Jumat, 31 Desember 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (326): Pahlawan-Pahlawan Indonesia, Lagu Indonesia Raya WR Soepratman; Pro Kontra di Vorlksraad

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Lagu Indonesia Raya tidak terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945. Yang sudah ada adalah Bendera dan Bahasa. Pasal 35 Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih; Pasal 36 Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia. Lagu Indonesia Raya baru ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Meski demikian, lagu Indonesia Raya ciptaan WR Soepratman sudah ada sebelum Koengres Pemuda 1928. Dalam Kongres 1928 Lagu Indonesia Raya diperdengarkan (bukan berarti pertama kali diperdengarkan, seperti dicatat pada Wikipedia).

Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini pertama kali diperkenalkan oleh komponisnya, Wage Rudolf Soepratman, pada tanggal 28 Oktober 1928 pada saat Kongres Pemuda II di Batavia. Ketika mempublikasikan Indonesia Raya tahun 1928, Wage Rudolf Soepratman dengan jelas menuliskan ‘lagu kebangsaan’ di bawah judul Indonesia Raya. Teks lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali oleh suratkabar Sin Po, sedangkan rekaman pertamanya dimiliki oleh seorang pengusaha bernama Yo Kim Tjan. Setelah dikumandangkan tahun 1928 di hadapan para peserta Kongres Pemuda Kedua dengan biola, pemerintah kolonial Hindia Belanda segera melarang penyebutan lagu kebangsaan bagi Indonesia Raya. Meskipun demikian, para pemuda tidak gentar. Mereka menyanyikan lagu itu dengan mengucapkan ‘Mulia, Mulia!’ (bukan ‘Merdeka, Merdeka!’) pada refrein. Akan tetapi, tetap saja mereka menganggap lagu itu sebagai lagu kebangsaan. Selanjutnya lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan pada setiap rapat partai-partai politik. Setelah Indonesia merdeka, lagu itu ditetapkan sebagai lagu Kebangsaan perlambang persatuan bangsa. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah lagu Indonesia Raya? Seperti disebut di atas, lagu Indonesia Raya karya WR Soepratman sudah beredar sebelum Kongres Pemuda 1928. Lalu bagaimana selanjutnya? Lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan Indonesia diperdebatkan di dewan pusat Volksraad. Bagaimana bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 30 Desember 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (325): Pahlawan Indonesia Tadjuddin Noor, Borneo; Indische Vereeniging di Leiden, Volksraad di Batavia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pahlawan Indonesia lainnya dari Kalimantan Selatan adalah Tadjoeddin Noor lahir di Pegatan. Tadjoeddin Noor adalah salah satu dari dua yang bertma dari pulau Borneo studi ke Belanda. Di Belanda Tadjoeddin Noor bergabung dengan para nasionalis Indonesia yang tergabung dalam Perhimpoenan Indonesia. Tadjoeddin Noor adallah nasionalis sejati Indonesia.

Tadjoeddin Noor (lahir 16 April 1906) adalah seorang politikus dan nasionalis Indonesia. Dia adalah wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Sementara antara tahun 1950 dan 1956, dan memimpin legislatif Negara Indonesia Timur (NIT). Noor menjadi pendukung gerakan republik di Indonesia Timur. Ia menjadi senator setelah penyerahan kedaulatan tahun 1949, dan terus aktif dalam politik selama tahun 1950-an sebagai anggota Majelis Konstitusi. Tadjoedin Noor lahir di Pegatan. Ia studi hukum di Universitas Leiden. Setelah lulus dari Leiden, Noor mulai bekerja sebagai pengacara di Banjarmasin. Ia bekerja di sana antara tahun 1936 dan 1939. Mulai Juli 1939 hingga invasi Jepang ke Hindia, ia menjadi anggota Volksraad. Di dalam Volksraad, ia adalah anggota dari fraksi Nasionalis yang dipimpin oleh Mohammad Husni Thamrin. Pada tahun 1941, ia dilaporkan bergabung dengan konspirasi kolom kelima Jepang untuk menyabotase pertahanan Hindia untuk invasi yang akan datang, bersama dengan nasionalis lain seperti Achmad Soebardjo dan Alexander Andries Maramis.,sabotase akhirnya tidak diperlukan. Setelah Jepang menyerah, Noor kembali menjadi pengacara untuk beberapa waktu di Makassar. Setelah Ratulangi dihakimi oleh pasukan Belanda yang kembali, Noor (yang telah ditunjuk oleh kaum nasionalis di Jawa sebagai wakil gubernur republik Sulawesi menjadi pemimpin politik de facto gerakan kemerdekaan Indonesia di Sulawesi. Ia juga ketua Partai Nasional Indonesia di Makassar. Selama Konferensi Denpasar tahun 1946, yang dihadiri Noor, ia dianggap sebagai tokoh kunci dalam memperjuangkan perjuangan nasionalis/republik. Belakangan bulan itu, Noor mencalonkan diri sebagai salah satu dari dua calon kepala negara Negara Indonesia Timur yang baru dibentuk, tetapi kalah tipis dari Tjokorda Gde Raka Soekawati (33–36) setelah tiga putaran pemungutan suara. Setelah kekalahannya, Noor mencalonkan diri sebagai Ketua legislatif negara bagian yang baru, kali ini mengalahkan kapten KNIL Ambon Julius Tahija 40–25. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah pahlawan Indonesia Tadjoeddin Noor dari Kalimantan Selatan? Seperti disebut di atas, Tadjoeddin Noor adalah nasional Indonesia sejati. Lalu bagaimana sejarah pahlawan Indonesia Tadjoeddin Noor? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (324): Pahlawan Nasional Sultan Aji Muhammad Idris Asal Kutai; Pantai Timur Borneo pada Era VOC

