Kota Semarang tempo doeloe adalah kota melting pot. Ada penduduk asli dan ada penduduk pendatang. Penduduk asli adalah orang Jawa. Orang pendatang ada orang Melayu, ada orang Tionghoa dan ada juga orang Moor dan orang Arab. Orang Eropa yang datang belakangan umumnya adalah orang Belanda. Komunitas Eropa/Belanda diduga muncul kali pertama tahun 1708 (setelah selesainya pembangunan benteng Semarang). Tidak diketahui kapan muncul komunitas Melayu, Tionghoa dan Moor/Arab.
Sebuah (jalan) Desa di Semarang, 1890
|
Komunitas Jawa di sisi
sungai terdapat di (lingkungan) Dalam (kraton). Di lokasi lingkungan kraton ini
kini dikenal masjid kauman (Masjid Agung), alun-alun dan pasar (Johar). Lokasi
komunitas pendatang, dalam perkembangannya diperkenalkan terminologi
kamp(ement) yang diduga kemudian asal-usul terminologi kamp(ung). Negeri dan
kampong bukanlah terminologi yang sesuai untuk penduduk Jawa, karena penduduk
Jawa memiliki terminologi sendiri yakni desa yang dipimpin oleh seorang loerah.