Selasa, 07 Februari 2023

Sejarah Pers di Indonesia (4): Pers Semasa Pendudukan Inggris 1811-1816; Surat Kabar Berbahasa Inggris Java Government Gazette


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pers dalam blog ini Klik Disini

Pada tanggal 26 Agustus 1811 Inggris menduduki Batavia. Dua minggu kemudian, Inggris membuat proklamasi pada tanggal 11 September 1811 lalu disusul kemudian tanggal 18 September 1811 membuat perjanjian dengan Belanda yang isinya Jawa dan Madura dikuasai Inggris. Butir berikutnya dari perjanjian tersebut bahwa semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris dan orang sipil Belanda dapat dijadikan pegawai Inggris. Pimpinan Inggris dalam hal ini Thomas Stamford Raffles. Surat kabar berbahasa Belanda Bataviasche Koloniale Courant berhenti terbit dan kemudian muncul surat kabar baru Java Government Gazette.


Surat kabar yang diterbitkan sebagai surat kabar resmi selama masa pemerintahan Inggris yang pendek di Indonesia (1811-1816), untuk menggantikan penerbitan resmi pemerintah Hindia Belanda, Bataviasche Koloniale Courant (1810-1811). Bataviasche Koloniale Courant diterbitkan atas permintaan Herman Willem Daendels menggantikan koran pendahulunya, Het Vendu-Nieuws (1776- 1809), yang dianggapnya "kurang menarik". Het Vendu-Nieuws (Berita Lelang) mulai terbit 30 tahun sesudah surat kabar pertama di Indonesia, Bataviasche Nouvalles en Politique Raisonnementen (1744-1746), ditutup atas perintah para direktur VOC, Perserikatan Dagang Hindia Timur, di Nederland. Java Government Gazette, dalam bahasa Inggris, beredar pertama kali tanggal 29 Februari 1812. Ketika Hindia Timur dikembalikan oleh Inggris kepada Belanda, alih kekuasaan pada bulan Agustus 1816 sekaligus meresmikan penutupan surat kabar ini. Hindia Belanda mengeluarkan De Bataviasche Courant, yang terbit tiga kali seminggu (https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah pers semasa pendudukan Inggris 1811-1816? Seperti disebut di atas, Batavia diduduki Inggris dan kemudian menguasai seluruh Jawa, Akibatnya surat kabar berbahasa Belanda Bataviasche Koloniale Courant berhenti terbit dan kemudian muncul surat kabar baru Java Government Gazette. Lalu bagaimana sejarah pers semasa pendudukan Inggris 1811-1816?  Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pers Semasa Pendudukan Inggris 1811-1816; Surat Kabar Berbahasa Inggris Java Government Gazette

Surat kabar berbahasa Belanda Bataviasche Koloniale Courant berhenti terbit tidak lama setelah terjadi pendudukan Inggris. Sebagai surat kabar baru yang diterbitkan di Batavia adalah surat kabar berbahasa Inggris Java Government Gazette. Edisi pertama terbit pada hari Sabtu tanggal 29 Februari 1812. Tidak seperti Bataviasche Koloniale Courant (iterbitkan yang diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.), surat kabar Java Government Gazette tidak berada di bawah kendali pemerintah, melainkan surat kabar Java Government Gazette di bawah East India Company (semacam VOC) yang berada di bawah tanggung jawab J Davidson, acting secretary to government.


Surat kabar Java Government Gazette tampaknya memiliki kualitas yang berbeda dengan surat kabar Bataviase Nouvelles pada era VOC dan surat kabar Bataviasche Koloniale Courant pada awal Pemerintah Hindia Belanda. Surat kabar Bataviase Nouvelles terbit dalam dua halaman (dua kolom ukuran kertas folio). Surat kabar Bataviasche Koloniale Courant terbit dengan empat halaman (dua kolom ukuran folio). Surat kabar Java Government Gazette terbit dengan 10 halaman (empat kolom dengan ukuran dua kali kertas kuarto setara ukuran tabloid masa kini). Dalam hal ini ada lompatan dalam penyajian surat kabar.

Dalam edisi pertama surat kabar Java Government Gazette pada kolom headline ada surat Luitenant Generaal Raffles kepada Colonel RR Gillespie, Vice President in Council. Sebagaima diketahui, Gillespie saat ini tengah meemimpin ekspedisi ke Palembang dengan kedudukan di Bangka.  Kepada siapa surat itu ditujukan mungkin tidak penting, tetapi isi surat ini tentang hal yang penting sekali, dan lebih penting lagi isi surat itu dimuat dalam surat kabar menjadi pengetahuan yang harus diketahui oleh umum.


Isi surat iitu, antara lain sebagai berikut: ‘…dengan senang hati memberi tahu Anda, bahwa sebuah Perjanjian, pada tanggal 23 yang lalu dibuat antara Yang Terhormat East India Company (EIC) dan Yang Mulia Soosoohoenan, dengan syarat sangat menguntungkan Inggris Raya. dan sama-sama bermanfaat bagi kemakmuran negara menempatkan administrasi lain dari Soosoohoenan. Yang Mulia dalam mengakui kedaulatan Inggris atas seluruh Pulau Jawa, menegaskan kepada EIC Inggris, semua hak istimewa, keuntungan, dan hak prerogatif yang sebelumnya diberikan kepada Pemerintah Prancis dan Belanda sebelumnya dan selanjutnya telah dialihkan kepada mereka, satu-satunya administrasi dan pengumpulan tugas dan saroong bourong di dalam wilayah kekuasaannya, serta administrasi umum peradilan dalam semua kasus, dimana Pemerintah Inggris berkeinginan untuk ikut campur. Saya juga mendapat kehormatan untuk memberi tahu Anda bahwa Yang Mulia Soeltan, setelah sebelum kedatangan saya di Djocjocarta, dalam istilah yang paling 'Wajar Tanpa Pengecualian”, menyatakan penyesalannya atas peristiwa terlambat yang telah terjadi, saya mendapat kepuasan, setelah sebuah wawancara pribadi. Istri Yang Mulia, dan dengan keyakinan akan ketulusan profesinya, untuk menetapkannya kembali dalam administrasi negara yang berada di bawah otoritas Djocjocarta, pada saat kedatangan Inggris…Salinan perjanjian terlampir untuk informasi Anda, dan sekembalinya saya ke Batavia, dengan senang hati saya akan menyampaikan kepada Anda dengan korespondensi yang mendahuluinya. Saya mendapat kehormatan untuk menjadi, Tuan, Hamba Anda yang Sangat Taat dan Rendah Hati. Thomas Raffles, Samarang 29 Desember 1811.

Surat kabar Java Government Gazette dalam hal ini tidak hanya sebagai media komunikasi umum, tetapi juga bagaimana pemerintahan dijalankan dapat diketahui umum. Hal serupa ini tidak terinformasikan pada era Pemerintah Hindia Belanda sebelumnya. Banyak hal yang diketahui melalui surat kabar Java Government Gazette. Meski surat kabar ini berada di bawah kendali pemerintahan Inggris, tetapi apa yang menjadi isi pemberitaan, ingin menyambungkan apa yang menjadi perhatian pemerintah dengan penduduk, termasuk orang-orang Belanda yang terdapat di berbagai tempat khususnya di Jawa. Satu berita pengumuman penting lainnya di halam pertama surat kabar Java Government Gazette ditulis dalam dua bahasa, yakni bahasa Inggris sendiri dan bahasa Belanda. Isinya tentu saja terkait dengan orang-orang Belanda.


Isinya sebagai berikut: ‘Thomas Stamford Raffles. Letnan Gubernur di Dewan, yang merupakan Pemerintah Sementara Pulau Jawa dan rakyatnya, semua orang yang melihat atau mendengarnya membaca. Salut!, sesuai keinginan Yang Mulia Tuan Gubernur Jenderal Lord Minto, sebelum keberangkatan Yang Mulia dari Jawa, untuk menarik perhatian Pemerintah ini khususnya pada masalah besar Dewan Tinggi di Batavia untuk mempercayakan bagian Administrasi Kehakiman itu, yang sebelumnya telah dilaksanakan oleh Majelis Hakim, dan karena perlu mempercayakan kepada Majelis Kehakiman di Samarang dan Sourabaya), serta kepada pengadilan-pengadilan lain yang lebih rendah, untuk memberikan amandemen baru atas asas bahwa kekuasaan kehakiman dan polisi harus dilakukan sejauh mungkin, dan bahwa secara umum Administrasi Kehakiman harus ditempatkan pada pijakan sedemikian rupa sehingga tugas yang murni dan kuno dari semua petugasnya terjamin. Demikian pula, Letnan Gubernur di Rade, berdasarkan hal itu, dan berdasarkan kekuasaan penuh dan wewenang untuk itu ditetapkan di dalam diri kita, melalui Proklamasi tanggal 11 September 1811, setelah musyawarah yang matang, dan setelah dewan dan nasihat diambil, telah menyetujui untuk menahbiskan dan mengabadikan, sebagaimana Kami tetapkan dan tetapkan, bahwa lembaga-lembaga berikut untuk Administrasi Peradilan yang lebih murni dan tidak memihak, di pulau Jawa, akan diperkenalkan dan dipenuhi. Untuk pertama kalinya, sejak dan setelah tanggal 31 bulan ini, semua otoritas peradilan dan polisi dalam bentuk apa pun, yang sebelumnya didirikan di pulau Jawa, harus telah dibubarkan dan diberhentikan, dan sebagai gantinya, rekan-rekan dan pejabat Hukum dan Politik berikut ini akan segera berlaku:’

Pengumumam tentang peradilan tersebut dibuat dalam bahasa Belanda, karena system peradilan yang dimumkan itu berlaku untuk orang Eropa, dimana saat itu orang-orang Belanda terdapat di berbagai tempat di Jawa. Dalam hal ini pemerintah Inggris ingin memastikan bahwa keputusan baru itu diketahui oleh orang-orang Belanda, dalam arti jika terjadi pelanggaran hukum diantara orang-orang Belanda akan diadili mengikuti hukum yang baru. Seperti halnya sebelumm ini surat kabar Bataviasche Koloniale Courant, surat kabar Java Government Gazette tidak hanya berfungsi sebagai media massa umum, tetapi juga menjadi semacam surat edaran dalam system pemerintahan (rezim) yang berlaku.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Surat Kabar Berbahasa Inggris Java Government Gazette: Surat Kabar Dwi Bahasa Masa ke Masa

Dari sejumlah sampel surat kabar berbahasa Belanda Bataviasche Koloniale Courant, tidak ditemukan sisipan berita atau penumuman dalam bahasa Melayu maupun bahasa Inggris. Namun seperti disebut di atas, surat kabar berbahasa Inggris Java Government Gazette dengan alasan tertentu juga menggunakan bahasa Belanda. Lalu dalam perkembangannya, semasa era Pemerintah Hindia Belanda hal itu menjadi jamak, terutama menyisipkan bahasa Melayu untuk alasan tertentu. Akan tetapi, sebaliknya surat kabar berbahasa Melayu juga adakalanya menyisipkan berita/pemberitahuan berbahasa Melayu. Semua itu karena alasan tertentu, karena dimungkinkan.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar