vs Skotlandia (1872) dan tentu saja ada pertandingan Penang melawan Medan (1893). Dalam perkembangannya pertandingan-pertandingan internasional dijadikan pra kondisi Piala Dunia. Lalu bagaimana sejarah pertandingan sepak bola internasional di Indonesia semasa Pemerintah Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Pertandingan Internasional di Indonesia Semasa Pemerintah Hindia Belanda; Pra Kondisi Piala Dunia

Seperti disinggung di atas, ada pertandingan sepak bola yang diadakan di Medan pada tahun 1893 antara tim kesebelasan Penang melawan tim kesebelasan Medan. Pertandingan tersebut dapat dikatakan pertandingan sepak bola pertama di Hindia Belanda. Lalu apakah pertandingan tersebut dapat dikatakan pertandingan internasional? Fakta bahwa pada saat itu wilayah yurisdisksi Inggris dan wilayah yurisdiksi Belanda sudah disepakati sejak 1824 (Traktat London 1824).


Dalam laman Wikipedia, dalam Piala Dunia 1938 di Prancis dicatat kehadiran negara Indonesia dengan nama Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda). Pada saat itu (negara) Hindia Belanda atas nama federasi sepak bola Hindia Belanda (NIVU), yang telah menjadi anggota FIFA. Seperti disebut di atas, wilayah yurisdiksi Belanda sejak 1824 tidak berubah yang Namanya disebut (negara) Hindia Belanda. Penang pada saat ini berada di luar wilayah Hindia Belanda (yang kini menjadi bagian negara Malaysia). Oleh karena itu pertandingan sepak bola tahun 1893 di Medan adalah pertandingan (laga) internasional. Pada pertandingan sepak bola di Medan pada tahun 1893 haruslah dipandang sebagai laga internasional. Tentu saja FIFA belum lahir. Ini berarti pertandingan internasional tidak selalu atas dasar persetujuan/dicatat FIFA. Dalam hal ini pertandingan sepak internasional termasuk pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan FIFA.

Pada tahun 1904 kesebelasan Inggris melakukan pertandingan sepak bola di Batavia (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 04-06-1904). Disebutkan klub sepak bola Batavia, Bataviasch Voetbalclub besok sore akan bertandingan dengan kesebelasan Inggris dilangsungkan di lapangan Koningsplein sebelah selatan pada pukul 4.30.


Tim kesebeladan Inggris ini merupakan kru kapal perang Inggris, Vestal yang sedang bersandar di pelabuhan Tandjong Priok. Orang-orang Inggris sangat bernafsu bermain sepakbola dengan orang-orang Belanda, tidak hanya di Eropa juga di di wilayah koloni. Tim Inggris sebagaimana diberitakan Bataviaasch nieuwsblad, 04-06-1904 mengundang BVC Jakarta untuk bertanding di Koningsplein. Kedatangan kapal perang Inggris ke Tandjoeng Priok meski bukan dalam situasi perang, tetapi para kru kapal perang yang turun ke darat bermain sepak bola di depan Istana Gubernur Jenderal di Batavia dapat diartikan sebagai pertandingan internasional, antara salah satu klub di Hindia Belanda dengan Inggris (yang diwakili oleh para pemain yang sedang betugas sebagai angkatan laut).

Apakah pertandingan sepak bola tahun 1904 di Batavia dapat dikatakan sebagai pertandingan internasional? Satu yang jelas kru kapal perang Inggris memasuki Batavia adalah resmi, harus mendapat izin pemerintah. Artinya mereka bukan warga negara Hindia Belanda yang dalam hal ini dizinkan memasuki wilayah Hindia Belanda yang bersepakat dengan klub sepak bola di Batavia untuk melakukan suatu pertandingan.


FIFA sendiri yang baru didirikan sekitar satu bulan (21 Mei 1904) di Paris, Perancis tentu saja belum sempat menyusun berbagai peraturan tentang sepak bola (internasional). Dalam sepak bola kewenangan FIFA dan kewenangan negara berbeda. Hanya sebagian yang menjadi kewenangan FIFA dalam urusan sepak bola. Sebagian yang lain menjadi urusan negara. Pertandingan sepak bola pada tahun 1893 dan 1904 adalah urusan negara dalam sepak bola ketiga warga negara asing diizinkan memasuki wilayah (negara) Hindia Belanda.  

Pertandingan sepak bola antara negara, dalam hal ini antar warga negara, tentulah penting. Dari aspek teknis sepak bolanya sendiri dapat dijadikan sebagai kesempatan untuk mengukur kemampuan, atau paling tidak yang satu terhadap yang lainnya belajar atau saling belajar. Ini adalah level atau suasan yang berbeda jika dibandingkan sesama warga negara (Hindia Belanda) antara tim kesebelasan Batavia melawan tim kesebelasan Bandoeng. Bertanding sepak bola dengan pemain sepak bola dari negara lain jelas sebagai pengalaman internasional. Oleh karenanya kedua pertandingan yang disebut di atas adalah pertandingan internasional.


Pada tahun 1906 kembali kesebelasan Inggris bertanding di Batavia (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 27-12-1906). Namun kesebelasan Inggris ini tidak terinformasikan apakah dari Sydney atau Penang/Singapoera atau apakah kru angkatan laut. Disebutkan pertandingan diadakan di lapangan Waterlooplein dua kali. Pada hari Senin mengalahkan klub BVC Batavia dengan sekor 1-0 dan pada hari Rabu mengalahkan tum Batavia gabungan dengan skor 3-0.  

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pra Kondisi Piala Dunia: Pertandingan Internasional di Indonesia Masa ke Masa

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar