*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pers dalam blog ini Klik Disini
Apakah sudah ada surat kabar pada era VOC? Nah,
itu yang ingin dideskripsikan. Sebelum ada media yang disebut surat kabar pada
era VOC, sejatinya sudah terbentuk ‘surat kabar’ statis yang diselenggarakan
Pemerintah VOC di Kasteel Batavia. Surat kabar statis ini disebut Daghregister.
Setiap kejadian yang diketahui di Batavia dicatat dalam bentuk narasi yang lalu
disimpan yang dapat digunakan oleh para pemerintah dan para pedagang VOC.
Kegiatan pencatatan harian seperi berita kapal, surat masuk dan surat keluar
serta informasi lainnya dimulai pada tahun 1621. Orang petama yang menggunakan
dokumen Daghregister ini untuk penelitian sejarah adalah seorang ahli geografi
Francois Valentijn yang bukunya diterbitkan pada tahun 1726. Sementara surat
kabar sebenarnya baru terbit pertama di Batavia tahun 1744.
Dari pers Hindia Belanda hingga Pers Nasional Indonesia. Dewanto Samodro. Antara. Sejarah Pers. Pers di Indonesia memiliki sejarah panjang. Maskun Iskandar dalam "Panduan Jurnalistik Praktis", Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen adalah pertama kali memprakarsai penerbitan "newsletter" bernama "Memorie der Nouvelles" pada 1615. "Memorie der Nouvelles" merupakan surat ditulis tangan berisi berita-berita dari Belanda dan disebarkan dari Batavia untuk kalangan pejabat VOC hingga di Ambon. Hanya terbatas yang menerima "newsletter" karena dibuat 30 eksemplar. "Waktu itu di Hindia belum ada mesin cetak, salinan harus ditulis tangan. Keinginan menerbitkan surat kabar di Hindia saat itu sebenarnya sudah sangat lama, tetapi dihambat pemerintah VOC. Baru setelah Gubernur Jenderal van Imhoff, terbitlah surat kabar "Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonnementen" ("Berita dan Penalaran Politik Batavia") 7 Agustus 1744. Surat kabar yang diterbitkan Jan Erdmans Jordens itu memperoleh izin untuk masa kontrak tiga tahun. Penerbitan pertama langsung dikirim ke Belanda menggunakan kapal perjalanan selama tujuh bulan. Setelah menerima salinannya, pimpinan VOC di Belanda, De Heeren Zeventien, melarang penerbitan surat kabar tersebut. Surat larangan dikirim dari Belanda pada November 1745 dan baru sampai di Batavia 20 Juni 1746. "Dengan demikian, seraya menunggu izin, surat kabar tersebut sempat beredar selama dua tahunan," tulis Maskun (https://www.antaranews.com/)
Lantas bagaimana sejarah surat kabar era VOC? Seperti disebut di atas, itu baru bermula tahun 1744 dengan terbitnya surat kabar Bataviase Nouvelles di Batavia. Namun sebelum adanya surat kabar tersebut sudah ada di Batavia yang dapat dikatakan surat kabar statis yang disebut Daghregister yang dilakukan di Kasteel Batavia. Minat penulisan baru mengurucut Ketika lembaga ilmu pengetahuan di Batavia tahun 1778 Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Sumber-sumber Daghregiste dan Bataviase Nouvelles digunakan. Lalu bagaimana sejarah surat kabar era VOC? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Surat Kabar Era VOC; Daghregister di Kasteel dan Lembaga Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen
Kapan surat kabar bermula di Hindia Timur (baca: Indonesia)? Sebagaimana dikutip di atas ada yang menyebut Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen adalah pertama kali memprakarsai penerbitan "newsletter" bernama "Memorie der Nouvelles" pada 1615, merupakan surat ditulis tangan berisi berita-berita dari Belanda dan disebarkan dari Batavia untuk kalangan pejabat VOC hingga di Ambon. Jika pun itu ada, apakah bisa disebut surat kabar?
Pada tahun 1615 belum ada surat kabar (koran) di Belanda. Sejauh yang dapat ditelusuri, surat kabar pertama di Belanda baru muncul pada tahun 1618. Surat kabar tersebut adalah Courante uyt Italien, Duytslandt, &c., paling tidak edisi petama bertanggal 01-06-1618. Surat kabar berbahasa Belanda ini dicetak menggunakan huruf Gothic. Setiap edisi hanya satu halaman saja (ukuran kertas folio sekarang). Surat kabar ini diduga kuat diterbitkan di Amsterdam. Lalu kemudian surat kabar sejenis muncul pada tahun 1619 di Amsterdam yang bernama Tijdinghe uyt verscheyde quartieren dengan edisi pertama 10-02-1619. Pada tahun 1623 kedua surat kabar ini diketahui sudah berjumlah dua halaman dan masih terbit sekali seminggu. Pada tahun 1639 muncul surat kabar Ordinarisse middel-weeckse courante di Amsterdam. Surat kabar Courante uyt Italien, Duytslandt, &c., masih terdeteksi hingga tahun 1667, sementara Ordinarisse middel-weeckse courante masih eksis hiongga 1669, sedangkan Tijdinghe uyt verscheyde quartieren masih ada hingga 1671. Lambat laun surat kabar terbit di kota lain seperti Oprechte Haerlemsche courant (dua halaman) di Haalem sejak 1662. Sejak 1665 di Amsterdam muncul surat kabar La gazette d'Amsterdam dengan jumlah halaman yang lebih banyak dan kemudian muncul Amsterdamse courant sejak 1670. Demikian seterusnya dimana pada tahun 1680 terbit surat kabar Nouvelles extraordinaires de divers endroits. Surat kabar Oprechte Haerlemsche courant dan Amsterdamse courant cukup lama bertahan bahkan masing-masing hingga tahun 1795 dan 1811.
Berbagai surat kabar yang terbit di Belanda, tirasnya sampai ke Hindia Timur. Sebab sejak dua surat kabar yang pertama di Belanda, telah memberitakan lalu lintas kapal antara Texel di Belanda dengan Batavia di Hindia Timu. Berita-berita kapal ini juga menyajikan komoditi apa saja dan volumenya berapa yang dibawa dari Batavia. Berbagai surat kabar tersebut telah banyak dikutip dalam penulisan berbagai artikel dalam blog ini.
Surat kabar Oprechte Haerlemsche courant menjadi penting, karena pada
saat terjadi kejadian pembantaian Cina di Batavia tahun 1740, satu-satunya
surat kabar yang memberitakan adalah Oprechte Haerlemsche courant dalam
beberapa edisi. Surat kabar yang eksis pada masa ini selain Amsterdamse courant
juga ada surat kabar 's Gravenhaegse courant (sejak 1708) dan Leydse courant
(sejak 1720) serta surat kabar lainnya.
Buku-buku dalam berbahasa Belanda sudah banyak diterbitkan pada abad ke-16. Bersama dengan surat kabar yang mulai terbit pada awal abad ke-17 menjadi sumber data sejarah yang dapat dimaksimumkan untuk menulis sejarah Hindia Belanda yang nota bene terkait dengan Belanda. Meski tidak ada surat kabar yang diterbitkan di Hindia Timur, namun masih ada sumber lain yang dapat dimanfaatkan. Sumber tersebut adalah catatan kasteel Batavia (Daghregister) yang kegiatannya dimulai pada tahun 1621. Daghregister ini menjadi satu bentuk dokumen yang mencatat setiap kejadian yang (dianggap) penting dalam satu halaman teks. Daghregister tidak dapat dikatakan sebagai surat kabar melainkan suatu catatan dokumentatif yang dapat diakses oleh yang diberi hak untuk membacanya.
Salah satu penulis yang menggunakan dokumentasi Daghregister ini adalah
seorang ahli geografi Belanda yang berdiam di Amboina, Francois Valentijn.
Dokumen ini digunakan Valentijn sebagai data dan informasi pendukung, sebab
Valentijn sendiri banyak mengunjungi berbagai tempat di Hindia Timur dan
melakukan pengumpulan data sendiri baik domuken yang tersidia maupun melakukan
wawancara dan observasi. Volume Francois Valentiojn yang berisi antara lain
geografi Hindia Timur ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1724.
Surat kabar kali pertama diterbitkan di Hindia Timur adalah surat kabar Bataviase Nouvelles. Surat kabar ini diterbitkan di Batavia pada tahun 1744. Empat tahun setelah peristiwa pembantaian orang-orang Cina di Batavia dan sekitar yang beritanya dimuat pada surat kabar Oprechte Haerlemsche courant edisi tahun 1740. Ada yang menyebut surat kabar ini terbit edisi pertama tanggal 7 atau 8 Agustus 1744.
Surat kabar Bataviase Nouvelles edisi 29-08-1744 pada halaman pertama teridentifikasi No.4 tahun 1744. Surat kabar ini terbit sekali seminggu pada hari Sabtu. Jika menghitung mundur, maka edisi pertama (No.1) terbit pada tanggal 8 Agustus 1744. Surat kabar ini menggunakan bahasa Belanda dengan dua halaman. Pada halaman belakang disebut surat kabar ini dicetak oleh perusahaan percetakan J Bout en J van Putten di Casteel (Batavia). Sejak edisi No 10 diterbitkan hari MInggu. Surat kabar ini selain memberitakan berita internasional juga berita-berita lokal
Surat kabar Bataviase Nouvelles sebagai suatu investasi, tampaknya dari segi
pemasaran kurang berhasil. Boleh jadi jumlah pembaca/pelanggan juga masih
sangat terbatas, terutama yang aktif berlangganan. Hal itu menjadi sangat disayangkan surat kabar
ini tidak lama kemudian berhenti terbit. Surat kabar pionir Bataviase Nouvelles diduga berhenti pada bulan
Juni 1746 (lihat 's Gravenhaegse courant, 17-07-1747). Akan tetapi surat kabar Bataviase Nouvelles ini muncul lagi tahun 1766 dengan nama Bataviasche Nouvelles (lihat Middelburgsche courant,
01-11-1766). Namun tidak terinformasikan apakah surat kabar ini diterbitkan
di Batavia atau di Belanda. Surat kabar Bataviasche Nouvelles tampaknya menjadi jembatan
antara Hindia Timur dengan Belanda, sebab berita-berita tentang Hindia
Timur dari Bataviasche Nouvelles kerap dikutip surat
kabar di Belanda, seperti
Middelburgsche
courant, Leydse cournt, Rotterdam
courant, Oprechte Nederlandsche courant.
Bataviase Nouvelles nama sebenarnya surat kabar yang diterbitkan di Batavia, Hindia Timur.
Boleh jadi untuk membedakan dengan nama Batavia di Belanda, di dalam
pemberitaan surat kabar di Belanda nama Bataviase Nouvelles dikutip yang adakalanya ditulis sebagai Oost Indische Nouvelles. Sebagaimana dikutip di
atas, pada dasarnya surat kabar Bataviase Nouvelles yang ditebitkan di Batavia tidak terkait dengan "Bataviasche
Nouvelles en Politique Raisonnementen", surat kabar yang diterbitkan Jan
Erdmans Jordens yang memperoleh izin untuk masa kontrak tiga tahun. Kesalahan
ini terjadi pada seorang penulis yang coba menulis sejarah pers di Hindia
Belanda sejak era VOC yang dimuat pada surat kabar Soerabaijasch handelsblad
yang dilansir oleh surat kabar De nieuwe vorstenlanden, 26-06-1885). Lalu
kemudian isi tulisan ini terus diulang-ulang pada masa selanjutnya.
Surat kabar Bataviasche Nouvelles yang juga adakalanya disebut Nouvelles van Batavia ini cukup lama bertahan, tetapi surat kabar Bataviasche Nouvelles masih terdeteksi pada tahun 1792. Namun yang tetap menjadi pertanyaan adalah apakah surat kabar Bataviasche Nouvelles terbit di Batavia, Hindia Timur atau di Belanda atau di tempat lain. Fakta bahwa surat kabar Bataviasche Nouvelles banyak memberitakan tentang para pedagang, kapal dan yang berhubungan dengan wilayah koloni Belanda termasuk Hindia Timur (Batavia). Hal itulah mengapa surat kabar besar di Belanda kerap mengutip isi pemberitaan surat kabar Bataviasche Nouvelles.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Daghregister di Kasteel dan Lembaga Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen: Riwayat Surat Kabar Bataviase Nouvelles dan Bataviasche Nouvelles
Bataviaasch Genootschap didirikan tahun 1778 di Batavia (tanggal 24 April). Lembaga ini adalah lembaga pengetahuan pada masa VOC. Sementara itu, sebuah kantor VOC yang terletak di Casteel Batavia masih melakukan kegiatan rutin yang disebut Dagh-Register, suatu kantor pencatatan tentang Hindia Timur, khususnya dinamika di Batavia yang kegiatannya dimulai sejak VOC melakukan koloni di Batavia (1621). Catatan Dagh Register sejak 1624 sudah diekstrak di dalam berbagai volume (volume 1624 hingga volume 1782).
Lembaga Bataviaasch Genootschap tentu saja di awal pendiriannya belum efektif bekerja. Hasil
pertama mereka adalah sebuah prosiding yang dipublikasikan dan dijual secara
komersil (lihat Hollandsche
historische courant, 11-01-1785) Lembaga ini diduga baru efektif bekerja di era
Pemerintah Hindia Belanda (VOC bangkrut lalu
diakuisisi Kerajaan Belanda dengan membentuk Pemerintah Hindia Belanda tahun
1799).
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar