Jumat, 02 April 2021

Sejarah Australia (16): Kanguru, Hewan Endemik Khas Papua dan Australia; Apakah Populasi Kanguru Asli Papua Telah Punah?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disin  

Ada harimau Sumatra, harimau Jawa dan harimau Bali, Bukan itu fokus kita. Tetapi ada harimau ada macan tutul, harimau hitam atau jenis macan lainnya seperti kucing (harimau adakalanya disebut kucing besar). Seperti jenis harimau yang beragam, jenis kanguru juga banyak ragamnya. Paling tidak ada kanguru Australia dan kanguru Papua (Nugini), Seperti halnya macan tutul yang bisa memanjat, kanguru di Papua juga ada yang bisa memanjat. Lantas mengapa berbeda kanguru Australia dan kanguru? Lalu apakah populasi kanguru asli Papua telah punah?

Kanguru (kangguru) adalah hewan mamalia yang memiliki kantung (marsupialia). Hewan ini umunya disebut hewan khas (endemik) Australia. Nama kanguru dalam bahasa Aborigin disebut gangguru. Populasi kanguru di Australia tersebar di seluruh wilayah. Sedangkan kanguru Papua hanya menyebar luas di wilayah selatan pulau Papua (yang dekat dengan Australia). Secara fisik, kanguru memiliki dua kaki belakang yang kuat, telapak kakinya yang besar yang menjadi tumpuannya untuk meloncat. Kanguru Australia biasa melompat dengan kecepatan 20–25 Km/jam, tetapi mereka bisa melompat hingga kecepatannya menjadi 70 Km/jam. Harapan hidup kanguru sekitar 10--20 tahun. Kanguru juga memiliki otot tungkai depan (bisep) yang kuat yang dimaksudkan untuk mempertahankan diri (seperti halnya jenis harimau).

Lantas bagaimana sejarah kanguru? Yang jelas bahwa pada masa lalu daratan Australia dengan daratan Papua menyatu sebagaimana halnya daratan Sumatra, Jawa dan Kalimantan menyatu dengan (benua). Laut dangkal yang kini memisahkan Australia dan Papua ini disebut Paparan Sahul, sedangkan yang memisahkan Asia dengan Sumatra, Jawa-Bali dan Kalimantan Paparan Sunda. Hal itulah mengapa sebaran jenis harimau di Asia dan kanguru di Australia. Lalu bagaimana sejarah kanguru di Australia dan Papua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Kanguru: Kangaroo, Nama Individu, Kapal, Hewan dan Pulau di Australia

Tentang kanguru sebagai hewan paling tidak diberitakan pada tahun 1815 (Java government gazette, 23-09-1815). Disebutkan satu keluarga Inggris di daratan Australia pada musim dingin kehabisan perbekalan. Mereka juga tidak menemukan kanguru di sekitar untuk diburu. Namun dalam berita ini, dimana keluarga ini tinggal tidak disebutkan di wilayah mana di Australia. Hewan kanguru untuk diburu sebagai makanan dalam hal ini tentulah yang dimaksud hewan (endemik) Australia yang sekarang.

Nama kanguru yang ditulis sebagai Kangaroo sebelumnya diketahui nama suatu kapal yang tengah berlayar di sekitar perairan Kanada (lihat Rotterdamse courant, 01-11-1798). Tampaknya, nama kanguru adalah nama suatu marga di Inggris. Kapal Kangaroo yang berada di perairan Kanada terkait dengan pemilikan orang Inggris. Kapal bernama Kangaroo ini tampaknya kapal angkatan laut Inggris yang diberitakan sedang berlabuh di Ceylon (lihat Java government gazette, 30-12-1815). Sebagai nama (marga) diketahui nama seseorang bernama Scarbaeus Kangaroo (lihat Opregte Haarlemsche Courant, 13-02-1817). Disebutkan orang Inggris bernama Scarbaeus Kangaroo tersebut berlayar dari Brazil. Jelas dalam hal ini nama Kangaroo (nama kapal dan nama kapal) atau nama yang merujuk pada nama hewan terkait dengan (orang) Inggris.

Nama Kangaroo juga diketahui sebagai nama pulau kecil berdasarkan berita yang dikutip dari surat kabar di Nieuw Zuid Walles (lihat Leeuwarder courant, 04-12-1818). Besar dugaan yang dimaksud Nieuw Zuid Walles ini adalah negara bagian New South Wales yang berada di wilayah timur Australia. Disebutkan dalam berita itu, Kaptein Hammant di pulau kecil 38.27 lintang selatan dan 127 bujur timur melewati pulau Kangaroo dan melihat penduduk di pantai yang jaraknya tujuh mil.

Pada peta masa kini (googlemap), pulau Kangaroo ini terlatak di lepas pantai Kota Adelaide (ibu kota negara bagian South Australia). Sementara ibu kota negara bagian New South Wales adalah Sydney. Dalam hal ini pulau kecil yang disebut Kangaroo eland pada tahun 1818 adalah pulau Kangaroo yang sekarang. Sehubungan dengan nama-nama kanguru (kangaroo) ini terkait dengan nama individu (marga), nama kapal, nama hewan dan nama pulau. Lantas nama apa yang muncul duluan sebagai nama Kangaroo, apakah nama individu atau nama hewan?

Dari berita 1818 ini pada saat Kaptein Hammant melakukan ekspedisi dari sekitar pulau Kangaroo melihat ada penduduk di pantai merupakan indikasi bahwa belum ada orang Eropa dan menjadi prakondisi sebelum terbentuknya kota Adelaide? Sangat mungkin, karena orang-orang Inggris baru terbatas di sekitar pantai timur (Nieuw Zuid Welles), sementara pedagang-pedagang Belanda selama ini hanya terbatas di pantai utara dan pantai barat Australia serta di pulau-pulau di Selandia Baru yang sekarang. Untuk sekadar catataa, bahwa belum lama ini yang sempat diduduki Inggris (terutama Jawa) antara 1811-1816 telah dikembalikan kepada Belanda. Efek pemindahan kekuasaan di Hindia Belanda (baca: Indonesia) diduga kuat menjadi awal relokasi orang-orang Inggris dari Indonesia ke Australia (terutama ke New South Wales) yang terpusat di Sydney.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Apakah Populasi Kanguru Asli Papua Telah Punah?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar