Penduduk Betawi di Batavia sudah sejak lama disebutkan. Penduduk Betawi umumnya berbahasa Melayu. Penduduk Betawi dikelilingi oleh penduduk berbahasa Sunda di area yang lebih tinggi (bovenlanden). Bagaimana penduduk Betawi terbentuk sudah ada yang pernah menelitinya. Oleh karena itu, penduduk Betawi diasumsikan adalah penduduk asli Batavia. Satu hal yang menarik dilihat, ketika Batavia telah berproses dan namanya berganti menjadi Jakarta, muncul pertanyaan baru: dimana pemukiman mereka terkonsentrasi sekarang?.
Sunda Kalapa Hingga Batavia
Secara teoritis, area yang
menjadi Batavia di masa lampau adalah teritori yang berbahasa Sunda—mulai dari
garis pantai di Banten hingga di Chirebon ke pedalaman. Teritori berbahasa
Sunda ini dipertegas ketika Portugis/Belanda menyebut pelabuhan di muara
Ciliwong sebagai Cunda Kalapa (Sunda Kalapa). Sunda berarti terkait dengan
pegunungan di pedalaman (Kerajaan Pakuan Pajajaran), Kalapa berarti tanaman
yang banyak ditemukan di dataran rendah dekat garis pantai. Satu-satunya pintu
(gate) penduduk berbahasa Sunda di pedalaman adalah muara Tjiliwong. Sebaliknya
muara sungai adalah pintu (gate) bagi pihak luar untuk berinteraksi dengan
penduduk dari pedalaman. Oleh karena itu, muara sungai Tjiliwong (Sunda: cai,
ci= air, sungai) adalah titik strategis untuk memulai memahami penduduk Betawi.
Soerabaijasch handelsblad, 28-08-1886 |
Kehadiran orang asing (Asia
seperti India, Tiongkok, Arab, Persia) dan yang kemudian disusul orang Eropa
seperti Portugis, Spanyol, Belanda, Perancis dan Inggris telah menambah
keramaian pelabuhan Sunda Kelapa. Pelabuhan Sunda Kelapa sendiri yang sejak
dari doeloe menjadi tempat pertukaran (exchange) yang penting dari luar (garam,
kain, besi dan sebagainya) dan dari dalam di pedalaman (rempah-rempah, dan
hasil-hasil hutan). Moda transportasi awal adalah melalui air (laut dan
sungai). Sungai Ciliwong menjadi moda terpenting dari dan ke pedalaman
(Pakuan/Padjadjaran). Paling tidak hingga beberapa pelabuhan sungai yang
penting di sungai Ciliwung yang bahkan sampai ke Bodjong Gede (Moera Beres).