Jumat, 03 Maret 2023

Sejarah Malang (19): Nama Jalan di Kota Malang, Heerenstraat hingga Jalan Merdeka; Penamaan Jalan di Malang Masa ke Masa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Apa pentingnya sejarah penamaan jalan, juga termasuk di Kota Malang? Terkesan tidak penting-penting amat. Namun penamaan jalan juga memilikiu perjalanan sejarahnya sendiri. Nama jalan yang ada pada masa ini di Kota Malang, di masa lampau sudah memiliki namanya sendiri. Oleh karena itu jalannya relative tidak berubah, yang berubah adalah namanya. Semua itu bermula dari satu nama jalan: Heerenstraat. Nama itu nama jalan bermula?


Himan Miladi menulis di Kompasiana dengan judul Politik dan Drama di Balik Nama Jalan Kota Malang sebagai berikut (mengutip yang diperlukan saja): Nama jalan salah satu simbol sering terlupakan. Berbeda keberadaan patung atau monumen, nama jalan sering tidak dianggap simbol hanya karena ia berupa nama, sebuah tulisan pada papan di awal sebuah jalan. Tidak menutup kemungkinan ada sejarah panjang berupa politik dan drama kemanusiaan dalam setiap proses penamaan sebuah jalan. Dalam setiap pergantian periode kekuasaan, seringkali nama jalan, dan juga simbol yang lain berubah, atau bahkan lenyap. Perubahan ini seakan mengukuhkan arti nama jalan sebagai sebuah simbol sekaligus usaha penguasa untuk membangun kenangan kolektif terhadap warganya. Pergantian nama jalan-jalan juga merupakan wujud perebutan kontrol atas makna simbolik dalam pembangunan lingkungan kota. Setiap Pemerintah Daerah mempunyai aturan tersendiri penamaan jalan. Dalam proses perubahan ini bisa jadi ada sesuatu latar belakangnya, politik, usulan masyarakat, sampai latar belakang timbulnya budaya baru pada daerah tersebut. Peraturan mengadopsi peraturan era kolonial Belanda. Aturan itu berbunyi "Verordening regelende het geven van namen aan straten, wegen, pleinen en dergelijke voor het publiek toegankelijke plaatsen, andere dan die door den Gementeraad zijn vasgesteld" (Peraturan yang mengatur penamaan jalan, jalan, alun-alun dan tempat-tempat seperti yang dapat diakses publik, ditetapkan oleh Gementeraad/Dewan Kota). (https://www.kompasiana.com/)

Lantas bagaimana sejarah nama jalan di Kota Malang, Heerenstraat hingga jalan Merdeka? Seperti disebut di atas, bagaimana sejarah nama jalan terkesan tidak penting-penting amat, tetapi sesungguhnya ada perjalanan sejarahnya, pembangunan jalan dan perubahan nama di atasnya, dari masa ke masa. Lalu bagaimana sejarah nama jalan di Kota Malang, Heerenstraat hingga jalan Merdeka? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Jalan di Kota Malang, Heerenstraat hingga Jalan Merdeka; Penamaan Jalan di Malang Masa ke Masa

Dimana itu jalan Heerenstraat di kota Malang? Tentu saja itu tidak berada di tengah Kota Malang yang sekarang. Itu berada di kota lama. Keberadaan jalan Heerenstraat tersebut paling tidak disebutkan pada tahun 1857 (lihat De Oostpost: letterkundig, wetenschappelijk en commercieel nieuws- en advertentieblad, 10-12-1857). Jalan Heerenstraat tersebut tepat berada di depan kantor Asisten Residen (afdeeling) Malang.


Nama Heerenstraat kerap dijadikan sebagai penanda jalan di kota pada awal terbentuknya kota-kota di Hindia Belanda, yakni jalan dimana berada pusat Pemerintah Hindia Belanda di berbagai tempat seperti di Malang. Nama Heerenstraat di (kota) Soerabaja tepat berada di kantor Residen Soerabaja (kini jalan Rajawali dekat Jembatan Merah). Kawasan ini menjadi kota lama (kota tua) di metropolitan Surabaya. Peta 1892

Pada tahun 1880an kantor Asisten Residen direlokasi ke area yang baru. Relokasi ini berdasarkan terbitnya peraturan batas ibu kota (hoofdplaats) dari (afdeeling) Malang Stbls 1887 No. 194. Lalu dengan telah ditetapkan batas wilayah ibu kota Malang, maka tata kota dimulai dimana yang pertama dilakukan meneatpkan dimana pusat kota yakni tempat dimana kantor Asisren Residen berada. Dalam hal ini area kantor asisten residen yang selama ini dianggap tidak sesuai lagi dengan upaya pengembangan kota. Untuk itu kantor asisten residen direlokasi dengan membangun baru. Kawasan kantor Asisten Residen yang lama menjadi kota lama (kini di kawasan Margosono); sedangkan kawasan kantor Asisten Residen yang baru menjadi kota baru (di area alun-alun kota yang sekarang). Tamat nama jalan Heerenstraat. Oleh karena itu jika ingin melihat jalan kota pertama di Malang dan nama jalan pertama di Kota Malang pergilah ke Margo sono (Margosonostraat; kini jalan Kolonel Sugiono).


Area dimana kantor Asisten Residen yang baru diabngun yang kemudian menjadi kota baru tidak jauh dari stasion kereta api yang telah dibangun. Letak stasion berada di sisi timur sungai Brantas sedangkan letak kantor Asisten Residen dibangun di sisi barat sungai. Dalam perkembangan kantor/rumah bupati Malang juga direlokasi ke sisi timur kantor/rumah Asisten Residen yang bersamaan dengan pembangunan alun-alun yang tepat berada di depan kantor/rumah Asisten Residen dan kantor/rumah Bupati Malang. Catatan: Alun-alun kota yang sekarang jauh lebih kecil jika dibandingkan pada awal alun-alun itu dibangun. Seperti kita lihat nanti sebagian alun-alun dialihfungsikan menjadi area pembangunan kantor/rumah Residen di Malang.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Penamaan Jalan di Malang Masa ke Masa: Bagaimana di Kota Lain?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar