Tampilkan postingan dengan label Sejarah Bengkulu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Bengkulu. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 November 2022

Sejarah Bengkulu (5): Pemerintahan di Bengkulu pada Era Hindia Belanda; Traktat London 1824, Tukar Bengkulu dan Malaka


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini 

Sejarah pemerintahan di Bengkulu kurang terinformasikan. Di laman Wikipedia hanya dinarasikan sedikit. Apa yang dinarasikan sejauh ini tidak menggambarkan (system) peemerintahan di Bengkulu secara kronologis dan lengkap. Tampaknya sejarah pemerintahan di Bengkulu hanya lengkap sejak 1968 (setelah menjadi provinsi). Bagaimana dengan sebelumnya tidak terinformasikan. Ok, baiklah, Mari kita tulis ulang.


Sejak dilaksanakannya Perjanjian London pada tahun 1824, Bengkulu diserahkan ke Belanda, dengan imbalan Malaka sekaligus penegasan atas kepemilikan Tumasik/Singapura dan Pulau Belitung). Sejak perjanjian itu Bengkulu menjadi bagian dari Hindia Belanda. Penemuan deposit emas di daerah Rejang Lebong pada paruh kedua abad ke-19 menjadikan tempat itu sebagai pusat penambangan emas hingga abad ke-20. Saat ini, kegiatan penambangan komersial telah dihentikan semenjak habisnya deposit. Pada tahun 1930-an, Bengkulu menjadi tempat pembuangan sejumlah aktivis pendukung kemerdekaan, termasuk Sukarno. Pada masa inilah Sukarno berkenalan dengan Fatmawati yang kelak menjadi istrinya. Setelah kemerdekaan Indonesia, Bengkulu menjadi keresidenan dalam provinsi Sumatra Selatan. Wilayah Bengkulu dahulu juga meliputi Kawedanan Krui yang meliputi Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat saat ini. Akan tetapi, berdasarkan hasil plebisit pada tahun 1951, Krui menjadi bagian dari Lampung. Pada tanggal 18 November 1968 Bengkulu menjadi provinsi Indonesia ke-26 (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah pemerintahan di Bengkulu era Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, sejarah pemerintahan di Bengkulu pada era Pemerintah Hindia Belanda kurang terinformasikan. Lalu bagaimana sejarah pemerintahan di Bengkulu era Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 09 November 2022

Sejarah Bengkulu (4): Geomorfologi Kota Bengkulu,Pantai Barat Sumatra;Pegunungan Bukit Barisan dan Pantai Timur Sumatra


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini 

Suatu wilayah sejarah tidak hanya sebatas wilayah administrasi, juga terkait dengan sejarah geografis. Akan tetapi itu tidak cukup, dalam batas-batas administrasi di wilayah geografi Bengkulu juga perlu memperhatikak geomorfologis wilayah. Sebab, perubahan geomorfologis wilayah dari masa ke masa akan terkaut dengan perubahan wilayah geografis yang dengan sendirinya perubahan wilayah aministrasi.


Wilayah administasi (provinsi) Bengkulu pada masa ini meliputi Sembilan kabupaten dan satu kota. Dengan memperhatikan bentuk geografis, dengan memisahkan tiga kabupaten (kabupaten Lebong, kabupaten Rejang Lebong dan kabupaten Kapahiang), terlihat wilayah geografis provinsi Bengkulu seperti garis sejajar dengan pantai barat Sumatra. Garis geografi pantai ini menjadi garis pantai yang lebih panjang di masa lalu. Pada era Pemerintah Hindia Belanda, wilayah administrasi residentie Bengkulu telah dikurangi wilayah district Indrapura (kini masuk wilayah administrasi kabupaten Pesisir Selatan, provinsi Sumatra Barat). Pada era Republik Indonesia wilayah administrasi provinsi Bengkulu dikurangi district Krui (kini masuk wilayah adsministrasi kabupaten Pesisir Barat). Jadi dalam hal ini provinsi Bengkulu diapit oleh wilayah administrasi Pesisir Srlatan di utara dan Pesisir Barat di selatan). Lalu mengapa tiga wilayah geografis kabupaten (kabupaten Lebong, kabupaten Rejang Lebong dan kabupaten Kapahiang) dimasukkan ke wilayah administrasi (residentie) Bengkulu? Mengapa tidak ke wilayah administrasi (provinsi) Sumatra Selatan? Itu adalah soal lain lagi.

Lantas bagaimana sejarah geomorfologi wilayah Bengkulu di Pantai Barat Sumatra? Seperti disebut di atas, wilayah geografis provinsi Bengkulu di Pantai Barat Sumatra berada diantara wilayah administrasi kabupaten Pesisir Selatan dan kabupaten Pesisir Barat. Dalam konteks inilah penting wilayah geografis provinsi Bengkulu diperhatikan secara geomorfologis. Lalu bagaimana sejarah geomorfologi wilayah Bengkulu di Pantai Barat Sumatra? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bengkulu (3): Benteng di Bengkulu, Benteng Inggris Fort Marlborough; Sejarah Benteng-Benteng Belanda di Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini 

Di Indonesia umumnya benteng-benteng masa lampau dibangun oleh orang-orang Belanda. Semua benteng dibanngun pada era berbeda-beda. Namun ada beberpa benteng yang dibangun oleh orang Inggris dan orang Portugis. Benteng Inggris terdapat di Bengkulu dan Natal. Benteng Inggris di Bengkulu yang disebut Fort Marlborough sangat strategis bagi Inggris dalam hubungannya dengan ekspansi ke Australia.


Benteng Marlborough (Inggris: Fort Marlborough) adalah benteng peninggalan Inggris di Kota Bengkulu. Benteng ini didirikan oleh East India Company (EIC) tahun 1714-1719 di bawah pimpinan gubernur Joseph Callet sebagai benteng pertahanan Inggris. Benteng ini didirikan di atas bukit buatan, menghadap ke arah Kota Bengkulu dan memunggungi Samudra Hindia. Benteng ini pernah dibakar oleh rakyat Bengkulu; sehingga penghuninya terpaksa mengungsi ke Madras. Mereka kemudian kembali tahun 1724 setelah diadakan perjanjian. Tahun 1793, serangan kembali dilancarkan. Pada insiden ini seorang opsir Inggris, Robert Hamilton, tewas. Dan kemudian pada tahun 1807, residen Thomas Parr juga tewas. Keduanya diperingati dengan pendirian monumen-monumen di Kota Bengkulu oleh pemerintah Inggris. Marlborough masih berfungsi sebagai benteng pertahanan hingga masa Hindia Belanda tahun 1825-1942, Jepang tahun 1942-1945, dan pada perang kemerdekaan Indonesia. Sejak Jepang kalah hingga tahun 1948, benteng itu manjadi markas Polri. Namun, pada tahun 1949-1950, benteng Marlborough diduduki kembali oleh Belanda. Setelah Belanda pergi tahun 1950, benteng Marlborough menjadi markas TNI-AD. Pada tahun 1977, benteng ini diserahkan kepada Depdikbud untuk dipugar dan dijadikan bangunan cagar budaya. Benteng ini berada di tanah seluas 44.000 meter2; Ukuran fisiknya sekitar 240 x 170 m. Ketinggian dinding bervariasi dari 8 sampai 8.50 meter, dengan ketebalan 1.85 sampai 3 meter. Pertahanan benteng terdiri dari 72 meriam. Di dalam benteng terdapat beberapa baris bangunan dengan atap berbentuk segitiga. Bangunan tersebut memiliki krepyak teras dengan barisan tiang besi. Catatan yang ada mengatakan bangunan ini difungsikan sebagai barak, penjara, dan kantor. Di bagian tengah benteng ini juga terdapat lapangan besar yang berfungsi sebagai halaman dalam (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah benteng di Bengkulu, benteng Inggris Fort Marlborough? Seperti disebut di atas di Bengkulu terdapat benteng yang dibangun orang Inggris dan didunakan oleh orang Inggris. Lalu bagaimana sejarah benteng di Bengkulu, benteng Inggris Fort Marlborough? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 08 November 2022

Sejarah Bengkulu (2): Asal Usul Awal Nama Bengkulu;Benkulen, Bengkulen, Bangkulon, Bangkaihulu, Bangkahulu dan Bencoolen


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini 

Apalah arti sebuah nama? Itu bahasa sastra ala William Shakespeare. Namun dalam bahasa sejarah nama (tempat) itu sangat berarti, tidak hanya sebagai penanda navigasi pelayaran perdagangan, juga koding yang penting dalam navigasi pencarian data sejarah. Nama Bencoolen haruslah memandu kita pada masa menavigasi untuk mencari data sejarah di Bengkulu. Dalam hal inilah nama Bengkulu dalam rentang sejarah memiliki arti.


Asal-usul Nama Bengkulu: dari Bangkai dan Hulu, Terkait Perang. KOMPAS.com - Kota Bengkulu adalah sebuah provinsi yang berada di pulau Sumatra. Kota ini terletak di bagian Barat Daya Pulau Sumatra, yang berbatasan dengan provinsi Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan, dan Lampung. Bengkulu dalam bahasa Belanda disebut Benkoelen atau Bengkulen; dalam bahasa Inggris disebut Bencoolen; sementara dalam bahasa Melayu disebut Bangkahulu. Terdapat banyak versi cerita tentang asal usul dan nama Bengkulu, ada yang menyebutkan bahwa nama Bengkulu berasal dari bahasa Melayu 'Bangkulon'. Kata 'bang' yang berarti “pesisir” dan 'kulon' yang berarti “barat”, kemudian mengalami pergeseran pengucapan. Kata "bang" berubah menjadi beng, dan "kulon" menjadi kulu. Sementara sumber lain menyatakan nama “Bencoolen” diambil dari sebuah nama bukit di Cullen, Skotlandia, Bm of Cullen. Dilansir laman resmi Pemeritah Kota Bengkulu, sumber tradisional menyebutkan bahwa Bengkulu atau Bangkahulu berasal dan kata Bangkai dan Hulu yang maksudnya bangkai di hulu. Konon menurut sejarah, dulu pernah terjadi perang antara kerajaan-kerajaan kecil yang ada di Bengkulu. Pertempuran itu banyak menimbulkan korban dari kedua belah pihak di hulu sungai Bengkulu. Korban perang inilah yang menjadi bangkai tak terkuburkan di hulu sungai tersebut. Maka tercetuslah sebutan Bangkaihulu yang lama-kelamaan berubah pengucapan menjadi Bangkahulu atau Bengkulu (Kompas.com).

Lantas bagaimana sejarah asal usul awal nama Bengkulu? Seperti disebut di atas ada banyak versi yang banyak ditulis Benkoelen (Belanda), Bencoolen (Inggris) dan Bengkulu (masa ini). Lalu bagaimana sejarah asal usul awal nama Bengkulu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 25 Mei 2021

Sejarah Bengkulu (1): Bengkulu di Zaman Kuno, Penemuan Candi Mengukur Seberapa Tua Peradaban; Menunggu Temuan Prasasti

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini

Di (pulau) Jawa penemuan masih terus berlangsung, meski belum ada penemuan candi di Bengkulu bukanlah ketinggalan kereta. Candi kuno selalu tersembunyi, tidak hanya berada di tengah rimba, juga adakalanya wujudnya tertimbun di bawah permukaan tanah. Semakin tersembunyi suatu candi kuno, semakin sulit ditemukan. Penemuan candi sering terjadi karena tidak sengaja, Penemuan candi yang tidak sengaja di Bengkulu sangat diharapkan dan segera dapat dilaporkan oleh penduduk yang kemudian tentunya akan ditindaklanjuti pemerintah dan akan membantu narasi sejarah zaman kuno. Kita hanya menunggu, akankah ada temuan candi dan apakah ada data yang menjelaskan peradaban zaman kuno di Bengkulu.

Nama Bengkulu diduga berasal dari nama zaman kuno, nama yang sudah dikenal luas di (pulau) Sumatra seperti Bangka, Bangko, Bengkalis dan sebagainya. Tidak diketahui apakah nama Bengkulu yang sekarang dirujuk pada nama Bangkahulu (Bangka Hulu). Yang paling dekat dengan nama Bengkulu adalah pada nama Bangka atau Bangko. Mungkin dapat ditambahkan nama Bangkok. Nama Bangka sendiri merujuk pada nama India (era Hindoe Boedha). Dalam hal ini nama Bengkulu atau Bangka Hulu bisa jadi sebagai nama Bangka pertama di pantai barat Sumatra sebelum dikenal nama itu di pantai timur Sumatra atau Semenanjung. Dari toponimi ini dapat diinterpretasi, wilayah Bengkulu yang sekarang wilayah yang sudah dikenal sejak awal sejarah.

Lantas bagaimana sejarah zaman kuno di provinsi Bengkulu? Seperti disebut di atas wilayah Bengkulu yang sekarang diduga sudah dikenal sejak zaman kuno. Namun yang menjadi pertanyaan adalah setua apa sejarahnya di zaman kuno? Seperti di wilayah lain, untuk mengetahui itu diperlukan data-data sejarah kuno, seperti artefak, prasasti atau bahkan peninggalan struktur seperti candi. Penemuan situs candi di Bengkulu tentunya akan dapat membangkitkan harapan untuk memperkaya narasi sejarah zaman kuno di wilayah Bengkulu. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.