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pahlawan Nasional Sultan Aji Muhammad Idris adalah pahlawan Indonesia yang ditabalkan pada tahun 2021. Sultan Aji Muhammad Idris menjadi Pahlawan Nasional pertama dari Kalimantan Timur. Sehubungan dengan dimekarkannya Kalimantan Timur dengan membentuk provinsi Kalimantan Utara, maka sejauh ini Pahlawan Nasional dari Kalimantan Utara belum ada. Apakah tidak ada lagi Pahlawan Nasional dari Kalimantan Timur dan apakah ada Pahlawan Nasional dari Kalimantan Utara?

Sultan Aji Muhammad Idris adalah Sultan ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura yang memerintah mulai tahun 1735 hingga tahun 1778. Sultan Aji Muhammad Idris adalah sultan pertama yang menggunakan nama Islam semenjak masuknya agama Islam di Kesultanan Kutai Kartanegara pada abad ke-17. Sultan Aji Muhammad Idris yang merupakan cucu menantu dari Sultan Wajo La Madukelleng berangkat ke tanah Wajo, Sulawesi Selatan untuk turut bertempur melawan VOC bersama rakyat Bugis. Dengan gagah berani Sultan Aji Muhammad Idris menggempur VOC dan akhirnya beliau gugur sebagai syuhada di medan perang (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Sultan Aji Muhammad Idris di Kutai? Seperti disebut di atas, Sultan Aji Muhammad Idris adalah Pahalawan Nasional pertama dari Kalimantan Timur/Kalimantan Utara. Pahlawan Indonesia yang berasal dari masa VOC (Belanda). Lalu bagaimana sejarah Sultan Aji Muhammad Idris? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 29 Desember 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (323): Pahlawan Nasional Pengeran Mohamad Noor, Banjar; THS te Bandoeng, Volksraad dan BPUPKI


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Tidak hanya Pengeran Antasari yang telah ditabalkan menjadi Pahlawan Nasional. Ada juga pahlawan Indonesia yang berasal dari Banjar (kini Kalimantan Selatan) yang juga bergelar Pangeran yang telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional, yakni Pengeran Muhammad Noor. Dalam sejarah Banjar, Pangeran Mohamad Noor termasuk salah satu pejuang yang lulus di perguruan tinggi.

Pangeran Muhammad Noor] (24 Juni 1901 – 15 Januari 1979) adalah mantan Menteri Pekerjaan Umum dan gubernur Kalimantan. Ia lahir di Martapoera dari keluarga bangsawan Pangeran Ali dan Ratu Intan (cucu dari cucu Raja Banjar Sultan Adam al-Watsiq Billah). Setelah lulus HIS tahun 1917, ia meneruskan ke jenjang MULO dan lulus tahun 1921, lalu lulus dari HBS tahun 1923, dan pada tahun 1923 masuk Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS). Pada tahun 1927, ia berhasil meraih gelar Insinyur dalam waktu empat tahun sesuai masa studi, setahun setelah Ir Soekarno (presiden RI pertama) lulus. Pada tahun 1935-1939 ia menggantikan ayahnya Pangeran Muhammad Ali sebagai wakil Kalimantan dalam Volksraad pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Tahun 1939, ia digantikan Mr. Tadjudin Noor dalam Volksraad. Ia juga merupakan tokoh pejuang yang berhasil mempersatukan pasukan pejuang kemerdekaan di Kalimantan ke dalam basis perjuangan yang diberi nama Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan di bawah pimpinan Hassan Basry (1945-1949) dan juga sebagai anggota BPUPKI. Pada periode 24 Maret 1956 - 10 Juli 1959, ia menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum. Pada tanggal 8 November 2018 ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Pangeran Mohamad Noor? Seperti disebut di atas, Mohamad Noor adalah pangeran dari Banjar yang menempuh pendidikan tinggi (universitas) yang turut berjuang demi bangsa Indonesia, khususnya di Banjar. Lalu bagaimana sejarah Pangeran Mohamad Noor? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.