Tampilkan postingan dengan label Sejarah BAHASA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah BAHASA. Tampilkan semua postingan

Minggu, 04 Februari 2024

Sejarah Bahasa (278): Bahasa Tok Pisin di Papua Nugini; Bahasa Melayu Kini Bahasa Indonesia Lingua Franca di Maluku - Papua


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Melayu yang kini menjadi bahasa Indonesia di wilayah Papua (barat) adalah lingua franca masa ke masa. Bagaimana dengan di Papua (tmur) Nugini? Tok Pisin merupakan sebuah bahasa resmi Papua Nugini. Bahasa ini termasuk bahasa kreol berdasarkan bahasa Inggris. Kata Tok Pisin berasal dari Inggris talk ('berbicara') dan pidgin ('bahasa pijin'). Kosakata Tok Pisin 5/6 bagian berasal Indo-Eropa sedangkan 1/6 lainnya terutama dari bahasa-bahasa Austronesia.


Kontroversi bahasa pengantar di Papua Nugini. 25 Mei 2015. Catherine Honeyman. Di Papua Nugini, lebih dari 400 bahasa lokal telah digunakan untuk pengajaran bahasa ibu, namun kini terjadi peralihan kembali ke bahasa Inggris. Papua Nugini juga memiliki lebih dari 800 bahasa lokal yang masih digunakan. Sejak kemerdekaan tahun 1975, sebagian besar bahasa-bahasa tersebut masih belum tertulis. Sejak tahun 1976, sekolah secara hukum diperbolehkan menggunakan bahasa daerah di kelas 1 dan 2 bila diperlukan untuk penjelasan spesifik—tetapi dana pemerintah hanya tersedia untuk guru dan materi berbahasa Inggris. Namun, beberapa komunitas mulai merasa bahwa sekolah berbahasa Inggris mengakibatkan keterasingan budaya pada anak-anak. Dengan dukungan dari gereja dan LSM, mereka mengembangkan sekolah pra-sekolah dasar berbahasa lokal yang disebut “Viles Tok Ples Priskuls”. Segera diakui secara resmi oleh provinsi-provinsi. (https://learningportal.iiep.unesco.org/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Tok Pisin di Papua Nugini? Seperti disebut di atas bahasa Tok Pisin terbentuk di wilayah Papua Nugini. Bahasa Melayu yang kini Bahasa Indonesia sebagai lingua franca di Maluku dan Papua. Lalu bagaimana sejarah bahasa Tok Pisin di Papua Nugini? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sabtu, 03 Februari 2024

Sejarah Bahasa (277):Bahasa Lingua Franca di Merauke Masa ke Masa; Merauke, Pantai Selatan Papua dan Pantai di Papua Nugini


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Melayu mencapai wilayah Papua. Sejak masa lampau, dengan beragam bahasa Papua, pengetahuan bahasa Melayu bagi orang Papua menjadi penting untuk berkomunikasi diantara penduduk yang berbeda bahasa. Bahasa Melayu di Papua dikenal sebagai Bahasa Melayu Papua yang kini mulai digantikan dengan nama bahasa Indonesia.

Puluhan Bahasa Daerah Merauke Disulkan untuk Diperdakan. Slamet 08 September 2023. Merauke - Balai Bahasa Papua melakukan koordinasi dengan DPRD Kabupaten Merauke terkait pengembangan, pembinaan dan perlindungan bahasa dan sastra daerah Marind. Berdasarkan UU nomor 24 tahun 2009 menegaskan urusan pengembangan, pembinaan, dan perlindungan bahasa dan sastra daerah adalah tanggung jawab pemerintah daerah, sehingga perlu di dorong ada regulasi turunan dari UU tersebut. “Kita ingin agar bahasa daerah tetap lestari dan akan menjadi bagian penting dari kehidupan orang Merauke," ujar Sukardi selaku Kepala Balai Bahasa Provinsi Papua usai rapat dengan Anggota DPR Kabupaten Merauke, Kamis (7/9/2023) di Merauke. Secara data, Balai Bahasa mencatat ada 22 bahasa daerah yang ada di Kabupaten Merauke yang didorong untuk mendapatkan perlindungan. (https://portal.merauke.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Lingua Franca di Merauke masa ke masa? Seperti disebut di atas lingua franca di Merauke di Merauke dipantai barat dan pantai selatan Papua. Merauke dan wilayah pantai selatan Papua dan Papua Nugini. Lalu bagaimana sejarah bahasa Lingua Franca di Merauke masa ke masa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (276): Bahasa Mandobo di Kabupaten Dataran Tinggi Boven Digoel; Batas di Provinsi Papua dan Papua Nugini


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Mandobo dituturkan oleh masyarakat kampung Persatuan, distrik Mandobo, kabupaten Bouven Digoel, Provinsi Papua. Di sebelah timur kampung Persatuan dituturkan bahasa Muyu, sebelah barat dituturkan bahasa Awyu, di sebelah utara berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Mandobo, dan di sebelah selatan berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Muyu. Bahasa Mandobo berbeda dengan bahasa Mandobo Bawah.


Kabupaten Boven Digoel adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua Selatan ibu kota kabupaten di Tanah Merah. Kabupaten Boven Digoel sebagian besar wilayahnya berada pada ketinggian 25–100 m di atas permukaan laut. Kabupaten Boven Digoel termasuk wilayah beriklim panas. Batas Wilayah: Utara distrik Suator di kabupaten Asmat dan Oksibil di labupaten Pegunungan Bintang; Timur distrik Fly Utara di Provinsi Barat, Papua Nugini; Selatan distrik Muting dan Okaba di kabupaten Meraukel Barat distrik Edera, Obaa dan Citak Mitak di kabupaten Mappi. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Kabupaten Boven Digoel dikenal dengan sebutan Digul Atas, dan merupakan tempat pengasingan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Digul Atas terletak di tepi Sungai Digul Hilir. Pada waktu Perang Pasifik meletus dan menjelang Jepang menduduki Indonesia, tawanan Boven Digoel diungsikan oleh Belanda ke Australia. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Mandobo di kabupaten dataran tinggi Boven Digoel? Seperti disebut di atas bahwa Mandobo di wilayah Boven Digoel. Batas wilayah provinsi Papua dan Papua Nugini. Lalu bagaimana sejarah bahasa Mandobo di kabupaten dataran tinggi Boven Digoel? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Jumat, 02 Februari 2024

Sejarah Bahasa (275): Bahasa Marind di Distrik Malind, Kabupaten Merauke; Sungai Kumbe Navigasi Pelayaran Perdagangan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Marind adalah bahasa Papua yang dituturkan di Distrik Malind, Kabupaten Merauke, oleh lebih dari 10.000 orang. Dialeknya adalah Marind Tenggara, Gawir, Holifoersch, dan Tugeri. Bian Marind (Marind Barat Laut), juga dikenal sebagai Boven-Mbian, cukup berbeda dan tidak saling dimengerti. Malind adalah sebuah distrik di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Desa: Kumbe, Onggari, Rawasari, Padang Raharja, Kaiburse, Domande, Suka Maju.


Istilah-istilah dalam Bahasa Marind yang Digunakan Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke (Papua) dalam Upaya Pengembangan dan Pelestarian Bahasa. February 2013. Richardus Nikolaus dan Erlan Aditya Ardiansyah. Abstract. Sebelah Selatan Papua pun terdapat suku Asmat, Muyu, Mandobo, Mappi, dan suku Marind sebagai suku yang lebih dominan. Kabupaten Merauke adalah salah satu kabupaten terluas di Provinsi Papua. Suku asli Merauke adalah suku Marind. Suku Marind tersebar di 20 distrik di kabupaten Merauke. Bahasa asli suku Marind adalah bahasa Marind itu sendiri. Dalam mengembangkan dan melestarikan bahasa, Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke berupaya menggunakan istilah Marind dalam sistem penamaan. Pengunaan bahasa Marind juga digunakan dalam berbagai bidang baik pendidikan, ekonomi, politik, olahraga, militer dan sebagainya. Dalam penelitian ini dibahas tentang istilah dalam bahasa Marind yang digunakan Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke dalam mengembangkan dan melestarikan bahasa Marind. Kata Kunci: Papua, Merauke, bahasa Marind, perencanaan bahasa (https://www.researchgate.net/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Marind di distrik Malind, kabupaten Merauke? Seperti disebut di atas, bahasa Marind dituturkan di wilayah Merauke. Kota dan sungai Kumbe navigasi pelayaran perdagangan. Lalu bagaimana sejarah bahasa Marind di distrik Malind, kabupaten Merauke? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (274): Bahasa Citak Distrik Ti Zain Kabupaten Mappi; Bahasa di Mappi dan Bahasa di Asmat Pantai Barat Papua


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Citak dituturkan oleh suku Citak di kampung Tugumau, distrik Ti Zain, kabupaten Mappi, Provinsi Papua. Bahasa Citak juga dituturkan di kampung Kumaban, Sagis, Basman, Abau, Kumasma, Womin, Bidnew, Fomu, Tiau, dan Binerbis. Di distrik Senggo terdapat bahasa Awyu Darat, bahasa Asmat Darat, bahasa Korowai, dan bahasa Kombai. Namun, semua kampung di sekeliling |kampung Tugumau berbahasa Citak. Bahasa Citak berbeda dengan bahasa Yabega, Bahasa Ngguntar dan bahasa Tamer Tunai.


Kabupaten Mappi adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kepi, distrik Obaa. Kabupaten ini memiliki penduduk pada tahun 2021 sebanyak 108.285 jiwa, dengan penduduk terbanyak di distrik atau kecamatan Obaa, dan paling sedikit di kecamatan Yakomi. Terbagi menjadi 15 Distrik, 136 kampung, dan 1 kelurahan, dengan Kepi sebagai ibu kota kabupaten. Sebagian besar wilayah Kabupaten Mappi merupakan dataran rendah yang memiliki ketinggian antara 0 – 100 m dpl. Sekurang-kurangnya ada 14 sungai yang biasa digunakan sebagai sarana transportasi atau penghubung antar distrik. Nama distrik: Obaa, Mambioman Bapai, Citak Mitak, Edera, Haju, Assue, Kaibar, Passue, Minyamur, Venaha, Syahcame, Yakomi, Bamgi, Passue Bawah, Ti Zain. Nama-nama kampong di distrik Ti Zain dengan ibu kota Kumaban teridiri kampong: Basman, Kumaban, Merokima, Mu, Pier, Sagis, Tarwa, Tugumau (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Citak di distrik Ti Zain kabupaten Mappi? Seperti disebut di atas bahasa Citak di distrik Ti Zain. Bahasa-bahasa di Mappi dan bahasa-bahasa di Asmat di pantai barat Papua. Lalu bagaimana sejarah bahasa Citak di distrik Ti Zain kabupaten Mappi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Kamis, 01 Februari 2024

Sejarah Bahasa (273): Bahasa dan Sebutan Bilangan dalam Berbagai Bahasa; Navigasi Pelayaran Perdagangan di Nusantara


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa memiliki aksara dan bilangan memiliki lambang. Elemen dasar suatu bahasa adalah kosa kata. Sebutan bilangan termasuk dalam daftar kosa kata suatu bahasa. Tentang bahasa-bahasa di nusantara terdapat kosa kata yang mirip satu sama lain dan selebihnya adalah perbedaan. Demikian juga sebutan bilangan antara satu bahasa dengan bahasa lainnya ada kemiripan dan perbedaannya. Tentu saja menjadi menarik untuk diperharikan bagaimana sebutan bilangan terbentuk?


Daftar angka dalam berbagai bahasa. Berikut ini adalah daftar angka dari digit 0 - 10 dalam berbagai bahasa: (1) Rumpun bahasa Arab (2) Rumpun bahasa Aramik (3) Rumpun bahasa Ibrani (4) Rumpun bahasa Semitik Timur (5) Rumpun bahasa Ethiopia (6) Rumpun bahasa Mesir (7) Rumpun bahasa Austroasiatik (8) Rumpun bahasa Austronesia: Aceh, Bali, Banjar, Batak, Bugis, Jawa (Kawi), Jawa (Kuno), Kelantan-Pattani, Madura, Makassar, Melayu, Minangkabau, Sasak, Sunda, Melayu Terengganu, Melayu Tetun, Lawangan, Cebuano, Malagasy, Sangir-Minahasa, Tagalog dan Waray-Waray; (9) Rumpun bahasa Papua Barat: Ternate dan Tidore. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa dan sebutan bilangan dalam berbagai bahasa? Seperti disebut di atas diantara bahasa-bahasa nusantara terdapat sebutan bilangan yang mirip dan sebutan bilangan yang berbeda. Navigasi pelayaran perdagangan di Nusantara. Lalu bagaimana sejarah bahasa dan sebutan bilangan dalam berbagai bahasa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (272): Bahasa dan Kamus dalam Berbagai Studi Bahasa; Pencatatan Bahasa di Nusantara Era Hindia Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Untuk memahami bahasa-bahasa di nusantara, tidak cukup dengan hanya memegang satu kamus. Sebaiknya memiliki banyak edisi, semakin banyak semakin baik dan semakin tua kamus semakin baik untuk mempelajari bahasa tersebut di masa lampau. Sedangkan untuk memperbandingkan bahasa-bahasa di nusantara sebaiknya harus memegang kamus dari berbagai bahasa dan berbeda masa.


Menurut catatan, karya leksikografi tertua dalam sejarah studi bahasa di Indonesia adalah daftar kata Tionghoa-Melayu pada awal abad ke-15. Daftar ini berisi 500 lema. Ada pula daftar kata Italia-Melayu yang disusun oleh Pigafetta pada tahun 1522. Kamus antarbahasa tertua dalam sejarah bahasa Melayu adalah Spraeck ende woord-boek, Inde Malaysche ende Madagaskarsche Talen met vele Arabische ende Turcsche Woorden karya Frederick de Houtman yang diterbitkan pada tahun 1603. Kamus bahasa Jawa tertua adalah Lexicon Javanum (1706) yang sekarang tersimpan di Vatikan. Kamus Bahasa Sunda baru ditulis oleh A. de Wilde tahun 1841, dengan judul Nederduitsch-Maleisch en Soendasch Woordenboek. Kamus-kamus yang ditulis oleh para ahli bahasa asing tersebut biasanya terbatas pada kamus dwibahasa (bahasa asing-bahasa di Indonesia ataupun sebaliknya). Kamus ekabahasa pertama di Indonesia merupakan kamus bahasa Melayu yang ditulis oleh Raja Ali Haji, berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa, yaitu Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga penggal yang pertama. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa dan kamus dalam berbagai studi bahasa? Seperti disebut di atas berbagai bahasa di nusantara menyebabkan pendaftaran bahasa dilakukan. Pendaftaran bahasa-bahasa di Nusantara era Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah bahasa dan kamus dalam berbagai studi bahasa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Rabu, 31 Januari 2024

Sejarah Bahasa (271): Bahasa Asmat di Pulau Papua dan Kota Agats di Pantai Barat Papua; Pedagang, Penjelajah dan Misionaris


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Asmat adalah sebuah bahasa Papua dari rumpun bahasa Asmat-Kamoro. Bahasa ini dituturkan oleh suku Asmat di kabupaten Asmat, Papua Selatan. Bahasa Asmat terdiri atas dialek Pantai Casuarina, Asmat Tengah, Asmat Utara dan Yaosakor. Kota utama dari awal adalah kampong Agats.


Agats adalah sebuah distrik yang berada di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan. Agats juga merupakan ibu kota dari kabupaten Asmat. Distrik ini terletak di pesisir Selatan Papua, menghadap ke Laut Arafura. Meskipun Agats telah dihuni oleh orang-orang Asmat selama beberapa waktu, sebagai permukiman di tepi laut, permukiman non-pribumi pertama kali muncul akhir 1930-an misi Katolik didirikan dan kemudian tahun 1938 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan pos. Awalnya, tempat bernama Akat dalam bahasa Asmat berarti "bagus" atau "baik", meskipun kemudian berubah menjadi Agats. Namun karena Perang Dunia Kedua, bagaimanapun, Belanda meninggalkan pos Agats pada tahun 1942 karena kehadiran Jepang. Pada tahun 1953, misi Katolik dijadikan permanen dan pada tahun berikutnya, pemerintah Belanda Nugini Belanda mendirikan sebuah pos permanen di Agats, yang melarang praktik pengayauan. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Asmat di jantung pulau Papua dan kota Agats di pantai barat Papua? Seperti disebut du atas bahasa Asmat dituturkan di wilayah Asmat dan kini kota utama adalah Agats. Pedagang, penjelajah, misionaris dan pemerintah. Lalu bagaimana sejarah bahasa Asmat di jantung pulau Papua dan kota Agats di pantai barat Papua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (270):Bahasa Sungai Bahasa Gunung di Pulau Papua, Asam di Gunung Garam diLaut;Jejak Awal Persebaran Bahasa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa sungai adalah bahasa yang berkembang di daerah aliran sungai, suatu wilayah bahasa yang berbeda dengan wilayah bahasa di pesisir (laut) dan wilayah bahasa di daratan. Oleh karena itu perngertian pedalaman menjadi bersifat relative. Wilayah geografi pedalaman belum tentu secara bahasa sebagai wilayah bahasa pedalaman. Sebab bahasa yang berkembang di daerah aliran sungai yang secara geografis di pedalaman bisa memiliki bahasa yang sama dengan di wilayah pesisir.


Sungai adalah aliran air di permukaan besar dan berbentuk memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan tempat mengalirnya air secara gravitasi menuju ke tempat yang lebih rendah. Sungai bermula dari gunung atau dataran tinggi menuju ke danau atau lautan. Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. Kebanyakan sungai berawal dari anak sungai berarus deras yang mengalir melintasi tanah lapang atau hutan bertebing terjal. Beberapa sungai kecil bergabung dan membentuk sungai lebih besar. Akhirnya aliran sungai berujung juga. Tepiannya melebar menjadi pantai dan aliran pasang surut air asin mulai mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan Bentangan terakhir dari sungai ini disebut muara. Di sinilah aliran sungai melambat dan partikel lumpur yang masih bercampur aduk mengendap ke dasar dan tepi sungai. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa sungai dan bahasa gunung di pulau Papua, asam di gunung garam di laut? Seperti disebut di atas bahasa sungai adalah wilayah bahasa yang berkembang di daerah aliran sungai (meskipun itu secara geografis jauh di pedalaman). Jejak awal persebaran bahasa. Lalu bagaimana sejarah bahasa sungai dan bahasa gunung di pulau Papua, asam di gunung garam di laut? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Selasa, 30 Januari 2024

Sejarah Bahasa (269): Bahasa Amungme di Mimika dan Puncak Jaya di Jantung Pulau Papua; Puncak Cartenz, Ertsberg, Grasberg


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Amungme mendiami wilayah kaya akan sumber emas di dataran tinggi Papua di kabupaten Mimika dan Puncak Jaya. Suku Amungme berasal dari Lembah Baliem. Suku Amungme percaya bahwa mereka adalah makhluk pertama dari terciptanya manusia. Suku Amung (juga dikenal sebagai Amui, Hamung, Amuy, Uhunduni, atau Amungme) adalah kelompok etnis dengan populasi sekitar 17.700 orang yang tinggal di dataran tinggi provinsi Papua Tengah.


Kata Amungme memiliki arti "orang Amung". Suku Amung tinggal di beberapa lembah di Kabupaten Mimika dan Kabupaten Puncak Jaya, seperti lembah Noema, Tsinga, Hoeya, Bella, Alama, Aroanop, dan Wa, maupun di dataran rendah Agimuga dan Timika. Sebagian kelompok yang menetap di lembah Beoga disebut suku Damal (berdasarkan sebutan dari suku Dani). Bahasa mereka yang disebut oleh beberapa peneliti sebagai bahasa Uhunduni memiliki beberapa dialek, di wilayah bagian selatan disebut Amung-kal sedangkan bahasa mereka di daerah utara disebut Damal-kal (dituturkan oleh suku Damal). Selain itu, mereka juga memiliki bahasa simbolik yang disebut Aro-a-kal dan Tebo-a-kal. Bahasa Tebo-a-kal hanya diucapkan di daerah yang dianggap keramat. Dapat diketahui "Damal" adalah istilah yang diberikan oleh suku Dani, sedangkan "Uhunduni" adalah sebutan oleh suku Moni. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Amungme di Mimika dan Puncak Jaya di jantung pulau Papua? Seperti disebut di atas bahasa Amungme di wilayah jantung pulau Papua. Puncak Cartenz, Ertsberg, Grasberg. Lalu bagaimana sejarah bahasa Amungme di Mimika dan Puncak Jaya di jantung pulau Papua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (268): Bahasa Pagu di Papua Barat Asal Pulau Halmahera; Wilayah Papua Barat dan Kerajaan Tidore Tempo Doeloe


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Pagu atau Pagu adalah sebuah bahasa dalam rumpun bahasa Halmahera Utara yang dituturkan di Maluku Utara. Bahasa Pagu adalah dialek bahasa Gelela. Bahasa Pagu dituturkan di desa Wangeotek, kecamatan Malifut kabupaten Halmahera Utara. Bahasa Pagu bertetangga dengan wilayah bahasa Makian. Apakah bahasa Pagu ditemukan di pantai barat pulau Papua?


Kamus Pagu-Indonesia-Inggris. Dalan Mehuli Perangin-Angin. Universitas Sanata Dharma. Synopsis. Bahasa Pagu, termasuk dalam rumpun bahasa Papua Barat yang digunakan di Kabupaten Halmahera Utara, adalah bahasa yang terancam punah karena hampir setengah dari masyarakatnya kini tidak bisa menuturkan bahasa ini. Kamus Pagu-Indonesia-Inggris ini dipersembahkan untuk masyarakat Pagu, secara khususnya, untuk meningkatkan “gengsi” bahasa dan juga sebagai bahan rujukan bagi mereka yang ingin belajar bahasa Pagu. Secara umum, kamus ini juga dapat digunakan oleh masyarakat umum serta pemerhati bahasa, baik nasional maupun internasional. Kamus ini dilengkapi dengan cara pengucapan dan juga contoh penggunaannya dengan terjemahan dan keterangan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pada bagian akhir, kamus ini juga disertai beberapa bentuk kekayaan intelektual Pagu, yaitu peribahasa, lagu, dan cerita rakyat untuk diperkenalkan kepada masyarakat Pagu serta masyarakat umum dan juga untuk dijadikan rujukan. (https://penerbit.brin.go.id/press/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Pagu di Papua Barat asal pulau Halmahera? Seperti disebur di atas bahasa Pagu di Halmahera. Wilayah Papua dan kerajaan Tidore tempo doeloe. Lalu bagaimana sejarah bahasa Pagu di Papua Barat asal pulau Halmahera? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Senin, 29 Januari 2024

Sejarah Bahasa (267): Bahasa Pigmi Bahasa TapiroPigmy di Mimika Pantai Barat Papua; Kelompok Populasi Negrito, Alifuren, Papua


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Istilah pigmi menyebut orang-orang bertubuh pendek, berasal dari bahasa Yunani (pygmaios) via bahasa Latin pygmaei. Rata-rata tingginya sangat pendek orang dewasanya tidak melebihi 150 cm. Pigmi yang paling dikenal adalah Aka, Efé dan Mbuti di Afrika Tengah. Ada pula pigmi di Australia, Thailand, Malaysia, Kepulauan Andaman, Indonesia, Filipina, Papua Nugini, dan Brasil. Istilah "pigmi" dianggap peyoratif. Namun, tidak ada istilah penggantinya, tetapi orang pigmi sendiri lebih senang disebut dengan nama kelompok etnis mereka sendiri.


New Guinea Pygmies. AC Haddin. Nature volume 83, Published: 09 June 1910. Abstract In the last number of Country Life (vol. xxvii., p. 797) Mr. W. R. Ogilvie-Grant, under the running title of “The Expedition of the British Ornithologists' Union to the Snow Mountains of New Guinea,” published his fourth article, entitled “The Discovery of a Pigmy Race,” part of which appeared in the Times on June 3. All the information we have at present is that the expedition ascended the Mimika river, and at “an elevation of about two thousand feet they came across a tribe of pigmy people, of whom the tallest stood about four feet six inches, the average height being four feet three inches. Though at present no further details have been received except that they were extremely wild, there can be little doubt that they belong to that distinct division of the human race known as the Negritos.” Mr. Ogilvie-Grant added a short account, with illustrations, of the Semang, a Negrito people of the Malay Peninsula. (https://www.nature.com/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Pigmi bahasa Tapiro Pigmy di Mimika pantai barat Papua? Seperti disebut di atas di wilayah Mimika bagian pegunungan terdapat kelompok populasu pigmi. Kelompok populasi Negrito, Alifuren dan kelompok populasu Papua. Lalu bagaimana sejarah bahasa Pigmi bahasa Tapiro Pigmy di Mimika pantai barat Papua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (266): Bahasa Kamoro di Mimika; Kampong Kamoera dan Kampong Atoeka di Hilir Sungai Kamoera Masa Dulu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Kamoro dituturkan di kampong Atuka, distrik Mimika Tengah, kabupaten Mimika, provinsi Papua Tengah. Bahasa Kamoro berbeda dengan bahasa Wabo dan bahasa Sempan. Bahasa Kamora masuk rumpun bahasa Asmat yang dipercaya, rumpun bahasa ini adalah hasil dari persebaran orang Asmat di sepanjang pantai selatan pulau Papua, karena mereka memiliki kemiripan satu sama lain, dan mereka hanya memiliki sedikit perbedaan dalam kata ganti.


Bahasa Kamoro adalah bahasa yang termasuk kedalam rumpun bahasa Papua dari cabang Asmat–Kamoro yang dituturkan di pesisir selatan Kabupaten Mimika oleh sekitar 8,000 orang. Bahasa Kamoro memiliki keragaman dialek, dan Kamoro mungkin tidak dapat dianggap sebagai satu bahasa. Dialek-dialeknya adalah sebagai berikut. Yamur (barat jauh di sekitar Danau Yamur dan Teluk Etna); Barat (Japakopare, Keakwa, dan Sungai Umari, 450 penutur pada tahun 1953); Tarja (Sungai Opa, 500 penutur pada tahun 1953); Tengah (Sungai Wakia ke hulu Sungai Mimika, 4.300 penutur pada tahun 1953); Kamora (Sungai Kamora, 400 penutur pada tahun 1953); Wania (Sungai Wania, 1.300 penutur pada tahun 1953); Mukumuga (Sungai Mukumuga, 800 penutur pada tahun 1953) (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Kamoro di Mimika? Seperti disebut di atas bahasa Kamoro dituturkan di kampong Atuka di Mimika. Kampong Kamoera dan kampong Atoeka di hilir sungai Kamoera. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kamoro di Mimika? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Minggu, 28 Januari 2024

Sejarah Bahasa (265):Bahasa Pigapu Distrik Iwaka, Mimika; Sungai-Sungai Pegunungan Antara Danau Majoor dan Puncak Carstenz


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa.Pigapu dituturkan di kampong Pigapu di distrik Iwaka di kabupaten Mimika provinsi Papua Tengah. Kampong Pigapu bersebelah dengan kampong Mimika Timur (berbahasa Hiropo dan bahasa Tipoko) di sebelah timur, kampong Miyoko Atuka di barat (berbagasa Etape), kampong Timika Kota di utara dan selatan. Bahasa Pigapu berbeda dengan bahasa Fakaguku dan bahasa Kaugapu.


Iwaka adalah sebuah distrik yang terletak di Kabupaten Mimika, Papua Tengah (Sekaran kecamatan Kuala Kencana). Distrik ini mencakup wilayah seluas 492,73 km². Pada tahun 2019, terdapat 7.590 jiwa yang menempati distrik ini. Pembagian administrative terdapat 7 kampung di distrik ini: Iwaka, Limau Asri Barat, Limau Asri Timur, Mulia Kencana, Naena Muktipura, Pigapu dan Wangirja. Distrik Iwaka bertetangga dengan distrik Tigi dekat danau Majoor dan kecamatan Tembagapura dekat Puncak Carsten yang kini dikenal Puncak Jaya (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Pigapu di distrik Iwaka, kabupaten Mimika? Seperti disebut di atas bahasa Pigapu dituturkan di wilayah Mimika. Sungai-sungai pegunungan diantara danau Majoor dan puncak Carstenz. Lalu bagaimana sejarah bahasa Pigapu di distrik Iwaka, kabupaten Mimika? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (264): Bahasa Sempan di Inauga, Distrik Wania; Kampong Timika di Sungai Timika Teluk Mimika Tempo Dulu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Sempan dituturkan di kampong Inauga, distrik Wania, kabupaten Mimika, provinsi Papua Tengah. Di wilayah timur adalah wilayah bahasa Kamoro, di sebelah utara bahasa Mume dan di sebelah selatan bahasa Koprapoka. Bahasa Sempan berbeda dengan bahasa Kamoro, bahasa Ekari, bahasa Wolani dan bahasa Moni.


Wania adalah sebuah distrik yang terletak di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Distrik ini mencakup wilayah seluas 197,32 km². Pada tahun 2019, terdapat 24.847 jiwa yang menempati distrik ini. Pembagian administrative terdapat 3 kelurahan di distrik ini. Inauga, Kamoro Jaya dan Wonosari Jaya. Selain itu, terdapat juga 4 kampung di distrik ini adalah Kadun Jaya, Mandiri Jaya, Mawokau Jaya, Nawaripi (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Sempan di Inauga di distrik Wania, kabupaten Mimika? Seperti disebut di atas bahasa Sempan di wilayah Wania. Kampong Timika di sungai Timika dan teluk Mimika tempo dulu. Lalu bagaimana sejarah bahasa Sempan di Inauga di distrik Wania, kabupaten Mimika? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sabtu, 27 Januari 2024

Sejarah Bahasa (263): Bahasa Yeresiam di Distrik Yamor dan Danau Jamur Pedalaman Kaimana; Penutur Tinggal Hitungan Jari


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Distrik Yamor adalah sebuah kecamatan yang berada di kabupaten Kaimana, provinsi Papua Barat. Distrik Yamor merupakan kecamatan yang paling jauh untuk ditempuh kalau dengan mengunakan kapal bisa sampai tiga hari namun kalau dengan menggunakan pesawat kita harus ke Nabire dulu dan melanjutkan perjalan lagi dengan menggunakan perahu selama dua jam.


Bahasa Yeresiam Pedalaman (Sirise) dituturkan di kampung Wagoha, distrik Yamor, kabupaten Kaimana. |Kampung Wagoha terletak di pedalaman yang penghuninya merupakan etnik Wagoha. Jumlah penutur bahasa Yeresiam Pedalaman (Siri) di kampung ini lebih kurang lima belas jiwa. Menurut pengakuan penduduk, kampung Wagoha di sebelah timur berbatasan dengan kampung Urubika yang masyarakatnya menuturkan bahasa Napiti (dalam hal ini Bahasa Napiti Pedalaman), di sebelah barat berbatasan dengan kampung Wosokuno menuturkan bahasa Mee, di sebelah utara berbatasan dengan kampung Ure menuturkan bahasa Miere, dan di sebelah selatan berbatasan dengan kampung Etahima menuturkan bahasa Yeresiam Pedalaman. Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Yeresiam Pedalaman (Sirise) berbeda dengan bahasa Yeresiam, bahasa Yeresiam Kiruru, dan bahasa di sekitarnya, misalnya dengan bahasa Girimora, bahasa Air Matoa, dan bahasa Napiti Pantai. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Yeresiam di Distrik Yamor dan danau Jamur di pedalaman Kaimana? Seperti disebut di atas bahasa Yeresiam di distrik Yamor. Penutur tinggal hitungan jari. Lalu bagaimana sejarah bahasa Yeresiam Orang Wagoha di distrik Yamor, Yeresiam pedalaman Kaimana? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (262): Bahasa Air Matoa di Rurumo Tinggal Setetes Lagi di Teluk Etna: Pulau Aiduma hingga Aroe di Teluk Etna


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Kita tidak sedang membicarakan gununfg Etna di Eropa tetapi suatu teluk di Kaimana Papua yang menjadi nama distrik. Dalam hal ini distrik Teluk Etna terdiri kampong-kampang Bamana, Boiya, Nariki, Rurumo dan Siawatan. Di kampong Rurumo terdapat penutur bahasa Air Matoa (bukan Akhir Matua).


Bahasa Air Matoa dituturkan di kampong Rurumo distrik Teluk Etna, kabupaten Kaimana. Di kampong ini juga dituturkan bahasa Yeresiam dan bahasa Yuafeta. Kampong yang terletak di pantai dihuni oleh kelompok populasi Miere. Di kampong ini hanya ada satu penutur bahasa Air Matoa dan empat orang penutur pasif. Wilayah bahasa Air Matoa dulunya di Kampong Air Matoa di sebelah utara Rurumo (hingga 1975). Sementara itu bahasa Naipiti Pantai di sebelah timur di kampong Bamana di sebelah barat di kampong Ombapamuku serta di sebalah utara di kampon Hairapara. Sedangkan di sebelah selatan di Boiya dituturkan bahasa Busama. Bahasa Air Matoa berbeda dengan bahasa Girimora, bahasa Irarutu Bofuer, bahasa Kamberau dan bahasa Yeresiam. Bahasa Miere dituturkan di kampong Miere yang berbatasan dengan wilayah bahasa Napiti. Bahasa Miere berbeda dengan bahasa bahasa Muri, bahasa Wau Arak dan bahasa Yeresiam (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah bahasa Air Matoa di Rurumo tinggal setetes lagi di Teluk Etna? Seperti disebut di atas bahasa Air Matoa hanya tinggal satu orang lagi penutur aktif. Apakah sudah didokumentasikan? Pulau Aiduma hingga Aroe di Teluk Etna. Lalu bagaimana sejarah bahasa Air Matoa di Rurumo tinggal setetes Lago di Teluk Etna? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Jumat, 26 Januari 2024

Sejarah Bahasa (261):AksaraBatak Bilangan Batak, Lambang Geometrik - Angka Biner; Angka Batak, Angka Romawi, Angka Arab


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Selain aksara bahasa, juga ada aksara (lambang) bilangan. Bilangan pada dasarnya dapat ditulis dalam bentuk aksara. Bahasa dan bilangan adalah dua aspek dasar dalam perkembangan pengetahuan yang tidak saling terpisahkan. Aksara Batak termasuk salah satu yang didampingi dengan lambang (aksara) bilangan. Aksara/lambang bilangan Batak merujuk bentuk geometric. Angka bilangan Batak tidak memiliki angka (nomor) nol (empty) tetapi memiliki sistem bilangan yang unik bersifat biner (myth or math?).


Bilangan adalah konsep matematika dalam pencacahan dan pengukuran. Simbol/lambang mewakili suatu bilangan disebut angka/lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan telah diperluas meliputi bilangan nol, negatif, rasional dan irasional. Prosedur bilangan sebagai masukan dan menghasil bilangan lainnya sebagai keluran, disebut operasi numeris. Operasi uner mengambil satu masukan bilangan menghasilkan satu keluaran bilangan. Operasi lebih umum adalah operasi biner, mengambil dua bilangan sebagai masukan dan menghasilkan satu bilangan sebagai keluaran seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian. Bilangan sering diartikan sebagai angka atau nomor, tetapi ketiga istilah merupakan entitas berbeda. Angka adalah suatu tanda/lambang seperti bilangan lima dilambangkan menggunakan angka Hindu-Arab "5". Nomor biasanya menunjuk pada satu atau lebih angka melambangkan bilangan bulat dalam suatu barisan bilangan bulat berurutan seperti kata 'nomor 3' menunjuk salah satu posisi urutan dalam barisan bilangan-bilangan 1, 2, 3, dst. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah aksara Batak bilangan Batak, lambang geometrik dan angka biner? Seperti disebut di atas aksara bahasa Batak didampingi lambang bilangan Batak dengan karakteristik yang unik. Angka Batak, angka Romawi dan Angka Arab. Lalu bagaimana sejarah aksara Batak bilangan Batak, aksara geometrik dan angka biner? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982