*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Seperti
nama Kapten Andi Azis, nama Kahar Muzakkar juga sangat dikenal dalam sejarah di
Sulawesi. Permasalahan yang dihadapi sama terkait dengan militer Indonesia
(APRIS/TNI). Yang membedakan adalah kesatuan Andi Azis berafiliasi dengan
Belanda/NICA, sedangkan kesatuan Kahar Muzakkar (KGSS) kemudian dihubungkan dengan
NII-Kartosuwirjo (di Jawa Barat) dalam DI/TII.
Abdul Kahar Muzakkar atau Abdul Qahhar Mudzakkar, nama
kecilnya La Domeng (24 Maret 1921 – 3 Februari 1965) adalah pendiri Tentara
Islam Indonesia (TII) di Sulawesi. Sekolah di Standarschool (Muhammadiyah), lulus
1935. Ia melanjutkan pendidikan ke Mualimin Solo, sekolah guru (Muhammadiyah).
Ia aktif di Hizbul Wathan (HW). Sebagai guru, Kahar memimpin pasukan HW di Palopo.
Pada awal 1950-an, memimpin bekas gerilyawan Sulawesi Selatan - Tenggara dan
mendirikan TII, yang kemudian bergabung dengan Darul Islam (DI) yang dikenal
sebagai DI/TII di Sulawesi Selatan dan Tenggara. Pada tahun 1950 terjadi
kenflik APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) dengan pihak
gerilyawan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS). KGSS menginginkan tempat
di APRIS. Pada Juni 1950, Kahar sebagai mantan pemimpin KGSS mengungkapkan di
Makasaar agar KGSS diakomodir menjadi Resimen Hasanuddin (TNI), tetapi ditolak.
Pada 7 Agustus 1953, bersama pasukan KGSS bergabung NII Kartosuwiryo untuk
wilayah Sulawesi Selatan. Pada tanggal 3 Februari 1965, Operasi Tumpas dipimpin
M Jusuf, Kahar Muzakkar tertembak mati saat pertempuran antara TNI satuan
Divisi Siliwangi Kujang I 330 di Lasolo. Kahar tewas oleh tembakan Kopral Ili Sadeli.
Namun makamnya tidak pernah diberitakan. Pada tahun 1965, kabar kematian Kahar
Muzakkar itu telat sampai ke Jakarta karena lokasi tertembaknya Kahar sangat
sulit dijangkau dan jenazahnya dibawa ke Makassar, Kolonel M Jusuf memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk menyaksikan dan memastikan sendiri, namun sebagian
orang tetap percayai Kahar Muzakkar belum mati. Pemerintah merahasiakan makam demi
menghindari pemujaan terhadap Kahar Muzakkar (Wikipedia).
Lantas
bagaimana sejarah Kahar
Muzakkar? Seperti disebut di atas, Kahar Muzakkar studi di Jawa dan kembali sebagai guru ke
Sulawesi Selatan. Kahar Muzakkar ikut berjuang tetapi eks pasukannya tidak
diakomodir dalam militer Indonesia yang kemudian berafiliasi dengan DI/TII. Lalu bagaimana sejarah Kahar Muzakkar? Seperti
kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.