*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Hiri
Motu, (juga dikenal sebagai Police Motu atau Pidgin Motu adalah bahasa resmi di
Papua Nugini selain bahasa Inggris dan Tok Pisin. Hiri Motu merupakan versi
sederhana dari bahasa Motu. Perbedaan fonologi dan tata bahasa membuat penutur
bahasa Hiri Motu tidak bisa mengerti bahasa Motu, meskipun keduanya sangat
mirip.
Languages of Papua New Guinea. Official Tok Pisin, English, Hiri Motu, Papua New Guinean Sign Language. Indigenous Papuan languages, Vernacular Hiri Motu (in the New Guinea Highlands), Tok Pisin (nationwide). In 2006, Papua New Guinea Prime Minister Sir Michael Somare stated that "Papua New Guinea has 832 living languages (languages, not dialects).". Most of these are classified as indigenous Papuan languages, which form a diverse sprachbund across the island of New Guinea. There are also many Austronesian languages spoken in Papua New Guinea, most of which are classified as Western Oceanic languages, as well as some Admiralty Islands languages and Polynesian Ellicean–Outlier languages in a few outer islands. Since the late 19th century, West Germanic languages — namely English and German — have also been spoken and adapted into creoles such as Tok Pisin, Torres Strait Creole and Unserdeutsch. Tok Pisin, an English-based creole, is the most widely spoken, serving as the country's lingua franca. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Hiri Motu di wilayah Port Moresby? Seperti disebut di atas bahasa Hiri Motu adalah bahasa perdagangan yang merupakan versi sederhana bahasa Maotu. Sebanyak 832 ragam bahasa-bahasa di wilayah Papua Nugini. Lalu bagaimana sejarah bahasa Hiri Moto di wilayah Port Moresby? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Bahasa Hiri Motu di Wilayah Port Moresby; Sebanyak 832 Ragam Bahasa-Bahasa di Wilayah Papua Nugini
Tunggu deskripsi lengkapnya
Sebanyak 832 Ragam Bahasa-Bahasa di Wilayah Papua Nugini: Lingua Franca Bahasa Tok Pisin
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar