*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pers dalam blog ini Klik Disini
Pada tanggal 26 Agustus 1811 Inggris menduduki
Batavia. Dua minggu kemudian, Inggris membuat proklamasi pada tanggal 11
September 1811 lalu disusul kemudian tanggal 18 September 1811 membuat
perjanjian dengan Belanda yang isinya Jawa dan Madura dikuasai Inggris. Butir
berikutnya dari perjanjian tersebut bahwa semua tentara Belanda menjadi tawanan
Inggris dan orang sipil Belanda dapat dijadikan pegawai Inggris. Pimpinan
Inggris dalam hal ini Thomas Stamford Raffles. Surat kabar berbahasa Belanda Bataviasche
Koloniale Courant berhenti terbit dan kemudian muncul surat kabar baru Java
Government Gazette.
Surat kabar yang diterbitkan sebagai surat kabar resmi selama masa pemerintahan Inggris yang pendek di Indonesia (1811-1816), untuk menggantikan penerbitan resmi pemerintah Hindia Belanda, Bataviasche Koloniale Courant (1810-1811). Bataviasche Koloniale Courant diterbitkan atas permintaan Herman Willem Daendels menggantikan koran pendahulunya, Het Vendu-Nieuws (1776- 1809), yang dianggapnya "kurang menarik". Het Vendu-Nieuws (Berita Lelang) mulai terbit 30 tahun sesudah surat kabar pertama di Indonesia, Bataviasche Nouvalles en Politique Raisonnementen (1744-1746), ditutup atas perintah para direktur VOC, Perserikatan Dagang Hindia Timur, di Nederland. Java Government Gazette, dalam bahasa Inggris, beredar pertama kali tanggal 29 Februari 1812. Ketika Hindia Timur dikembalikan oleh Inggris kepada Belanda, alih kekuasaan pada bulan Agustus 1816 sekaligus meresmikan penutupan surat kabar ini. Hindia Belanda mengeluarkan De Bataviasche Courant, yang terbit tiga kali seminggu (https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/)
Lantas bagaimana sejarah pers semasa pendudukan Inggris 1811-1816? Seperti disebut di atas, Batavia diduduki Inggris dan kemudian menguasai seluruh Jawa, Akibatnya surat kabar berbahasa Belanda Bataviasche Koloniale Courant berhenti terbit dan kemudian muncul surat kabar baru Java Government Gazette. Lalu bagaimana sejarah pers semasa pendudukan Inggris 1811-1816? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.