Rabu, 14 Februari 2024

Sejarah Bahasa (299): Bahasa-Bahasa Punah dan Ragam Bahasa di Pulau Papua; Lingua Franca Tempo Doeloe Lingua Franca Kini


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Konon wilayah Papua punya 395 bahasa daerah. Artinya hampir 60% bahasa daerah yang dimiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia, punya Papua. Sebaliknya di wilayah pantai timur Sumatra dan kepulauan Riau semua berbasa Melayu dengan variasi dialeknya. Bagaimana dengan di Jawa? Di luar bahsa Sunda, bahasa Jawa yang meluas.


Kepunahan Bahasa-Bahasa Daerah: Faktor Penyebab dan Implikasi Etnolinguistis. Fanny Henry Tondo. Abstract. This article tries to explain the language extinction phenomena in Indonesia particularly in accordance with factors that can cause the language extinction and its ethnolinguistic implications. There are some factors that can be identified as the reasons so that many languages are in the threshold of extinction. Those are the effects of major language, bilingual or multilingual community, globalization, migration, intermarriage, natural disaster, lack of appreciation towards ethnic language, lack of communication intensity using ethnic language in many domains, economic, and bahasa. Meanwhile, the language extinction can ethnolinguistically bring some implications. By the extinction of a language it could be the loss of knowledge on the internal aspects of it, that is, its structure. On the other side, it can bring implications to a loss of local knowledge and other cultural wealth of a certain ethnic using the language because they can only be known through the language used by its community, unless the language has been documented and revitalized (Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 11 No. 2 Tahun 2009).

Lantas bagaimana sejarah bahasa-bahasa punah dan ragam bahasa di pulau Papua? Seperti disebut di atas ada anggapan sejumlah bahasa di Papua terancam punah. Lingua franca tempo doeloe lingua franca masa kini. Lalu bagaimana sejarah bahasa-bahasa punah dan ragam bahasa di pulau Papua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa-Bahasa Punah dan Ragam Bahasa di Pulau Papua; Lingua Franca Tempo Doeloe Lingua Franca Masa Kini 

Tunggu deskripsi lengkapnya

Lingua Franca Tempo Doeloe Lingua Franca Masa Kini: Bahasda Tunggal Awalnya Ragam Bahasa?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar